31. - 🌟 Penobatan Sang Putri

9 2 0
                                    

~ Happy Reading ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~ Happy Reading ~

🌟🌟🌟

Jika dilihat lebih jelas, seseorang itu adalah seorang wanita dengan gaunnya yang mengembang. Wanita itu menarik sudut bibirnya dengan rasa puas ketika melihat Aurora.

✨✨

Hari yang ditunggu-tunggu sudah tiba. Hari ini adalah hari yang sangat spesial dan bersejarah bagi Light Continent. Semua rakyat dari kalangan bangsawan hingga kalangan bawah sangat sibuk walau begitu mereka sangat bahagia.

Tamu-tamu undangan semakin banyak sebab ingin menyaksikan kejadian bersejarah itu. Tamu undangan yang telah datang sedari kemarin juga sudah bersiap. Istana Light Continent kini ramai yang dipadati oleh tamu-tamu undangan itu. Begitu juga para pelayan dan prajurit istana yang teramat sibuk.

Violence tersenyum lebar sebab dirinya akan menjadi tokoh utama dalam kisah hari ini. Dia akan dipandang semua mata. Dia akan dipuji semua khalayak. Hatinya terasa berdebar-debar tat kala ia akan dinobatkan. Pokoknya hari ini ia harus tampil sempurna.

Para pelayannya sudah sibuk sedari pagi guna menyiapkannya. Pagi ini ia menggunakan sebuah gaun putih dengan bergradasi ungu di bagian rendanya. Rambut peraknya kini digelung tanpa ada satupun hiasan untuk tempat mahkota yang akan dikenakannya. Riasan wajahnya juga tak terlalu tebal. Walau ia harus tampil sempurna tapi Violence juga harus tampil sederhana dalam upacara penobatannya sebagai bentuk kesederhanaan seorang pemimpin. Itu adalah budaya di Light Continent.

Seorang calon pemimpin harus tampil sederhana sehingga tak boleh terlihat mewah dengan segala perhiasan yang dipakainya. Walau begitu, mereka justru akan terlihat sangat mewah ketika mahkota telah terpasang di kepala mereka sebagai bentuk mereka cakap dalam mengemban tanggung jawab besar. Itulah yang sedari tadi menjadi pikiran Violence. Apa ia akan sanggup pada tanggung jawab itu. Padahal dirinya hanya memainkan sebuah sandiwara.

Setelah selesai bersiap, Violence berjalan keluar ditemani oleh para pelayannya. Kemudian ia memasuki kereta kuda guna menuju kuil cahaya. Tempat itulah yang akan menjadi saksi dirinya dinobatkan. Jaraknya tak terlalu jauh sehingga dia sampai dengan cepat.

Ternyata di kuil cahaya telah banyak yang menunggunya. Namun, tak sebanyak yang di istana. Ini memang peraturan yang boleh hadir di kuil cahaya hanya tertentu seperti pemimpin Seventh Continent ataupun bangsawan kelas atas.

Violence keluar dari kereta kuda dan kemudian dirinya dituntun menuju altar. Di sana sudah ada Raja Charles, Tuan Aciel, dan seorang saintess. Para tamu undangan duduk di kursi yang menghadap ke arah altar. Jangan lupakan yang terpenting, yaitu sebuah mahkota dengan berlian amber telah kelihatan.

Violence sampai di altar dan upacara penobatan itupun dimulai. Tuan Aciel lah yang memimpin jalannya upacara itu. Ia mengucapkan beberapa kalimat kuno dari tradisi dahulu. Setelah itu, sang saintess maju mendekat pada Violence lalu mendoakannya atas nama seluruh Dewa dan Dewi terutama Sang Mahadewi.

I Won't Go Speechless [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang