~ Happy Reading ~
🌟🌟🌟
Artemis, setelah mengatakan hal terakhir tadi dan melihat wajah lesu Aurora membuat dirinya segera menghilang. Artemis pergi guna memberi waktu bagi Aurora untuk sendiri. Di saat, yang tepat nanti dirinya akan bertemu dengan Aurora lagi.
✨✨
Kwak... Kwak... Kwak...
Seekor burung gagak terbang melintasi sebuah istana. Di salah satu jendela istana itu menampilkan siluet sesosok yang tengah duduk di kursi singgasananya . Burung gagak itu masuk dari jendela yang terbuka itu dan berhenti terbang lalu bertengger pada sebuah kursi yang tengah di duduki oleh pemiliknya.
"Terimakasih, Blackcrow. Aku sudah menemukannya, dan ternyata dia telah kembali. Akhirnya, bertahun-tahun yang ku tunggu telah tiba. Kali ini tak'kan ku lepaskan." Ucap sosok itu yang tak lain adalah Raja Argaleon Arshqawan Xavier, sang pengendali petir. Sihirnya juga sudah setara dengan para Dewa. Semua perjuangannya itu tak luput dari sesosok penyihir sebagai tangan kanannya sekaligus yang menghasutnya. Penyihir itu selalu berada di sisinya dan selalu menolongnya.
"Anda harus segera membuat rencana, Yang Mulia." Hasut penyihir itu.
"Kita harus memulainya dari mana?"
"Mengapa tidak Anda gunakan Ratu Anne dan pangeran serta putri Anda, Yang Mulia?!"
"Mengapa demikian?"
"Karena Dewi itu tak mudah di kalahkan dengan kekuatan. Kita juga harus menyerangnya melalui jiwanya, supaya mudah dalam mengalahkannya menggunakan kekuatan," saran dari penyihir itu membuat senyuman lebar di wajah Raja Argaleon. Tawa menggelegar memenuhi ruangan ini. Suasana istana yang sudah malam juga menambah kesan gelap dan mengerikan. Jika Raja Argaleon tertawa bahagia berbeda dengan penyihir itu yang hanya menyimpulkan sebuah senyuman tipis di balik tudung kepalanya.
'Kau akan hancur dengan rencana mu sendiri.'
~🌟~
Seusai Tuan Aciel mengunjungi ratu peri di gunung putih waktu itu. Kini dirinya serta tiga anak buahnya berdiri di depan suatu rumah. Dirinya baru mengingat percakapan dengan Ratu Thenny kemarin bahwa gadis dengan paras mirip 'Aurora' itu adalah yang palsu. Kini yang harus dilakukannya ialah memastikan gadis itu adalah Aurora palsu. Setelah itu, baru ia akan membawanya ke istana Moonlight.
Tempat yang dikunjunginya ini berada di luar ibukota. Tuan Aciel beserta anak buahnya masih terus mengintai rumah tersebut, mereka berdiri beberapa jarak dari depan pintu rumah supaya tidak diketahui sang pemilik rumah.
"Jadi, gadis itu tinggal di sini?"
"Iya, Tuan Aciel. Kami membuntutinya sampai gadis itu masuk ke dalam rumah tersebut." Ucap bawahannya. Tuan Aciel tampak menimbang-nimbang ucapan bawahannya sampai tak menyadari seorang gadis dengan surai perak keluar dari rumah tersebut, siapa lagi jika gadis itu bukanlah Violence yang menyerupai Aurora. Violence berjalan melewati Tuan Aciel dan anak buahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Won't Go Speechless [On Going]
Fantasy{Fantasy - Fiction} Ketika dunia mulai hancur, kegelapan merebut cahaya. Penderitaan merajalela hingga kehancuran besar. Semua memuja para Dewa meminta pertolongan hingga terlahir Reinkarnasi Sang Dewi. Akan tetapi, suatu masalah menghadang Reinkar...