SORRY YH BARU UPDATE. TUGAS AKU LAGI NUMPUK BANGET 😔😔
By the way jangan lupa vote and komen sebelum baca!
Selamat membaca, yaa.
***
Para anggota osis sibuk mempersiapkan panggung untuk acara pentas seni yang akan diadakan nanti malam. Seluruh siswa-siswi juga sibuk latihan untuk pertujukan yang akan mereka pentaskan nanti, agar dapat menampilkan hasil yang maksimal.
Karla terlihat sedang memperhatikan teman-temannya memasang spanduk.
"Sedikit lagi. Ya." Karla mengacungkan jempolnya ketika anggota osis lain selesai memasang spanduk tepat di tengah-tengah panggung acara."Menurut gua kayak ada yang kurang." Gumam Leo yang tiba-tiba sudah berdiri di sebelah Karla.
Karla lantas ikut menatap ke arah spanduk. "Menurut gua mungkin kita harus ditambahin sedikit hiasan lagi supaya panggungnya ngga keliatan kosong banget." Ucap Karla sembari memperhatikan ujung kiri kanan panggung.
"Okay. Nanti gua bicarain sama yang lain." Balas Leo, kemudian dia kembali berjalan meninggalkan Karla.
"Karla ini gimana? Jumlah dana kita ngga sesuai sama konsumsi yang akan kita beli nanti. Dana nya kurang. " Bendahara osis itu datang sembari memperlihatkan kertas yang berisi jumlah dana yang harus dikeluarkan untuk konsumsi para siswa ketika acara pentas seni berlangsung. Jumlahnya sekitar 10 jutaan, sedangkan untuk persiapan acara, mereka memerlukan uang yang cukup sekitar 12 Juta, yang sudah termasuk konsumsi.
Karla memperhatikan kertas itu, membaca dan menganalisis. Cewek itu terlihat menghela nafas. "Malam ini acara akan segera dilaksanakan. Dan lo kenapa baru bilang sekarang kalau ada hal sepenting ini? Gua udah pernah bilang sama lo kalau menyangkut keuangan, itu di cek terlebih dahulu. Biar kalau ada yang kurang, bisa kita cari solusinya sama-sama." Jawab Karla sedikit emosi. Cuaca yang panas, ditambah anggotanya ini yang tiba-tiba memberi tahu kabar yang tidak mengenakan, apa hal itu tidak mengundang amarah?
"S-sorry Kar. Gua akhir-akhir ini sibuk banget dan ngga sempat ngecek." Balas Liana sembari menundukkan kepalanya.
"Sibuk ngga bisa dijadikan sebagai alasan. Lo itu udah di kasih amanah sebagai bendahara osis, seharusnya lo bisa bertanggung jawab dengan baik." Balas Karla. Tak disangka ternyata percakapan diantara keduanya mengundang perhatian anggota osis yang lain.
Leo melangkahkan kakinya, menghampiri Karla dan Liana. "Udah-udah. Nanti kita sama-sama cari solusinya, ya. Jangan malah berantem kayak gini. Itu ngga bakalan menyelesaikan masalah." Ujar Leo yang datang menjadi penengah.
"Karla, mending lo dinginin kepala lo dulu. Ngga biasanya lo marah-marah kayak gini." Kata Leo pada Karla, sedangkan Karla hanya mentap Leo sebentar, lalu pergi meninggalkan keduanya yang sedang menatapnya.
"Sabar, ya, Na. Karla emang susah banget di ajak bicara kalau dia lagi emosi." Beri tahu Leo pada Liana. Sedangkan cewek itu hanya mengangguk.
"Yaudah kalau gitu lo lanjut bantuin yang lain aja dulu. Biar gua yang mengatasi masalah ini." Ucap Leo. Liana hanya mengangguk, kemudian ikut bergabung dengan anggota osis yang lain untuk ikut membantu kegiatan mereka.
Sedangkan di sisi lain, Karla berjalan menuju kantin dengan perasaan yang masih sedikit kesal. Bisa-bisanya cewek itu memberi tahu hal penting seperti itu ketika acara akan dilaksanakan beberapa jam lagi.
Ketika mata Karla menangkap kehadiran anak Roxeviz yang memang terlihat sangat mencolok, ia segera menghampiri perkumpulan itu dan langsung duduk di sebelah Aksa.
"Eh ibu boss," celetuk Zidan begitu Karla tiba dan bergabung.
"Bubar-bubar!" Ajak Langit. Mereka seketika langsung pergi dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksa Dan Semestanya
Novela JuvenilJudul awal : AKSAGARA *** she fell first, he fell harder. *** "Rugi ngga sih kalo kita ngga pacaran, Sa?" tanya Karla. "Ngga usah halu." Balas Aksa dingin. *** "Kapan sih lo buka hati buat gua, Sa?" "Never." *** "Tell me that you're mine now," "I...