Sudah lima hari sejak keberangkatan Dirga, namun lelaki itu baru menghubunginya dua kali. Bahkan memberi kabar melalui pesan pun tidak. Seburuk itukah jaringan disana? Ya, Alika tahu, sebagian wilayah di daerah Timur memang masih terkendala internet, tapi benaknya kembali bertanya, apa disana tak ada WIFI? Mereka menginap dan istirahat dimana? Tidak mungkin kan seorang Pradipta menginap ditempat yang fasilitasnya kurang memadai?"Baru lima hari tapi gue udah kangen" keluhnya merebahkan kepala diatas meja kerjanya.
Puteri yang mendengar itu tertawa pelan. "Sudah masuk masa bucin kamu, Lik?" Tanya Puteri berbisik.
Alika menghela nafas sebelum menegakkan tubuhnya. "Tapi serius nih, Mbak. Mas Nino kan pernah izin ke Jepara tuh semingguan. Waktu itu, Mbak kangen nggak sama Mas Nino?" Tanyanya sama-sama berbisik.
"Ya, kangen. Bohong kalau Mbak nggak kangen" jawabnya malu-malu.
"Cara ngobatin kangennya gimana?"
"Eum.. tetap komunikasi."
Lagi, Alika menghela nafas. Komunikasi apanya, dihubungi saja yang jawab operator.
"Udah, sana lanjutin kerjaan kamu."
Alika mengangguk tak semangat dan kembali fokus pada pekerjaannya. Selang berapa menit, Alika izin ke toilet dengan membawa pouch maroon berisi pembalut ganti dan ponsel di genggamannya.
Setelah urusannya selesai, Alika mencuci tangan dan menatap dirinya di pantulan cermin. Ada lingkaran hitam yang masih terlihat walau sudah berusaha ia tutupi menggunakan concealer dan make up tipis.
Ponselnya bergetar. Ada notifikasi dari group yang beranggotakan dirinya, Karin dan Nabila. Disana, Nabila mengirim sebuah screenshoot insta story dengan username Biancalizaa. Keningnya mengkerut, menerka maksud Nabila yang masih mengetik.
Nabilaaaa
|Woy, woy, woy!!! Gue Nemu apa ini?😱 Kok bisa ada Bianca?|
|Sumpah, iseng buka second account, gue nemu ini anjirrr. Ngapain dia ikut? @Karinaaaa lo tau kenapa tuh manusia ikut suami lo?|Alika sepenuhnya belum paham, hingga gambar yang Nabila kirim ia zoom. Disana, ada Bianca yang mengarahkan kamera sembari tersenyum lebar. Lalu di depannya ada Pradipta yang sepertinya sedang berbicara dengan seseorang... He's Dirga! Tangannya kembali memperbesar layar dan benar, disebelah Pradipta adalah Dirga. Walau wajahnya tidak terlihat jelas dan buram, Alika bisa memastikan orang itu adalah Dirga.
Tangannya kembali menyusuri layar, ada satu orang lagi, tepat disebelah Bianca. Seorang perempuan yang hanya sisi wajah kirinya yang terlihat tengah tersenyum menatap... Dirga?
Alis Alika bertautan. Ia kembali memperbesar layar dan meneliti wajah perempuan itu. Tidak asing.
Karinaaaa
|Lah, Nenek lampir kenapa ada disana?🧟|Nabilaaaa
|Mana gue tau🌚 Makanya gue nanya. Bukannya kata lo Mas Dipta ke NTB sama Dirga? Kok ada Bianca sih sama Anastasya?|Anastasya.
Anastasya.
Anastasya.
Dia... Mantan tunangan Dirga.
Alika meletakkan ponselnya begitu saja. Perempuan itu kembali menatap pantulan dirinya. Ada perasaan aneh yang terasa berat yang tiba-tiba saja ia rasakan. Kilasan pikiran buruk dengan cepat perempuan itu coba lenyapkan dengan menarik nafas dan menghembuskannya secara perlahan. Saat dirasa cukup, ia kembali meraih ponsel, membuka room chat-nya dengan lelaki yang akhir-akhir ini bersemayam di kepalanya.
Terlihat terakhir Dirga aktif dua jam yang lalu. Tapi kenapa lelaki itu tidak menghubunginya sama sekali? Bahkan chat-nya kemarin hanya dibalas singkat setelahnya berakhir hanya dibaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terbaliknya Dunia Dirga
ChickLit. . . [Bisa Baca "Pak to be Mas" dan "After We're Together" lebih dulu biar paham ya, guys] (UNPUBLISH!!!)