~ Happy Reading ~
🌟🌟🌟
Violence tersentak mendengar pertanyaan sang raja, sangat kebetulan sekali baginya. Ini akan sangat menguntungkan baginya, dalam hati ia tersenyum senang.
✨✨
Layar telah terkembang, jangkar telah terangkat, bayu berhembus. Kembali pada momen yang belum lama ini terjadi. Seperti beberapa waktu lalu ketika dirinya akan berangkat menuju Plant Continent. Namun, kini tujuannya adalah rumahnya sendiri. Lagi-lagi ia juga merasakan kecamuk hati tapi kini dirinya telah bersiap menempuh apa yang akan terjadi di kampung halamannya.
Aurora, putri Light Continent itu berdiri di atas geladak kapal. Pandangannya lurus pada lautan lepas layaknya menatap pada medan perang. Kini dirinya sedang berlayar menuju Light Continent. Pagi tadi dirinya telah berlayar bersama rombongan Fire Continent dan juga teman-temannya. Ia harus memenuhi undangan itu walau sebenarnya undangan itu hanya tertuju kepada keluarga Fire Continent.
Terlalu hanyut dalam lautan lepas sampai-sampai dirinya tak mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Seorang laki-laki dengan surai hitam telah berdiri di sampingnya. Aurora yang merasakan keberadaan seseorang pun menoleh dan mendapati Louis berdiri di sampingnya dengan senyuman yang menawan.
"Di mana yang lain?" tanya Aurora menutupi kegugupannya tatkala berada di samping Louis. Sedangkan Louis hanya mengendikan bahunya.
"Apa ramuannya masih bekerja Aurora?"
"Ramuan penyamaran?"
"Iya, apakah sudah ada perubahan pada warna rambut mu? Apa ada beberapa helai rambut mu yang telah kembali seperti semula?"
"Belum, memangnya kenapa?"
"Jika sudah ada tanda-tanda seperti itu, berarti waktu kerja ramuan itu sudah akan habis. Kau bisa meminta ramuan itu lagi padaku."
Aurora hanya menganggukkan kepalanya kemudian dirinya kembali memandang lautan yang biru sempurna. Keduanya pun terdiam sehingga membuat suasana canggung. Aurora pun membuka suaranya sehingga menarik atensi Louis.
"Louis, aku ingin tanya sesuatu." Ujar Aurora yang membuat Louis menaikan salah satu alisnya. "Saat nanti aku menghadiri pesta itu, identitas ku sebagai apa? Karena pasti tamu undangannya adalah para bangsawan, sedangkan aku saat ini sedang tidak memiliki identitas."
"Kau bisa berpura-pura menjadi adikku, yaitu saudara jauh ku. Jadi kau, adalah anak seorang Duke yang masih ada hubungan saudara dengan ku. Gitu saja," jelas Louis yang membuat Aurora terbengong.
"Kenapa aku harus jadi adikmu?"
"Agar lebih simpel, lagipula warna iris matamu sama seperti punya ku bukan?"
Aurora pun terdiam guna mencerna penjelasan Louis barusan. Perkataan Louis ada benarnya, bahwa iris matanya kini berwarna cokelat yang senada dengan warna surainya juga. Ide yang sangat masuk akal sebenarnya tapi Aurora sedikit merasa gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Won't Go Speechless [On Going]
Fantasía{Fantasy - Fiction} Ketika dunia mulai hancur, kegelapan merebut cahaya. Penderitaan merajalela hingga kehancuran besar. Semua memuja para Dewa meminta pertolongan hingga terlahir Reinkarnasi Sang Dewi. Akan tetapi, suatu masalah menghadang Reinkar...