1. - 🌟 Bukan Perfect Girl

169 14 0
                                    

~ Happy Reading ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~ Happy Reading ~

🌟🌟🌟

Melinda Angelica Cristie pulang sekolah dengan hati yang berantakan.... Bagaimana tidak berantakan hari ini Melinda harus melakukan ulangan harian matematika dan hasilnya sangatlah buruk. Bukan Melinda bodoh hanya saja Melinda tidak terlalu pintar dalam matematika. Melinda juga tes bahasa Inggris yang juga hasilnya buruk....

Melinda bisa bahasa Inggris hanya saja ia juga tidak terlalu pintar dalam bahasa Inggris. Melinda langsung memasuki kamarnya dan segera berganti baju, ia juga langsung merebahkan diri di atas kasurnya yang sederhana.

"Kenapa diriku ini terlalu naif sih.... Melinda kamu sungguh benar-benar gadis yang tak bisa apa-apa," ucap Melinda sambil menatap langit-langit kamarnya.

Bukannya apa-apa tapi memang Melinda adalah gadis puber yang masih mencari jati diri. Melinda juga gadis biasa dan bukanlah perfect girl, ia bisa melakukan apa yang harus ia lakukan tapi entah mengapa ia selalu saja melakukan kesalahan yang sama terus menerus.....

Setelah pulang sekolah ini juga Melinda harus membantu orang tua membereskan rumah dan menjaga kedua adiknya, jika tidak Melinda akan mendapatkan omelan dari sang ibu... Sungguh nasibnya Melinda.

Melinda lahir sebagai anak perempuan pertama di keluarganya, Melinda juga terlahir di keluarga sederhana dan memiliki dua adik. Sebagai anak pertama Melinda harus bisa menanggung segalanya, ia harus membantu orang tuanya dan juga mejadi contoh bagi kedua adiknya. Melinda tidak seperti remaja-remaja lainnya yang sepulang sekolah bermain ataupun membeli barang-barang yang bagus dan mahal.

Selain, itu Melinda juga memiliki sedikit teman. Mungkin karena Melinda kurang bersosialisasi. Kepribadian Melinda itu bisa dibilang introvert.

"Linda tolong jagain adik mu, ibu mau ke pasar dulu," teriak sang ibu yang sudah menggedor pintu kamar. Melinda berdecak dan segera mengiyakan permintaan tolong ibunya.

Melinda segera bangun dari posisi enaknya, ia juga segera memperbaiki ikat rambutnya yang berantakan. "Mari Melinda.... Kita lihat apa yang bisa kau lakukan," ucap Melinda menyemangati diri sendiri di depan cermin.

Setelah itu pun Melinda membuka pintu kamarnya dan keluar, ia harus menjaga Angelina yang masih kecil. Itulah kebiasaan Melinda selain bermain handphone ia akan bekerja-atau sekedar untuk membantu orang tua-Ok, Melinda harus bersabar untuk menjaga Angelina yang super aktif tidak seperti dirinya yang lebih ke pendiam.

Hari pun semakin gelap sang surya telah menghilang dan di gantikan oleh purnama. Kegiatan tadi dan segala kegiatan rutinnya telah terganti oleh kegiatan di depan buku. Saat ini Melinda tengah belajar walau ia bukan anak yang pintar tapi ia tetap harus berusaha, bukankah ada pepatah yang berbunyi usaha tidak akan mengkhianati hasil?

Biasanya juga setelah Melinda belajar ia akan langsung menggulirkan layar handphone nya. Malam semakin larut dan waktunya Melinda untuk beristirahat, walau besok adalah hari libur. Tapi sungguh hari ini adalah hari yang cukup berat yang telah dilalui Melinda.

~🌟~

Weekend telah berlalu Senin telah datang. Melinda sudah sampai di sekolah, Melinda tampak menggunakan seragam putih-putih yang bersih dan juga tidak lupa dengan atribut lengkap. Karena hari ini Melinda mendapat tugas sebagai paduan suara upacara. Ya, memang hari ini kelas Melinda mendapat tugas upacara yang terakhir sebelum ujian kelulusan tiba.

"Mel....Mel....."

Panggilan seorang gadis dengan seragam lengkap petugas upacara, ya... Dia teman sekelas Melinda yang berjatah sebagai salah satu petugas upacara, Naya namanya."Apa?" Tanya Melinda padanya.

"Killa mana cuy.....? Dia kan yang baca UUD? Pasti dia telat," tanya campur gerutuan Naya. "Ya mana ku tau .... Tadi sih aku belum liat dia, biasalah mungkin dia telat," jawab Melinda.

Killa... Teman Melinda ini memang sering terlambat. Upacara pun akan segera di mulai tetapi petugas pembaca teks undang-undang dasar 1945 belum muncul-muncul juga. Bu Eksi selaku guru yang mengurus tentang hal upacara itu menghampiri Melinda, "Melinda kamu baca UUD ya... Killa belum dateng jadi kamu gantiin ya.... Karena kamu udah sama-sama pakai seragam putih-putih," ucapan Bu Eksi seakan petir yang menyambar. Apa ..... Tugas dadakan, seketika keringat dingin keluar dan membasahi kulit sawo matang Melinda.

"Bisakan?" Tanya Bu Eksi. "Baik bu," Melinda terpaksa mengiyakan karena Bu Eksi terkenal dengan tidak menerima penolakan jadi Melinda mengiyakan saja karena jika menolaknya pasti tetap akan dipaksa.

Melinda pun segera bersiap menggunakan atribut petugas upacara di bantu oleh Naya setelah itu pun, Melinda segera menyesuaikan diri di tempat petugas upacara.

Peluh masih terus bercucuran membasahi sebagian dahi Melinda. Jantung Melinda pun berdegup kencang saking takutnya, Melinda terlihat grogi sebab takut melakukan kesalahan.

Upacara pun di mulai semua berjalan dengan lancar sesuai tugas masing-masing petugas upacara, dan sampai pada giliran Melinda maju untuk membacakan teks undang-undang dasar 1945. Kaki Melinda terlihat gemetar, setelah Melinda menaiki panggung kecil. Melinda pun membacakan teks undang-undang dasar 1945 dengan pelan-pelan dan berhati-hati agar tidak terjadi kesalahan. Setelah Melinda selesai membacakannya, Melinda turun dari panggung kecil tersebut dan berjalan menuju ke barisan Melinda tadi. Upacara hari Senin ini pun telah selesai setiap siswa maupun guru telah kembali ke ruangan masing-masing.

Melinda beserta teman-temannya berjalan menuju kelas setelah mencopoti atribut petugas upacara.

"Uh...... Aku deg-degan bentar lagi ujian kelulusan cuy...," ucap Naya.

"Ya ...... Aku juga, rasanya takut gak bisa ngerjain atau enggak. Terus takut gimana hasilnya sama aku diterima di SMA impian ku, apa enggak." ucap Melinda sambil berkhayal bisa masuk ke SMA yang dipilih.

"Semoga aja hasilnya bagus ya, dan tidak mengecewakan."

"Percaya diri aja dan tetep belajar," sekarang giliran Killa yang menyahut setelah dirinya menghampiri meja Naya dan Melinda. Melinda melirik ke arah Killa dengan tatapan sadis. "Kau kenapa terlambat, ha? Udah tau jadi petugas tapi tetap aja terlambat."

Melinda bertanya dengan nada kesal berbeda halnya dengan Killa yang menampilkan wajah tak bersalah.

"Mohon maaf, tadi saat ku mau berangkat motor ku rusak. Jadi, bunda ku harus cari pinjaman motor tetangga," ujar Killa memohon maaf kepada Melinda.

Sebelum Melinda menerima permohonan maaf Killa suara bel mata pelajaran pertama sudah berbunyi dan menginterupsi kepada para siswa bahwa pelajaran akan segera dimulai. Melinda segera duduk di kursinya begitu juga dengan teman-temannya. Seorang guru masuk dan memberi salam dan di balas oleh para siswa yang ada di dalam kelas tersebut.

🌟🌟🌟

Semoga kalian selalu happy ya guys.....🤗

Terimakasih sudah berkunjung dan membaca ❤️

I Won't Go Speechless [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang