Usai makan malam, Aksa memutuskan untuk langsung pergi ke markas Roxeviz.
Disepanjang perjalanan, pikirannya hanya tertuju pada seorang gadis yang selama ini mengejarnya. Entah perasaan apakah ini. Tapi yang pasti, Aksa sudah mulai tertarik dengan cewek itu.
Suara deru motor itu kini sudah menderu didalam lingkungan markas Roxeviz. Dengan segera pemiliknya masuk ke dalam markas yang sudah terdapat anggota inti lainnya.
"Woyyy jaga turret jaga turret!" kata Zidan heboh.
"Iya sabaaarrr, ini gua lagi ngeclear minion," balas Zean.
Baru saja menginjakkan kaki di ruang utama markas, suara ramai yang diciptakan oleh anak inti Roxeviz itu sudah menyapa indra pendengarannya.
"Assalamu'alaikum,"
"Waalaikumsallam," sahut semua anak inti.
"Eh tolongin gua anjir! Aldous mau nge ulti ke gua!" ujar Langit panik. Pasalnya, hero yang dia pakai saat ini, darahnya sudah sangat tipis.
Iya, mereka ; Zidan, Langit, Zean, Sean, dan Abian sedang memainkan sebuah game bernama Mobile Legend.
"Sabar-sabar, ini gua otw," Abian menyahut.
Melihat kelakuan anggotanya, Aksa hanya menggelengkan kepalanya, lalu duduk disebelah Reygan. Cowok misterius yang satu itu tidak ikut-ikutan bermain Mobile Legend, dia lebih memilih untuk duduk di sofa dan bermain handphone.
"Rey," panggil Aksa yang membuat Reygan langsung mematikan layar ponselnya lalu menoleh. Ia menaikkan sebelah alisnya, tanda bertanya.
Aksa yang paham dengan maksud Reygan itupun berujar. "Kasih gua info tentang Karla," pintanya tiba-tiba.
Reygan mendengar hal itu tentu sudah tidak terkejut lagi. Karena ia yakin, bahwa suatu hari, Karla, sepupunya itu akan berhasil membuat Aksa tertarik dengannya.
"Udah mulai tertarik lo sama sepupu gua?" tanya Reygan dengan senyuman tipisnya, tetapi tidak setipis senyuman Aksa.
Aksa tertegun sebentar sebelum menyahut. "Mungkin,"
Lantas Reygan terkekeh. "Nanti gua kasih," tukasnya yang membuat Aksa tersenyum tipis. Sangat tipis.
"Buseettt, ni dua orang kaya pada ngomongin apa dah?" tanya Zidan tiba-tiba. Sepertinya mereka semua sudah selesai bermain Mobile Legend.
"Kepo amat," sahut Reygan.
Lantas, Zidan menyipitkan matanya menatap curiga Reygan dan Aksa. "Mencurigakan," ujarnya dengan tatapan sinis.
"Tentang terror kemarin, apa mereka mulai menampakkan diri lagi?" tanya Aksa mengalihkan topik. Dia tidak ingin teman-temannya mengkepoi dirinya lebih dalam lagi.
"Ngga ada, Sa, aman." Zean menyahut.
Aksa lantas mengangguk atas jawaban Zean. Wakil nya ini memang sangat bisa untuk diandalkan. Meskipun dia lebih banyak diam, tetapi dialah yang memiliki peran yang besar di Roxeviz. Tanpa dia, mungkin Roxeviz sangat kesulitan untuk mencari informasi.
"Tapi kita semua jangan sampai lengah. Musuh bisa nyerang kita kapan dan dimana aja." Peringatnya.
Semua anggota Inti Roxeviz yang sedari tadi mendengarkan ketuanya itu mengangguk paham.
🌷🌷🌷
Segerombolan cowok yang tak lain dan tak bukan adalah geng motor Roxeviz itu sedang berjalan menuju kelas mereka. Banyak murid-murid yang memperhatikan kedatangan mereka, terutama para cewek. Bahkan tak jarang dari mereka yang diam-diam memotret anak inti Roxeviz.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksa Dan Semestanya
Подростковая литератураJudul awal : AKSAGARA *** she fell first, he fell harder. *** "Rugi ngga sih kalo kita ngga pacaran, Sa?" tanya Karla. "Ngga usah halu." Balas Aksa dingin. *** "Kapan sih lo buka hati buat gua, Sa?" "Never." *** "Tell me that you're mine now," "I...