65. Penjagaan

1.8K 74 6
                                    

Semenjak Karla mengatakan bahwa ia telah putus dengan Aksa, Dernon jadi lebih sering mengajaknya untuk bertemu. Seperti sekarang ini. Mereka berdua sedang menonton mini konser di dekat danau.

Lagu yang di bawakan oleh 4 personil itu lumayan enak untuk didengar, sehingga mengundang banyak perhatian dari khalayak. Semua orang terlihat menikmati pertunjukan itu. Hingga ketika lagu berakhir, suara tepukan tangan terdengar sebagai apresiasi atas penampilan mereka.

"Keren," ucap Dernon yang berdiri di sebelah Karla sembari bertepuk tangan. Kemudian setelah tepukan itu berhenti, Dernon menoleh, "Habis ini, mau ke mana?"

"Kayaknya di sekitaran sini aja. Mau cari tempat duduk?" Tawar Karla.

"Boleh, yuk."

Setelah menemukan tempat duduk, keduanya sama-sama memfokuskan pandangan ke depan, ke arah danau.

"Gua selalu pengen untuk ke sini sama lo. Dan akhirnya, hari ini, kesampaian." Beri tahu Dernon.

Karla hanya diam mendengarkan. Angin sore meniup rambut Karla yang panjang, membuat tangan Dernon bergerak untuk menyelipkan rambut cewek itu ke belakang telinganya. "Cantik."

"Thanks." Balas Karla dengan ekspresi datarnya. Tidak ada tanda kemerahan sedikitpun di pipinya. Hanya Aksa yang bisa membuatnya seperti itu.

"Kar," panggil Dernon. "Mau nggak, balikan sama gua?"

Pertanyaan yang tiba-tiba itu, membuat Karla sedikit terkejut. Atas apa yang telah Dernon perbuat terhadap dirinya, cowok itu masih bisa mengatakan hal tersebut? Yang benar saja!

Karla menatap cowok itu, yang saat ini juga sedang menatapnya.

"Lo ngga harus jawab pertanyaan itu sekarang, kok." Kata Dernon. "Gua cuman mau memperbaiki hubungan kita yang dulu sempat rusak, Kar. Karena penyebab dari kerusakan dari hubungan itu adalah gua. Gua salah." Katanya, menundukkan kepala.

"Der, gua terima niat baik lo. Tapi, kalau lo mau memperbaiki kesalahan lo terhadap gua, kita ngga harus balikan kok. Masih banyak cara yang lain." Tolak Karla sehalus mungkin.

"Tapi gua masih cinta sama lo," balas Dernon dengan tatapan ia yang tidak biasa. Seperti menyorot dengan penuh harap ke arah Karla.

Karla hanya diam, yang menciptakan sebuah keheningan cukup lama. Setelah semua yang telah dilakukan Dernon terhadap dirinya, cowok itu masih bisa mengatakan bahwa dia ingin balikan? Yang benar saja?

Tak lama, keheningan itu dipecahkan oleh sebuah nada dering panggilan yang berasal dari ponsel Dernon. Cowok itu terlihat menerima panggilan itu, sedangkan Karla hanya diam.

"Kenapa?" Tanya Dernon pada sang penelepon.

"Anjing, serius lo?" Terlihat raut terkejut dari wajah Dernon.

"Oke-oke, gua otw sekarang," sahut Dernon, setelah itu ia memutuskan sambungan sepihak.

Karla yang sedari tadi bingung, bertanya, "ada apa, Der? Kok kayak panik gitu?"

"Markas gua kebobolan, Kar. Katanya ada penyusup yang masuk, dan, beberapa dokumen-dokumen penting hilang semua." beri tahu Dernon. "Kalau gitu gua pamit ke markas dulu," ucapnya.

Dan, kata terakhir dari Dernon terdengar.

"Gua tunggu jawaban lo, Kar. Apapun yang akan menjadi jawaban lo, gua siap menerimanya." Kemudian Dernon melangkah, meninggalkan Karla dan pergi ke markas.

Sedangkan Karla mematung sebentar. Dugaan Karla sepertinya benar. Entah cepat atau lambat, dia akan ketahuan.

Karla lalu mengambil ponselnya, mengetikkan sesuatu dan mengirimkannya ke grup RODEVAZS.

Aksa Dan SemestanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang