17 CELSIUS

456 75 5
                                    

17 celsius

"Kang Gyeoul, kau mau menikahi manusia?" Suara lantang raja menyeruak di lantai aula tersebut. "Apa maksudmu kau mau meninggalkan istana ini dan hidup dengan manusia?" katanya naik pitam. Bukan rahasia lagi, kata "manusia" sudah jadi kata terlarang di istana dan disandingkan dengan kata "menikah" dan "manusia" sangat terlarang di sini. "Aku tidak memahamimu."

Kang Gyeoul pria tampan dan tinggi. Rambutnya hitam seperti gagak, mata cokelat gelap seperti kayu mahogani hangat. Bibirnya tertekuk angkuh dan wajah tampannya memancarkan aura garang. Ia selalu ditunjuk sebagai pemimpin pasukan elit dari keluarga istan Sergia. Dan Kang Gyeoul selalu jadi primadona karena karisma serta ketangkasannya. Ketika ia pergi selama lima bulan untuk menjadi penyusup ke wilayah manusia (ada desas-desus bahwa manusia akan balik memberontak dan membakar vampir mana saja yang tertangkap mata mereka, bahkan menjadikan mereka pajangan rumah dan menginjak-injak tubuh mereka di atas abu), maka dia ditunjuk untuk menjadi mata-mata. Tak disangka, lima bulan itu justru mempertemukan si kesatria tangguh itu dengan wanita bernama Sarang. Tubuh yang membeku, jantung yang tidak berdetak, naluri vampir yang telah mengaliri tubuhnya, sekarang berganti menjadi rasa ingin memiliki Sarang dan ingin memberikan seluruh semesta pada wanita anggun tersebut.

Berabad-abad berlalu, Gyeoul jatuh cinta. Sejatuh-jatuhnya hingga akal sehatnya tidak lagi di tempat (menurut pendapat raja). Gyeoul sudah menurunkan pedang, menyatakan bahwa dia akan meninggalkan posisi agungnya dan berbaur dengan manusia. Jelas, itu menjadi bahan pertentangan di istana; manusia dan vampir tidak selayaknya hidup bersama dan manusia vampir tidak akan pernah menikah. Gyeoul tahu dan paham, ia sangat cerdas di kelompoknya karena sering ditunjuk sebagai pembuat taktik perang. Namun rasa cintanya melebihi apa pun. Hanya Sarang yang terpenting sekarang, dan Sarang sudah mengandung buah hatinya. Sejauh apa pun Gyeoul pergi, dia akan kembali menemui Sarang secara diam-diam, mengelus perut mungil Sarang dan mengatakan kata-kata sayang bahwa suatu hari mereka akan menikah. Gyeoul menanti momen yang tepat untuk menemui raja, mengundurkan diri dan hidup bersama Sarang.

Gyeoul berlutut, menekuk kakinya dan menunduk. "Ini keputusan saya. Saya rela tidak diingat lagi di sini dan dicampakkan. Saya rela tidak membawa apa pun dari istana, dan hidup miskin di sana. Saya rela bahwa saya tidak lagi vampir di mana kalian. Saya rela hidup saya sebagai prajurit utama di sini berakhir demi kekasih saya."

"Kau tetap vampir di sini atau di mana pun. Jika kekasihmu mati, kau harus berjanji untuk mengasingkan diri dan jangan pernah kembali kemari."

"Ya, saya terima."

Raja menggertakan giginya. Gyeoul selalu gigih dan sulit goyah. Tidak pernah disangka, bahwa Gyeol akan membuat keputusan konyol seperti ini. "Kau akan menyesalinya, Gyeoul. Kau adalah prajurit terbaik Sergia, kami memberimu segalanya dan kami kasih semua yang kau inginkan. Bagaimana bisa kau berbalik mengkhianati kami hanya demi satu manusia fana itu?" katanya meninggi. Gyeoul tidak menjawab dan hanya menunduk. "Kau berani kepadaku?"

Gyeoul menaruh pedangnya di lantai, disusul jubah zirahnya dan seluruh atributnya. Menyisakan kaus hitam tipis dan celana panjang hitam. Ia membungkuk dalam yang terakhir kali dan berbalik pergi.

Sarang tengah membersihkan halaman depan ketika Gyeoul muncul. Wanita itu langsung memeluk tubuh Gyeoul erat. "Kau kembali!"

"Kita akan menikah. Semuanya akan baik-baik saja."

Sarang menangis pelan, mendekap tubuh yang ia rindukan itu. Tidak lama berselang, bayi laki-laki lahir dengan mata bulat indah dan wajah tampan. Bibirnya terlihat cantik serta rambutnya sehitam gagak. Kang Taehyun. Bayi manis itu sangat sehat dan kelahirannya terdengar sampai ke desa-desa sebelah.

*

*

Tangan besar itu menarik Taehyun keluar dan mencekik batang lehernya. Tubuh Taehyun terangkat tinggi karena sosok itu mengangkat tangannya, hingga kaki Taehyun tidak menyentuh tanah lagi. "Keluargamu. Tepatnya, ayahmu sudah berkhianat. Berabad-abad dia mengbadi pada kami, sudah berabad-abad dia tunduk, justru dia menikahi manusia. Dan kau lahir. Menjijikkan." Vampir besar itu mengamuk keras. "Kau tahu? Karena dia, keluargaku hidup susah. Aku sulit mendaftar di akademi prajurit karena mereka ingin pria berkeluarga saja yang mendaftar sedangkan untuk hidup pun aku dan keluarga sangat suitl. Aku hanya ingin jadi prajurit, punya banyak uang dan pulang dengan bahagia! Tapi ayahmu..." Ia mencekik Taehyun lebih erat. "Bedebah itu membuat semuanya susah. Beratus-ratus tahun lamanya kami punya prajurit, hanya ayahmu yang membuat raja sangat marah. Ia bahkan tidak mengizinkanku untuk muncul karena tiap pemuda lajang di matanya hanya akan jadi pengkhianat dan mencintai manusia."

Taehyun merasa lehernya hampir remuk, dan dia menangis lirih. "Ku...mohon."

"Kau pun manusia," katanya sinis. "Kalian semua menjijikkan." Vampir itu mulai mengubah wajahnya. Mata Taehyun membulat sempurna.

"Ki... woo?"

"Ya, aku datang padamu. Mengawasimu, aku ingin kau mati perlahan. Aku mau kau mati seperti ibumu. Aku mau kau mati dengan menyakitkan," kata Kiwoo dengan bengis. "Aku sangat senang waktu kau melihatku iba, padahal kau tidak tahu kan apa yang aku rencanakan?" Suaranya menggelegak. "Gyeoul sangat malang memiliki keluarga yang berakhir seperti ini, mempertaruhkan seluruh karier dan hartanya demi kalian. Ibumu bahkan hanya berakhir jadi seonggok mayat."

"Berhe... berhenti menghina... ibuku.." Ia berusaha memberontak.

"Kau akan menyusulnya ke neraka."

Taehyun sulit bernapas, ketika Kiwoo menariknya pergi dari mobilnya, ia semakin panik. Ada kolam besar dengan air yang sangat dingin di sana. Taehyun menendang-nendang kaki di udara, kemudian cepat menyingkirkan cengkeraman tangan Kiwoo. Taehyun melotot, Kiwoo menurunnya ke tepian kolam itu. "Suhunya masih agak hangat sekarang, tapi entah beberapa menit atau jam lagi. Mungkin kau akan terkubur di sini dan menjadi es."

"Hentikan! Aku..."

Kiwoo tertawa keras, kemudian menurunkan Taehyun begitu keras hingga masuk ke dalam air. Seluruh tubuhnya tenggelam, gelembung-gelembung naik dengan payah sedangkan dalamnya kolam itu ternyata tidak terlihat lagi. Kiwoo menunduk sedikit. "Hidup dengan tenang, Kang Taehyun." Ia berbalik pergi, sedangkan Taehyun sulit bergerak Rasa dingin mendekapnya seperti jeratan mematikan, sedangkan napasnya melemah.

[]

WHEN A COLD HITS US | beomtae ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang