IV

566 83 14
                                    


Sesuai dengan janjinya kemarin. Bukan janji sebenarnya, karena Alika tidak pernah mengucapkan janji sebelumnya untuk datang ke acara kumpul-kumpul yang selalu diadakan Karin beberapa bulan terakhir.

Disinilah Alika sekarang. Duduk bergabung bersama teman-temannya. Alika duduk ditengah, ia belum bersuara, hanya mengamati Karin dan Nabila yang sedari tadi bercerita mengenai perkembangan Enzi--- anak Nabila. Bukannya tidak ingin menimpali, namun Alika merasa mood-nya turun drastis ketika melihat seseorang yang dari kemarin membuat harinya apes melulu.

Disana ada Dirga yang sedang bercengkrama dengan Pak Pradipta juga Nino. Mungkin lebih tepatnya lelaki itu hanya menjadi pendengar setia, sebab dari yang Alika perhatikan lelaki itu lebih banyak diamnya. Itupun bergerak jika kepalanya mengangguk ataupun menggeleng.

Alika menatap lurus Dirga yang saat ini tengah mengenakan pakaian santai berupa kaos hitam dan celana pendek khaki dibawah lutut. Sangat berbeda dengan penampilan biasanya yang sering ia lihat saat lelaki itu dikantor.

"Woy, Lik!" Karin mengagetkan Alika. "Liatin Dirga mulu, naksir lo?"

"Definisi naksir emang begitu, ya?" Tanya Alika. "Terus kalau gue lihat tembok, berarti gue naksir tembok dong?"

"Ya nggak gitu juga, dodol"

"Nah.. makanya" Alika mendengus. Hendak bersuara kembali namun dilangkahi Nabila.

"Rin. Dirga lagi deket sama siapa sekarang?"

"Belum ada, sih. Kenapa? Lo mau Dirga jadi bapaknya Enzi?" Tanya Karin tertawa.

"Sembarangan! Ya, enggak lah! Gue nanya doang. Penasaran aja, setelah batal nikah sama tunangannya, kayanya Dirga nggak ada gandengan baru lagi deh"

"Gue pernah nanya ke Mas Dipta. Dirga sempet kok deket sama satu cewek, kalau nggak salah anak pengusaha minyak gitu di Kalimantan. Tapi deket doang, nggak sampai punya hubungan khusus." jawab Karin melihat lurus ke arah orang yang menjadi objek ceritanya.

"Gue sebenernya kurang yakin alasan Dirga sama tunangannya dulu batal nikah itu karena visi misi mereka yang berbeda. Ya, kali, mereka pacarannya tiga tahunan, kan? Masa selama itu nggak didiskusikan sebelumnya? Ini udah tahap tunangan, lho. Tinggal selangkah lagi tapi mereka milih untuk dibatalin. Aneh nggak sih menurut lo berdua?" Lanjut Karin bertanya dengan mata menatap Nabila dan Alika bergantian.

Berbeda dengan Nabila yang mencondongkan tubuhnya, Alika justru memilih mundur seolah menjawab jika dirinya tak tahu menahu persoalan tersebut.

"Bukannya karena Dirga sibuk, ya? Seingat gue mereka batal nikahnya pas Dirga lagi sibuk-sibuknya ngurus proyeknya laki lo diluar kota. Waktu itu laki lo sampai nyari asisten pengganti untuk sementara karena Dirga harus stay tinjau proyeknya Mas Dipta sampai berbulan-bulan kalau nggak salah inget gue." Nabila menjawab sedangkan Alika hanya diam sebagai pendengar.

"Masa sih? Gue nggak tau soal itu."

Nabila mengangguk, "Pantas sih lo nggak tau. Masalah Dirga batal nikah kalau nggak salah waktu lo baru nikah sama Mas Dipta. Mungkin juga--" Nabila menunjuk dirinya, "Btw, ini menurut gue, ya. Alasan sebenarnya karena mantan tunangan Dirga selingkuh."

Karin membulatkan mata. Tentu dirinya terkejut. "Jangan fitnah deh lo."

"Gue dulunya follow tuh cewek. Setelah kabar mereka batal nikah, cewek itu post story di Instagram lagi rangkulan sama cowok. Beberapa menit kemudian story-nya dihapus."

Wajah Karin masih memasang tampang tak percaya. "Tapi-- mana mungkin sih cowok spek kaya Dirga diselingkuhin?" Tanyanya ragu.

"Apa yang nggak mungkin didunia ini?" Tanya Nabila mengangkat bahu.

Terbaliknya Dunia DirgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang