~ Happy Reading ~
🌟🌟🌟
"Panggil aku Chris saja...." Ucap Chris dengan nada kesal yang dibuat-buat. Aurora kembali tertawa serta mengiyakan sepupunya itu. Mereka berdua keluar perpustakaan dan berpisah di antara lorong untuk kembali ke kamar masing-masing.
✨✨
Setelah perjalanan panjang yang ditempuh selama tiga hari, rombongan Kerajaan Volkana telah sampai di dataran Soil Continent. Mereka telah memasuki daerah itu sedari tadi pagi dan kini mereka sedang menuju salah satu tempat, yaitu sebuah kastil yang tak jauh dari istana utama.
Aurora terbangun dari tidurnya ketika merasakan goncangan pada kereta yang ditumpanginya. Begitu juga dengan Leafia dan Xelyn. Setelah itu, kereta serta rombongan lain di belakangnya berhenti di halaman kastil. Kastil itu tampak sederhana daripada istana yang berada di seberangnya walau demikian kastil itu masih tampak mewah dengan corak putih bersih.
"Apa kita sudah sampai?" Tanya Aurora pada Louis setelah keluar dari kereta.
"Iya, kita sampai di kastil putih milik keluarga ku," ucap Louis sembari memandang kastil di depan dan istana utama secara bergantian. Aurora yang merasakan perubahan sikap Louis segera mengajaknya untuk masuk, mengikuti teman-teman mereka yang telah berada di dalam.
"Hei, teman-teman...."
Janshen, Xelyn dan juga Leafia menoleh serentak kepada Aurora dan Louis yang masuk bebarengan. Kedua kakak beradik Burntlives itu saling melirik ketika melihat kedekatan Aurora dan Louis.
"Kalian dari mana saja?" goda Janshen pada Aurora yang langsung dihadiahi tatapan datar. Xelyn segera menyikut pinggang kakaknya itu untuk diam.
"Hei, Aurora. Kau pasti lelah selama perjalanan bukan? Bagaimana jika kita pergi ke taman di belakang kastil?"
Aurora berpikir sejenak sebelum mengiyakan tawaran dari Xelyn. "Leafia, apa kau ingin ikut?"
"Tidak, aku sudah lelah dan lebih baik aku menuju kamar yang telah disediakan. Louis, upacaranya akan dilaksanakan esok hari bukan?"
Louis menganggukkan kepalanya, "iya, kalian sekarang dapat menikmati waktu untuk beristirahat."
"Baiklah, kalau begitu. Aku dan Aurora akan pergi ke taman dulu ya...."
Xelyn segera menarik tangan Aurora untuk mengajaknya cepat pergi. Aurora dengan terpaksa menuruti kemauan adik Janshen itu. Leafia juga segera pergi dari tempat itu setelah kepergian Aurora tadi. Kini yang tersisa hanyalah Louis dan Janshen yang masih terdiam di tempat masing-masing.
"Apa rencana mu sekarang?"
"Tidak ada."
"Bagaimana jika kita membahas sesuatu tentang petualangan mu itu, Louis?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Won't Go Speechless [On Going]
Fantasy{Fantasy - Fiction} Ketika dunia mulai hancur, kegelapan merebut cahaya. Penderitaan merajalela hingga kehancuran besar. Semua memuja para Dewa meminta pertolongan hingga terlahir Reinkarnasi Sang Dewi. Akan tetapi, suatu masalah menghadang Reinkar...