HOLA! COMO ESTAS? Semoga kabarnya baik-baik aja, ya.
***
Setelah acara peresmian yang di laksanakan oleh Kepala Sekolah, banyak sekali seni yang dipentaskan di panggung. Mulai dari tarian, wayang, drama, hingga pada akhirnya sampai pada acara terakhir, yaitu menyanyi.
"Oke, jangan bubar dulu, semuanya. Karena kita akan menyaksikan acara terkahir pada malam hari ini, yaitu menyanyi, yang akan di panggungkan oleh anak kelas dua belas." Kata Zidan selaku MC.
"Dua belas berapa, tuh? Saya juga ngga tau." Lanjutnya yang langsung mengundang gelak tawa dari penonton. Kemudian Zidan turun dari panggung. Setelah itu, lampu panggung langsung di matikan. Para penyanyi dan pemain musik pun mulai menaiki panggung.
"Kira-kira siapa ya yang nyanyi tahun ini?" Tanya Abian yang duduk di bangku penonton. Matanya fokus kedepan.
"Semoga jangan Rara deh, anjir. Suaranya di imut-imutin, najis." Sahut Langit. Karena dahulu, Rara pernah ditunjuk untuk menjadi penyanyi di acara HUT SMANTARA.
"Amiiin," sahut Inti Roxeviz yang lain, kecuali Aksa. Cowok itu terlihat cemas. Karena sedari tadi ia sama sekali tidak melihat Karla. Kemana cewek itu? Chat nya pun tidak di balas. Juga sudah di telpon berkali-kali, tetapi tidak diangkat.
"Belum di bales juga, Sa?" Tanya Zean yang mendapat gelengan dari Aksa.
"Gua takut kalo dia kenapa-napa, Zen." Balas Aksa.
Zean menggeleng. "Jangan berpikiran negatif dulu, Sa. Karla osis, kalo lo lupa. Mungkin Karla berada di balik panggung sama guru-guru yang lain. Lo tenang aja." Kata Zean menenangkan.
"Gimana gua bisa tenang, Zen? Sedangkan dia dari tadi ngga bales chat gua."
"Temen-temennya udah ngebales chat lo, belum?" Tanya Sean.
"Belum."
Bertepatan setelah Aksa berucap, lampu di panggung menyala, yang langsung mengundang banyak sorot mata, termasuk Aksa. Di sana sudah ada Reygan, yang akan memainkan string section—semacam biola, lalu ada Anara yang akan memainkan piano, juga pemain musik lainnya, dan yang terakhir, ada Karla yang berdiri ditengah-tengah pemain musik, didepan microphone. Cewek itu terlihat cantik mengenakan dress biru malam. Benar, Karla malam ini akan bernyanyi.
Aksa bernafas lega kala melihat Karla yang berada di atas panggung. Kekhawatiran yang sejak tadi bersarang dalam dirinya seketika menghilang, namun langsung digantikan dengan perasaan terkejut.
"Woyy, itu beneran ibu ketua?" Tanya Langit tak percaya. Cowok itu sedikit memajukan badannya, memperhatikan benar-benar yang berada di depan sana. Matanya melotot, mulutnya menganga.
"Anjir, ibu ketua cakep banget buseeet," timpal Sean.
Detik berikutnya, instrumen musik mulai terdengar. Para penonton dengan seksama memperhatikan.
Setelah 20 detik intro dimainkan, Karla pun mulai bernyanyi.
Heart beats fast
Colors and promises
How to be brave?
How can I love when I'm afraid to fall?
But watching you stand alone
All of my doubt suddenly goes away somehowSemua yang berada di bangku penonton terpukau, termasuk Aksa, dia tidak pernah menyangka kalau Karla memiliki suara sebagus itu.
One step closer...
I have died every day waiting for you
Darling, don't be afraid
I have loved you for a thousand years
I'll love you for a thousand more
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksa Dan Semestanya
Fiksi RemajaJudul awal : AKSAGARA *** she fell first, he fell harder. *** "Rugi ngga sih kalo kita ngga pacaran, Sa?" tanya Karla. "Ngga usah halu." Balas Aksa dingin. *** "Kapan sih lo buka hati buat gua, Sa?" "Never." *** "Tell me that you're mine now," "I...