"Kenapa? Apa kau tidak akan melakukan hal yang sama, saat kau membenci seseorang dan ia mendapat kasih sayang lebih dari pada aku? aku.. berjuang seorang diri, mereka yang tak peduli bagaimana aku berusaha.. yang dipedulikan nya nilai yang bagus, dan sekarang dengan mudahnya dia memberikan orang yang ku benci sekolah impian? apa itu adil?" Gerutu Taehyung panjang lebar, mengungkapkan uneg uneg yang hampir meledak didadanya.
"Nee.. itu memang tidak adil.. untukku dan kita." Ucap Jungkook dengan menunduk sedih. "Apa katamu?" Sahut Taehyung. "Kasih sayang yang Appa berikan tidak adil untukmu, dan untukku sekarang... sudahlah. Aku janji padamu Hyung, aku tidak akan mengambil apapun yang kau miliki." Ucap Jungkook.
Jungkook segera mengambil kotak obat yang ada di almari Taehyung. Ia segera mengelap darah di lengan Taehyung dan membalut nya dengan kanvas medis. "Apa kau berharap, kita bisa akur?" Tanya Taehyung tiba tiba.
"Geureu, meski kita tidak akur tapi aku tetap menganggap kau Hyung terbaik dan menyayangiku sebagai adikmu." Jawab Jungkook. "Jangan mimpi.." Ucap Taehyung dengan tatapan tajam. Ia langsung menarik tangannya dan membalut tangannya sendiri.
"Aku harap Tuhan masih memberi ku usia yang panjang.. dan semoga Tuhan segera menyembuhkan hyungku." Doa Jungkook dalam hatinya. Tiba tiba Jungkook menunduk dengan memegangi dadanya. Rasa sakit itu kembali, Taehyung melihat raut wajah kesakitan Jungkook.
"Maaf hyung, aku harus pergi ke kamar.." Dengan segera Jungkook berlari menuju kamarnya. "Kenapa dengan anak itu?" Gumam Taehyung, dengan polosnya.
"Hah.. Hah.. Hah... Sakitt" Keluh Jungkook dengan mengobrak-abrik lacinya mencari obat miliknya. Saat ia menemukannya, Ia langsung menuangkan obat itu dan meminumnya langsung tanpa minum. Perlahan rasa sakit mulai pudar, dan mulai mengatur nafasnya.
Tanpa ia sadari, Taehyung melihat Jungkook dari balik pintu yang sedikit terbuka. "Apa yang dia minum?" batinnya. Ia pun kembali kedalam kamarnya.
...
Tak terasa Jungkook akan segera lulus dan menjalani karirnya menjadi seorang Idol seperti hyungnya. Ia sangat bahagia setelah ia tahu kelulusannya dua minggu lagi, namun kebahagiaan itu hanya yang ia tunjukkan kepada semua orang. Tidak untuk dirinya. Akhir akhir ini ia sering pingsan, namun ia tetap enggan memberitahukan penyakit kronisnya kepada keluarganya.
Hati Jungkook sangat mulia, tak ingin membuat orang lain sedih terutama orang yang ia sayangi. Ia ingin mereka bahagia tanpa mencemaskanya. Kerja keras Taehyung membuatnya terus terdorong mewujudkan impiannya berdiri diatas panggung, didepan banyak orang. Mengajak mereka bernyanyi dan bergembira. Saat itu usai, ia berharap bahwa Tuhan masih memberinya usai yang panjang.
Malam hari pukul 20.00, Lee Know dan Mingyu mereka bertemu di sebuah taman yang sepi. Keduanya saling menatap tajam seolah ingin bertarung. Apa yang terjadi dengan keduanya?
"Kenapa? Kau ingin kembali pada Jungkook?" Ujar Lee Know dengan semirik. Mingyu diam tak menjawab. Sedetik kemudian ia meninju perut Lee Know dengan tangan kosong. Lee Know langsung menunduk merintis kesakitan, namun senyum licik dan sengit itu tak sirna.
"Beraninya kau!" Sontak Lee Know, ia membalas pukulan Mingyu namun Mingyu bisa menghindarinya. "Kamu belum pernah mendapatkan pukulan maut dari sahabat Jeon Jungkook. Kau akan merasakannya sekarang, bahkan kau akan mati malam ini juga!" Sontak Mingyu dengan matanya yang merah.
Ia sangat marah, semua ucapan Lee know hanyalah omong kosong belaka, Lee Know yang sudah menghasut sahabatnya, intinya Lee Know biang keladi persahabatan Mingyu dan Jungkook. Tak segan segan Mingyu membabi buta Lee Know hingga babak belur. Hingga akhirnya Lee Know terkapar dengan kondisinya sekarat.
"Uhukkk.. Uhukkk.. Jebal, hahh.. mianhae.." Ucap Lee Know dengan nada lemahnya. Ia benar benar tak berdaya sekarang. "B*d*b*h! kau tidak mati malam ini karena Jungkook, bukan karena aku yang mengasihani mu." Ucap Mingyu dengan ngos ngosan. Ia langsung pergi meninggalkan Lee Know seorang diri.
Namun apakah Lee Know akan berhenti? Sementara hatinya bukannya takut, malah bertambah dendam dengan kebencian yang besar kepada Jungkook. Tuttt... "Aku ingin aktor Jeon Hyun Jung, bertemu denganku besuk di restauran ***** dan ajak Jungkook, aku akan menunjukkan kejutan terakhir ku yang akan langsung menghancurkan nya!" Ucap Lee Know menelfon seseorang.
Keesokan harinya, Si Hyun berada di kamar Jungkook melihat putranya yang masih tertidur tidak seperti biasanya. Si Hyun mengerti, putranya sangat lelah mengurus hyungnya yang sakit dan sekolah. Ia mengelus surai hitam putranya itu dengan senyum tipis, entah mengapa rasanya ia ingin selalu dekat dengan Jungkook, seolah Jungkook selalu ingin bersamanya."Eunghh.." Jungkook terbangun dengan terkejut. Lalu Si Hyun tersenyum kepada Jungkook. "Eomma, kenapa eomma di kamar Jungkook?" Ujar Jungkook dengan mengucek ucek matanya. "Eomma membangunkanmu dari tadi, kau tidur sangat nyenyak nee." Jawab Si Hyun dengan mengelus pundak Jungkook.
"Mianhae eomma, semalam aku belajar untuk ujian.. jadi aku kesiangan." Jawab Jungkook dengan senyum mungil. "Teruslah belajar, dan raih mimpimu. Sudahlah, mandilah Eomma sudah menyiapkan mu sarapan." Kata Si Hyun.
...
Jungkook masih berada di kamar mandi, bahkan suara air terdengar. Saat itu Taehyung menyelinap masuk kedalam kamar Jungkook dengan masih menggunakan kursi rodanya. Entah apa yang dicarinya, ia terlihat cinglak cingluk menatap sekitar. Ia pun menemukannya, ia meraih obat milik Jungkook yang terletak diatas meja. Tiba tiba ia mendengar suara pintu terbuka, dengan paniknya ia kembali meletakkan obat itu.
Jungkook yang keluar dari kamar mandi, membulatkan matanya melihat Hyungnya yang juga menatapnya. "Ah Kamchagiya... Kenapa hyung disini?" Ujar Jungkook dengan berjalan ke depan cermin. "Aku hanya bosan di kamar, aku melihat mu kemarin meminum obat? Obat apa itu? Apa kau sakit?" Ujar Taehyung.
"Obat? Ani.. itu bukan obat.. itu hanya vitamin." Jawab Jungkook terbata. Ia pun segera mengambil obat itu dan menggenggamnya, terbaca jelas dari raut wajah Jungkook jika dirinya menyembunyikan sesuatu, Taehyung mengetahuinya.
Tibalah pada pukul 21.00, "Jungkook kamu mau pergi kemana sama Appa?" Ujar Taehyung. "Aku tidak tahu, tapi kata Appa sangat penting, maaf hyung aku harus pergi." Jawab Jungkook. Taehyung terus menatap punggung Jungkook yang menjauh, tangannya mengepal dengan sorot matanya yang tajam, seolah bagai harimau yang ingin memburu mangsanya.
RESTAURAN
"Appa, sebenarnya dengan siapa kita akan bertemu?" Ujar Jungkook dengan raut wajah gemasnya. Hyun Jung tidak menjawab, bahkan ia tidak tahu siapa yang akan ditemuinya ia hanya mendapat pesan dari managernya.
"Sudah lama menunggu?" Sahut seseorang yang tak asing membuat Jungkook menoleh kebelakang. Lee Know tersenyum dengan semirik menatap Jungkook. "Dia? Kenapa dia disini juga?"Gumam Jungkook dalam hatinya. Lee know langsung menarik kursi yang berada disisi Hyun Jung dan mendudukinya.
Suasana pun mulai canggung, seolah musibah besar akan melandai. " Lama tidak berjumpa Jungkook sii, bagaimana kabarmu?" Ujar Lee Know, "Dan yang terhormat, masihkah anda ingat anak yang anda tinggalkan? dan wanita yang anda sakiti?" Ujar Lee Know kepada Hyun Jung.
Hyun Jung terdiam, jantungnya tiba tiba berdegup kencang. Jungkook yang tidak mengerti maksud ucapan Lee Know hanya tercengang.
Bersambung..
KAMU SEDANG MEMBACA
FELICITA (Jung kook) END√
FanfictionJeon Jungkook hidup bersama kedua orang tua dan hyungnya yang merupakan artis. Sementara dirinya masih duduk di bangku SMA kelas tiga dan ingin menjadi idol seperti hyungnya. Namun, suatu ketika Lee Know hadir untuk balas dendam kepada keluarganya d...