~ Happy Reading ~
🌟🌟🌟
Mereka segera bersiap-siap setelah itu mereka berjalan menuju pelabuhan pulau ini. Sesampainya di sana, mereka segera menaiki salah satu kapal yang menuju Plant Continent. Pulau ini tak memiliki nama dan memang cukup sepi. Namun, pelabuhan dan sekitarnya tidak terlalu sepi seperti di dalam pulau sebab pulau ini seperti transit untuk tempat para kapal berlabuh sebelum melanjutkan perjalanan kembali. Jadi, cukup banyak kapal yang berlabuh kemari untuk mengisi kembali perbekalan dan beberapa kapal yang menambahkan tumpangan kapal mereka.
✨✨
Kapal yang ditumpangi oleh Aurora dengan Luna dan Artemis telah berlayar di lautan luas yang akan mengantarkan mereka menuju Plant Continent. Mereka bertiga berada di salah satu geladak kapal. Aroma garam menguar dari dalam lautan belum lagi riak air yang membuat sebuah garis gelombang akibat dilalui oleh kapal tersebut. Cukup ramai yang menumpangi kapal ini. Setengah dari penumpang kapal adalah para pedagang, sisanya adalah orang-orang yang juga akan menuju tempat yang sama.
Hari masih cukup cerah dan tanpa tanda badai. Semoga saja mereka sampai di Plant Continent dengan selamat.
"Artemis, bisakah kau jelaskan tentang Plant Continent!" Ujar Aurora seraya merapikan anak rambutnya yang tertiup angin dan menutupi sebagian pandangannya. Artemis yang sedang duduk bersantai di atas geladak, mau tak mau harus menjawab ucapan Aurora barusan.
"Plant Continent adalah benua tumbuhan sihir dan termasuk benua terbesar dari ketujuh benua lainnya. Di sana elemen terkuatnya adalah elemen tumbuhan dan juga beberapa flora yang tumbuh subur di sana."
Aurora mengangguk-angguk puas atas jawaban yang telah diberikan oleh Artemis. Aurora menoleh ke kanan, tepat dimana Artemis terduduk. "Berapa lama kita akan berlayar?" Tanyanya pada Artemis. Artemis tampak mengira-ngira seberapa lamanya mereka akan berlayar.
"Sekitar satu pekan," ucapnya demikian membuat Aurora mengernyit. Luna yang berada di sisi kiri Aurora menepuk bahunya. "Jangan khawatir, Aurora. Walau kita tak membawa pembekalan banyak, kita akan bisa makan sekenyangnya. Nikmati saja perjalanan ini."
"Baiklah..."
Aurora berdiri di salah satu geladak kapal dan sedang memandangi lautan biru seperti kristal yang berkilau terkena pantulan cahaya senja. Beberapa burung terbang melintasinya dan juga ikan-ikan yang berenang bebas di dalam sana. Sungguh kehidupan yang sangat damai dan bebas. Namun, dengan kebebasan tersebut juga banyak bahaya dan ancaman yang tidak diketahui terus mengintai.
Aurora telah mengakui bahwa kini dirinya bukanlah lagi Melinda, yaitu gadis remaja yang masih puber dan mencari jati diri. Sekarang dirinya adalah Aurora, Reinkarnasi Sang Dewi. Yap, Aurora memang sudah menerima semuanya. Tentang pernyataan dan kebenaran itu. Bagaimanapun takdir itu memiliki kuasa yang besar dan terkalahkan bahkan oleh makhluk tersakti di jagad raya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Won't Go Speechless [On Going]
Fantasy{Fantasy - Fiction} Ketika dunia mulai hancur, kegelapan merebut cahaya. Penderitaan merajalela hingga kehancuran besar. Semua memuja para Dewa meminta pertolongan hingga terlahir Reinkarnasi Sang Dewi. Akan tetapi, suatu masalah menghadang Reinkar...