Jangan lupa tinggalkan jejak yaaa guys
Follow ✅️
Vote ✅️
Komen ✅️
Saranghae💕
_______________________________________________________
"Alika"
Merasa namanya dipanggil, perempuan itu berbalik dan mendapati sekertaris boss-nya sedang menatapnya datar.
"Bapak manggil saya?" Alika melangkah mendekat sembari menunjuk dirinya sendiri.
Tepat didepannya, berdiri sosok lelaki dengan postur tubuh tinggi berdehem seraya memberi kode agar Alika mengikutinya.
Ahmad Dirgawan Mulyawarman atau kerap dipanggil pak Dirga. Dikantor ini, siapa yang tidak mengenal tangan kanan sang atasan? Sosoknya yang tampan rupawan dan pembawaan tenang kerap kali ditunjuk sebagai lelaki idaman para karyawan perempuan dikantor.
"Tenang. Kalau pak Pradipta udah nggak bisa dimiliki, masih ada pak Dirga" kalimat itu sering terdengar setelah sang atasan mengakhiri masa dudanya dengan mempersunting Karina-- rekan kerja sekaligus teman Alika.
"Alika" panggilan Dirga membuyarkan lamuannya. Walau kebingungan, Alika tetap mengekor layaknya anak ayam hingga ke parkiran basemen.
"Bapak mau apa?" Tanya Alika saat Dirga membukakan pintu mobil untuknya. Bulu kuduk Alika seketika meremang saat menyadari tak ada orang sama sekali selain dirinya dan Dirga disana.
"Masuk" perintah lelaki itu dengan wajah datar yang menjadi ciri khasnya.
Tentu saja Alika menggeleng. Bahkan kini otak cantiknya dipenuhi pikiran negatif tentang sekertaris boss-nya tersebut. Bagaimana jika Dirga yang dikenal sebagai atasan yang baik ternyata seoarang psikopat atau penjahat kelamin? Memikirkan itu membuat Alika bergidik ngeri.
"Nggak mau!" Tolak Alika dengan tatapan penuh waspada.
"Saya tidak akan berbuat macam-macam"
"Nggak!"
"Karin menyuruh saya mengantar kamu kerumah Nabila"
Alika menggeleng tak percaya membuat Dirga hanya bisa menghela nafas. Tak lama ponsel Dirga berdering, tertera nama Karin dilayar benda pipih tersebut. Dirga menjawab panggilan dari Karin, tak lupa menekan pengeras suara pada panggilan itu.
"Halo. Mas Dirga. Kamu sama Alika udah dijalan?" Tanya Karin diseberang sana.
"Yang bersangkutan menolak untuk diantar sama saya" jawab Dirga melirik wanita yang berdiri tak jauh darinya.
"Si Alika kepala batu. Bagusnya dijadiin kecap aja tuh anak" omel Karin berhasil membuat Alika melototkan mata. Lalu, Alika mendekat. Menadahkan tangan agar Dirga meminjamkan ponselnya.
Setelahnya Dirga memberikan ponselnya, Alika berjalan sedikit menjauh agar pembicaraannya dan Karin tidak didengar oleh sang pemilik ponsel.
"Woy, Rin. Gila ya lo nyuruh gue bareng pak Dirga" semprot Alika.
"Lo yang gila, nyet! Udah tau lagi marak supir taxi ngelakuin pelecehan, masih aja lo ngotot mau naik taxi kesini. Lagian udah mau maghrib, bahaya anak perawan keluar tanpa didampingi orang yang dikenal. Lo dianter Dirga aja, insyaa Allah aman sampai tujuan."
Alika berdecak. "Ya, nggak sama pak Dirga juga kali, Rin."
"Terus lo mau sama siapa? Motor lo kan masih dibengkel Memunah. Kalau lo ngotot naik taxi, mendingan lo nggak usah kesini. Dibilangin kok ngeyel. Nggak baca Twitter lo, ya? Kemarin baru aja ada kejadian di daerah Jakpus. Anak kuliahan diperkosa supir taxi. Terus dibunuh, mayatnya dibuang dipinggir tol. Apa nggak ngeri-ngeri sedap lo bayanginnya?" Diseberang sana Karin masih saja menyosor, "Setidaknya kalau Dirga yang anter, gue bisa tenang. Ini bentuk rasa sayang gue ke lo, tau! Peka dikit napa jadi kedelai hitam!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Terbaliknya Dunia Dirga
ChickLit. . . [Bisa Baca "Pak to be Mas" dan "After We're Together" lebih dulu biar paham ya, guys] (UNPUBLISH!!!)