BONUS CHAP

674 83 13
                                    

BONUS CHAP

"Kau sadar."

Taehyun terengah-engah seraya melebarkan matanya. Lampu bergantung di langit-langit, namun nampak muram. Ia duduk terbengong-bengong sedangkan sosok jangkung itu makin mendekat hingga wajahnya amat jelas. "Kau..."

Kang Gyeoul tersenyum canggung. Ia menyeret satu kursi ke dekat ranjang yang ditempati putranya dan menatap lurus. Taehyunnya sudah tumbuh dengan baik. Putra kesayangannya terlihat lebih dewasa dengan garis wajah tegas, namun matanya tetap mirip dengan Sarang; bulat penuh rasa penasaran yang nyata. Seperti kembali ke masa lalu. "Ya. Senang melihatmu lagi."

"Kau. Mana mungkin..." Ia sedikit bingung, sedangkan Kang Gyeoul hanya menatap tanpa banyak bicara. "Kau sudah meninggal. Aku lihat sendiri." Matanya berkaca-kaca sedangkan ia meraba lehernya. "Aku ... juga."

"Kau di sini sekarang. Seperti aku."

Taehyun lamban memroses segalanya. Ayahnya yang seharusnya sudah meninggal dunia justru muncul sehat tanpa cela di hadapannya. Dirinya yang tenggelam, malah terlihat bugar dan tidak merasakan sakit sedikit pun. Taehyun mencecap bibirnya dan merasa kelu. Ia mengerjap lamban, semuanya lebih jernih dan tajam. Tangannya meraba lehernya yang pucat dan ringkih, sedangkan kulitnya terasa dingin membeku.

"Kau sama sepertiku sekarang, Nak," gumam ayah Taehyun pelan. Untuk pertama kali, Taehyun merasa lega. Ia tidak sendirian lagi, ia tidak merasa takut ataupun ragu-ragu. Ayah Taehyun menepuk bahu putranya perlahan seraya memandang penuh makna.

*

*

Raja mendecih. "Setidaknya, senyum sedikit." Jengkel, kesal, dan bosan. Semuanya tergambar di wajah Beomgyu. Hari pengangkatannya sebagai putra mahkota seharusnya berlangsung seru dan meriah. Ada pesta besar, pakaian sutra yang indah, makanan berlimpah dan musik yang keras. Beomgyu suka pesta. Tadinya. Sekarang ia sangat lesu dan muram. "Hei."

"Aku mau ke kamarku."

Raja cepat menarik jubah putranya. "Satu jam lagi. Masih banyak tamu." Sepanjang mata memandang hanya ada keluarga bangsawan, para vampir yang kelaparan dan gigih untuk berdansa dan minum-minum. Beomgyu berdecak dalam, kemudian duduk seraya menumpu dagunya bosan. Ming bergabung bersama yang lain, begitupun keluarga besar mereka. Beomgyu merasa terasingkan; pikiran dan tubuhnya tidak ada di tempat yang sama. Ingatannya mengembara; wajah Taehyun yang manis dan imut. Senyuman polos namun kerlingan penuh godaan. Taehyun yang tertawa riang. Beomgyu nyaris menangis lagi.

"Berdansalah dengan yang lain. Tunjukkan siapa pemilik pestanya."

"Tidak mau," tukasnya tegas.

Mata Beomgyu memindai semua orang yang hadir. Ia tertegun sejenak sewaktu menatap punggung ramping yang berada di lautan penuh vampir itu. Sedetik ia merasa familiar akan punggung elok itu, namun semua orang berdatangan dan sosok itu dengan mudah lenyap dari pandangan.

"Minum atau apalah," kata raja seolah membujuk Beomgyu agar tetap bertahan di kursi singgasananya. Sementara itu, Beomgyu berusaha memfokuskan matanya, mencari-cari ke mana sosok misterius itu pergi. Apakah mungkin. Beomgyu tidak ingin berharap; ia sudah cukup kecewa. Ia meneguk ludahnya dalam seraya menyadarkan dirinya sendiri. Mungkin saja salah lihat, kan. Beomgyu terhenyak ketika Ming menariknya bangkit, kemudian mengajaknya mengobrol bersama para pria yang sekarang sudah bersulang. Ming berbisik pelan, "Aku tidak mau membuatmu syok, tapi aku dapat penglihatan."

"Apa?" desak Beomgyu, penasaran.

"Aku lihat Taehyun. Di sini."

Beomgyu hendak kabur, mencari-cari secara membabibuta kekasihnya itu. Namun Ming mengapit tangan Beomgyu kuat-kuat. "Hanya ada satu kemungkinan yang pasti sekarang." Beomgyu menatap kakaknya, menuntut jawaban. "Dia selamat tapi..."

Beomgyu tidak sanggup menebak-nebak atau bahkan menyebutkannya. Ming dan dirinya bertukar pandangan, Beomgyu menahan napasnya seolah jiwanya ikut tertarik keluar, tidak di tempatnya lagi. "Apa yang kau bicarakan..." Suaranya berubah parau.

"Dia selamat, itu kabar baiknya. Tapi, ada konsekuensi itu semua. Kau tahu, ayah sangat tidak senang jika ada vampir baru meski itu kekasihmu. Kau paham, kan."

Beomgyu menggeleng pelan.

"Meski dia adalah Taehyun."

Beomgyu mengerang pelan, menyingkirkan tangan Ming dari lengannya seraya menerobos kerumunan banyak orang. Matanya mencari-cari sangat liar, sedangkan napasnya mulai memburu. Semua orang nampak bingung bagaimana cepatnya Beomgyu membelah kerumunan atau wajahnya mulai pias dan kalut. Beomgyu tidak peduli; Taehyun di sini! Taehyun ada! Taehyun tidak mati! Hatinya berteriak gembira, namun resah. Taehyun vampir. Ia menelan kekhawatirannya dan berjalan cepat. Ia tidak pernah meragukan matanya. Ia kenal betul pinggang ramping tadi, lekukan punggungnya yang anggun atau rambut hitam tebalnya yang terpotong rapi. Beomgyu tidak mungkin tidak kenal tubuh mungil Taehyun yang selalu pas dalam rengkuhannya.

Taehyun kembali.

[]

WHEN A COLD HITS US | beomtae ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang