Lelaki buaya darat
Buset aku tertipu lagi uuu ooh
Mulutnya manis sekali
Tapi hati bagai serigala uuu oohKu tertipu lagi oh uu oh
Ku tertipu lagi oh uu ohAlika bernyanyi dengan semangat tak peduli dengan kekesalan sang Adik yang terganggu akibat suara fals-nya.
Ku beri sgalanya
Cinta harta dan jiwaku oo uu ooh
Tapi kau malah menghilang
Bagai hantu sakitnya akuMungkin aku bodoh
Mungkin aku naif
Atau mungkin kamu memang
Penjahat wanita oh u ohLelaki buaya darat
Buset aku tertipu la---"Alika!"
Suara sang Ayah membuat nyanyian Alika berhenti.
"Mampus!" ejek Alifa. "Dari tadi lo diteriakin Ayah."
Alika melongos pergi begitu saja tanpa memperdulikan Alifa. "Iya, Yah.." teriaknya. Alika berjalan menuju dapur dimana Malik tengah duduk santai ditemani secangkir teh dan lima bungkus arem-arem. Alika ikut duduk dan mengambil satu arem-arem tersebut lalu memakannya.
"Enak. Ini beli di warungnya Bude Sri kan, Yah?"
Malik mengangguk. "Ayah mau bicara" katanya setelah menyeruput teh hangatnya.
"Ayah mau ngomong apa?" Alika kembali menggigit sisa kuenya. "Juara banget ini arem-aremnya."
Melihat anaknya yang lahap, Malik menyodorkan piring berisi arem-arem tersebut lebih dekat ke arah Alika.
Alika menyengir lalu membuka bungkus kedua. Dia betulan lapar setelah membuat konser dadakan dikamarnya. "Ibu mana?" Tanyanya, ia belum melihat keberadaan wanita tersayangnya tersebut.
"Ke pasar."
"Lho, nggak Ayah anterin?" Tanya Alika karena biasanya jika sang Ibu ke pasar dan Ayahnya lagi senggang, keduanya akan pergi bersama. Terkadang berboncengan motor, terkadang juga menggunakan mobil.
"Tadi mau diantar tapi Ibu nolak. Mau pergi bareng sama Ibu-Ibu kompleks katanya. Naik taxi online, dibayarin isterinya Pak RT" jelas Malik yang diangguki Alika.
"Ini Ayah mau bicara sama kamu" Malik mengubah nadanya menjadi serius. Alika lantas menelan kunyahan terakhirnya lalu mengambil tissue basah yang tak jauh disana untuk mengelap tangannya.
"Kamu mau begini terus?"
"Maksud Ayah?"
"Sendiri" Malik menghela nafas, "Kamu sudah mau kepala tiga. Belum ada niat untuk berumah tangga?"
Alika terdiam. Berbeda dengan sang Ibu yang terlihat biasa saja walau Alika tahu ternyata Ibunya menyimpan harapan lain, maka Malik kebalikannya. Lelaki paruh baya tersebut memang beberapa kali sering menyinggung soal seperti ini namun selalu berhasil Alika alihkan.
"Aya paham hubungan kamu pernah gagal sebelumnya, Ayah mengerti kamu tersakiti. Tapi apa itu bisa dijadikan alasan kamu terus-terusan seperti ini? Dua tahun sudah cukup Ayah rasa untuk kamu melampiaskan rasa sedih, marah dan kecewamu. Sudah saatnya kamu kembali menata diri. Kalau diberi umur panjang, usia kamu akan berlanjut. Apa kamu mau jika diusia senjamu kelak, kamu harus mengurus diri sendiri?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Terbaliknya Dunia Dirga
Mistero / Thriller. . . [Bisa Baca "Pak to be Mas" dan "After We're Together" lebih dulu biar paham ya, guys] (UNPUBLISH!!!)