33. - 🌟 Berdansa Bersamanya

11 2 0
                                    

~ Happy Reading ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~ Happy Reading ~

🌟🌟🌟

...betapa kagumnya Aurora dengan iris ungu yang berkilau layaknya permata ametysth. Aurora merasakan sebuah aura hangat dan misterius yang membangkitkan perasaan asing dalam dirinya.

"Kau... Ada di sini?"

✨✨

Aurora menatap pria dengan tuxedo putih itu dengan cermat. Ia memperhatikan dari atas hingga bawah guna memastikan bahwa dirinya pernah bertemu dengan laki-laki dihadapannya sekarang.

"Bagaimana bisa kau ada di sini?" Aurora mengulang kembali pertanyaannya. Hal itu membuat si pria itu tertawa ringan. "Bukan'kah kau seorang pengelana jadi bagaimana bisa kau mendapatkan undangan untuk pesta ini?"

"Kau begitu penasaran sekali ya," ujarnya sembari tersenyum geli. "Aku memang 'pengelana' yang sering berkelana ke tempat-tempat yang ku inginkan tapi aku juga memiliki posisi tingi di salah satu benua. Sebab itulah, aku juga mendapatkan undangan pesta ini. Apakah sudah cukup jelas?"

Aurora mengedipkan kelopak matanya beberapa kali, masih kurang percaya kepada laki-laki itu. Sedangkan si pria itu justru mengulas senyum puas dapat membuat gadis di depannya kebingungan.

"Kau sendiri, bagaimana bisa berada di pesta ini? Pesta inikan pesta besar jadi kau pasti juga memiliki posisi bukan?"

Pikiran Aurora langsung merancang jawaban yang pas, "bibiku yang mendapatkan undangan pesta ini lalu ia mengajak aku sebagai keponakannya"

"Lalu sedang apa kau sendirian di sini? Tak ada yang mengajak berdansa kah?"

Pertanyaan pria bernama Felix itu langsung membuat wajah Aurora muram. Itu sangat jelas menyindir dirinya. Aurora memalingkan wajahnya ke tengah aula, di sana banyak pasangan yang sedang berdansa. Kemudian suara musik yang memainkan lagu pengiring telah berhenti, setiap pasangan yang berdansa berhenti melangkah di lantai dansa. Mereka saling mengucapkan terima kasih kepada pasangannya masing-masing, terutama yang berdansa di tengah-tengah aula.

"Kau sangat mahir sekali putriku," ujar Raja Charles yang baru saja berdansa dengan putrinya.

"Terima kasih, Yang Mulia."

"Selamat berusia enam belas tahun putriku, semoga para dewa selalu menyertai mu." Ujar Raja Charles dengan tatapan khawatir akan kehilangan putrinya kembali. "Kini kau dapat berdansa dengan pangeran ataupun menikmati pesta yang diperuntukkan untuk mu."

Sang putri mahkota itu tersenyum lebar lalu ia menundukkan kepalanya, hormat terhadap sang raja. Setelah itu, ia berjalan mendekati beberapa nona bangsawan yang lain. Tentu saja sang putri langsung diterima oleh para bangsawan sebab putri itu memiliki pengaruh yang sangat besar. Lain hal dengan sang raja, ia justru kembali ke singgasananya setelah menyapa beberapa koleganya.

I Won't Go Speechless [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang