14 CELSIUS

584 93 1
                                    

14 celsius

"Apa yang kau pikirkan?"

Beomgyu menoleh dan tersenyum. "Kok tidak tidur?" Ia mengusap dahi Taehyun seraya menyingkirkan sedikit anak rambut di dahi Taehyun. "Ini sudah larut."

"Kau terus melamun." Taehyun mengerang. "Aku khawatir." Sejujurnya, Taehyun jadi merasa Beomgyu terasa begitu jauh. Apakah ciuman tadi sangat salah untuk Beomgyu? Taehyun meraih tangan Beomgyu seraya memaksa agar pria itu menatapnya. "Apa yang kau pikirkan?"

"Hm bukan hal penting," jawabnya singkat.

"Jangan berbohong padaku. Kau mau pergi, ya?"

"Tidak."

Taehyun menghela napas. Seluruh tempat ini seperti dalam dongeng. Sebenarnya Taehyun tidak pernah cocok dengan tempat lain selain penginapannya. Tapi dia sudah sejauh ini dan Beomgyu masih enggan berbicara atau memberitahu apa yang dipikirkan. Taehyun memandang Beomgyu sendu. "Kau vampir dan aku manusia."

"Dan itu sudah cukup jelas bahwa kita berbeda."

"Aku tidak peduli."

Beomgyu tertawa singkat. "Kau sangat... berbeda." Ia tidak dapat mengungkapnya dalam kata singkat: manis kau sangat manis sampai aku mau pingsan. Kau sangat cantik sampai dadaku sakit. Kau sangat hidup seperti ketika aku menyentuhmu, aku takut akan membuatmu terluka. Aku merasa berdosa karena menginginkanmu dan serakah.

"Jadi apa sih yang biasanya dilakukan pangeran di sini?" tanyanya mengejutkan. Taehyun yang bersinar kembali dan dia melebarkan senyuman. "Apakah kalian bahkan pernah berjalan tanpa kereta kuda?"

"Hahaha. Tidak begitu." Beomgyu ikut terbawa suasana yang mencair. "Kami normal saja."

Taehyun mengangguk. "Kapan-kapan ajak aku mengunjungi istanamu itu. Aku penasaran. Kau tahu biasanya istana itu mengesankan." Taehyun tidak bohong; dia memang penasaran seberapa besar istana Sergia ini. "Dan tunjukkan banyak hal padaku."

*

*

Choi Beomgyu harus baca ini!

Beomgyu mengeryit mendapati kertas di dekat mejanya. Ia menunduk dan tersenyum kecil. Taehyun sedang berpakaian di dalam karena hari mulai terang dan lebih hangat. Beomgyu duduk kemudian mendapatkan novel yang ditinggalkannya di penginapan seraya meraih surat Taehyun yang sengaja diselipkan.

Choi Beomgyu. Aku tidak peduli kalau kau vampir atau monster atau apa pun yang aku tidak mengerti. Kau bisa mengandalkanku. Jangan pergi lagi karena aku pasti kesepian. Jangan menjauh seolah aku punya penyakit menular. Tetap di sampingku sampai kau benar-benar muak padaku (Psst aku berharap kau terus nyaman denganku.) Musim dingin terasa lebih bersahabat saat kau bersamaku. Penginapan jadi hidup dan kau membuatku lebih merasa "hidup ini menyenangkan juga" saat kau denganku. Aku mungkin manusia cerewet dan penuntut di matamu tapi aku mau dipandang seperti itu. Asalkan kau benar-benar tidak pergi lagi. Aku mungkin terlalu memaksamu tapi aku sungguh-sungguh saat aku bilang aku memang menyukaimu.

Menyukaimu ditulis secara tegas dan penuh tekanan. Beomgyu menyimpan surat itu di sakunya dan mulai bangkit. Taehyun memakan sweter besar dan kepalanya masih terkantuk-kantuk. Ia berjalan lamban dan memandangi Beomgyu. "Kita akan pergi dari sini? Koperku..." Beomgyu sudah merapikannya dan menyiapkannya dekat pintu. "Jadi aku harus pergi dari sini? Tempat ini sangat nyaman. Seperti dirimu."

"Udaranya mulai hangat dan mungkin kau bosan terus terjebak di sini."

Taehyun menggeleng. "Aku tidak bosan kok." Mereka sarapan karena Beomgyu sudah memasak. Sejujurnya makanannya sangat enak sampai Taehyun keroncongan dan terus menyantap lebih banyak dari porsi makan biasanya. Mereka keluar vila. Beomgyu menyeret koper Taehyun sembari menggandeng tangan Taehyun yang masih terbungkus sarung tangan wol. Taehyun terus mengoceh tempat ini seputih salju dan dia belum pernah lihat tempat yang bisa begitu dingin dalam waktu lama. Membeku. "Seperti aku." Taehyun menoleh saat Beomgyu mengatakannya. "Dahulu aku sangat beku. Sampai kau datang."

WHEN A COLD HITS US | beomtae ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang