~ Happy Reading ~
🌟🌟🌟
Luna ingin menemui Melinda tapi sepertinya sekarang bukanlah waktu yang tepat. Sepertinya Luna harus membantu Aurora untuk mengulas semuanya. Dirinya juga akan membantu Aurora menghancurkan kejahatan karena dirinya sudah dendam dari dahulu kala kepada raja beringas itu. Sepertinya Luna harus cepat kembali, pasti sekarang Aurora sudah berada di rumah.
✨✨
Malam ini sangat indah. Langit malam gegap gempita lalu tirai hitam yang terbentang luas di angkasa. Sebuah bola kuning yang mengeluarkan cahaya terang yang menerangi tirai hitam itu. Walau malam ini gegap gempita, namun wajah Luna terlihat resah, penat dan membutuhkan rehat termasuk penat akan semua yang telah berlalu. Luna menatap Aurora yang lagi termenung menatap langit malam. Luna ingin menghampirinya, namun Luna masih menunggu waktu yang tepat untuk menghampirinya.
Luna sudah menganggap Aurora adalah adiknya sendiri walau tak lahir dari rahim ibunya tapi karena mereka telah bertumbuh bersama. Karena mungkin sudah ada keterikatan batin atau mungkin hubungan persaudaraan walau tak ada hubungan darah, Luna bisa merasakan apa yang dirasakan oleh Aurora. Semua gelombang pernyataan dan pertanyaan yang dirasakan oleh Aurora juga dirasakan oleh Luna.
'Apa diriku hampiri sekarang saja, ya?' Tanya Luna dalam batinnya.
'Sepertinya sekarang adalah waktu yang tepat untuk menghampirinya,' akhirnya setelah semua keraguan dalam dirinya. Luna pun menghampiri Aurora.
~🌟~
Aurora tengah terduduk di suatu tanah lapang dekat dengan rumah Luna. Kepalanya terangkat ke atas, kelopak matanya tertutup rapat. Surai perak yang di gerainya melambai-lambai tertiup angin, poninya yang panjang sebagian menutupi paras cantiknya. Setelah beberapa lama mata Aurora tertutup, sekarang mata itu telah terbuka dengan iris emas yang berkilauan sebab pantulan cahaya rembulan. Bibir manisnya terbuka dan tertutup beberapa kali tanpa mengeluarkan suara. Setelah itu terdengar helaan nafas yang menggambarkan seberapa frustrasinya Aurora.
"Hah .... Sudahlah daripada pusing-pusing memikirkan hal yang tidak jelas lebih baik ku menikmati malam ini," ucap Aurora sambil memandangi langit. Begitu indah sekali, terlihat di ujung langit yang gelap tampil sebuah garis-garis cahaya berwarna kehijauan dengan gradasi biru dan ungu terlihat menari-nari di angkasa.
'Eh, Aurora Borealis? Apa Ibu kandung ku, maksudnya Ibu dari dunia ini memberi nama Aurora karena terinspirasi dari fenomena Aurora?' Aurora tersadar saat tengah menikmati keindahan angkasa raya sembari bertanya-tanya di dalam batin. Sungguh garis-garis cahaya indah itu adalah suatu fenomena alam yang hanya terjadi di kutub utara pada dunia manusia tapi jika di dunia ini Aurora tak tahu. Namun, seperti tebakannya fenomena ini sudah biasa terjadi pada dunia sihir ini atau memang garis cahaya itu adalah sihir yang disengaja bukan karena faktor alam?
KAMU SEDANG MEMBACA
I Won't Go Speechless [On Going]
Fantasy{Fantasy - Fiction} Ketika dunia mulai hancur, kegelapan merebut cahaya. Penderitaan merajalela hingga kehancuran besar. Semua memuja para Dewa meminta pertolongan hingga terlahir Reinkarnasi Sang Dewi. Akan tetapi, suatu masalah menghadang Reinkar...