0 CELSIUS

1K 144 5
                                    

Warning!!! 17+

0 celcius

Kakak Beomgyu yang tertua pernah memimpin pasukan vampir terbaik Alcazar. Mereka pasukan yang terpilih dan hanya segelintir saja yang dapat lolos menjadi pelindung istana dan sekitar pusat kota Kav. Kakak tertua Beomgyu bernama Ming, dan dia kurang sabar. Setelah menelisir perbatasan bersama yang lain, Ming turun dari kudanya seraya menengadah tangan. Salju bertumpukan di tangannya dengan napasnya terdengar mirip helaan. "Aku tidak akan keliru. Adikku, Beomgyu, sudah melewati perbatasan."

"Sekarang bagaimana, Pangeran?"

Ming berbalik kemudian melipat bibirnya. "Tidak ada pilihan. Harus ada yang menyusulnya ke sana, tapi aku akan minta izin dari Raja dahulu," katanya. Ming selalu membuat siapa pun hormat padanya, jadi pasukan terbaik itu pun membungkuk paham. Dalam mantel bulunya, Ming terlihat sangat pucat. Dia hampir seperti manusia salju terbalut mantel. Namun garis mata alisnya tegas dan berwarna hitam gagak, jadi siapa pun ngeri padanya. Berbeda dengan Beomgyu, yang terlihat menjengkelkan namun punya aura bersahabat. Beomgyu seperti musim gugur, sedangkan Ming seperti musim dingin yang panjang.

Ming naik ke pelananya dan melecutkan tali kekang kudanya agar kembali ke markas mereka. Dalam dua bulan terakhir, Ming lumayan sibuk karena urusan pemerintahan serta penasihat raja yang menyiapkannya akan pemindahkan kekuasaan dari ayahnya ke tangan Ming. Namun, ayah lebih seuju mereka membicarakannya lebih lanjut dengan Beomgyu pua. Dari yang Ming amati, ayah lebih fokus pada si bungsu dan lebih menaruh perhatian pada si bungsu.

"Tenanglah, Ayah hanya berusaha menjaga Beomgyu saja."

Ming mengatupkan rahangnya, kemudian mendesak kudanya setengah berari melewati hutan, dan berjalan di jalanan menuju istana Alcazar. Jika memang ayahnya tetap memilih Beomgyu untuk jadi penerus, Ming akan berusaha membujuk ayahnya agar luluh. Bagaimanapun, terlalu berisiko untuk menyerahkan seluruh kekuasaan pada si biang onar tersebut. Ming belum mau berceramah panjang lebar soal bencana apa yang mungkin Beomgyu timbulkan jika menjadi raja.

Dia masih bocah, astaga! Tidak peduli berapa ratus tahun usianya, Beomgyu seperti punya anak kecil yang terjebak di tubuh jangkungnya itu. Ming mendengus, kemudian meminta pasukan agar bergegas. Hari makin gelap dan mereka akan berkumpul di aula untuk menjelaskan pencarian Beomgyu di hari ini.

*

*

Beomgyu menjaga ritme bibirnya agar tetap menggoda sekaligus memuaskan bibir Taehyun. Dia terus melesakkan lidahnya seraya sesekali mencoba menggigit bawah bibir Taehyun, yang disambut pekikan pemuda tersebut. Beomgyu terkekeh di sela-sela ciuman dan terus mendominasi ciuman tersebut. Dia melepaskan pakaian atas Taehyun, merasakan bagaimana kulit punggung Taehyun meremang hangat, kemudian dadanya lumayan sensitif saat bergesekan dengan pakaian Beomgyu yang masih lengkap. "Hm.." Beomgyu melepaskan ciuman mereka, terengah-engah dengan napas panas. Taehyun menatapnya dengan bibirnya yang membuka dan agak bengkak. "Jadi...."

Taehyun menutupi depan tubuhnya, kemudian berniat turun dari pangkuan Beomgyu. Dia tidak bisa bereaksi apa pun waktu Beomgyu justru menahan pinggangnya lagi.

"Tetap begini. Kau cantik."

Pipi Taehyun terpanggang malu. Di bawah lampu, kulitnya bersinar dan mulus tanpa cacat. Taehyun sadar pertama kali dia membuka pakaian di hadapan orang asing. Dia menggigil, hingga Beomgyu memperbolehkan dia mengenakan pakaiannya lagi, tentu dengan mata terus memperhatikan Taehyun seperti tidak ada lagi yang penting. "Beomgyu, sebaiknya kita tidur."

"Mengapa? Apakah kau tidak nyaman berciuman denganku?" tanyanya frontal. Taehyun langsung melotot, sedangkan Beomgyu mengusap wajah Taehyun dan mendekatkan wajah mereka lagi. "Mengapa?"

WHEN A COLD HITS US | beomtae ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang