Chapter 7

250 31 3
                                    

Tibalah pada jam istirahat, Jungkook duduk dikursi taman dengan sebuah minuman cup di genggamnya. Hati pikirannya semua kacau, saat dia tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Tiba tiba seseorang duduk di sampingnya tak lain adalah Lee Know. "Bagus, Jungkook ah" Kekeh Lee Know dengan senyum smirik.

Jungkook langsung menatap Lee Know, langsung ia membuangkan minumannya ketubuh Lee Know, sehingga membuat bajunya basah dan ternodai. Lee Know yang awalnya melongo langsung berdiri dengan melotot."Ya! Jungkook! Apa masalah mu ha!" Sontaknya.

"Puas! Kau pembuat onar yang pengecut, memanfaatkan orang lain untuk menjadi kekuatanmu!" Bentak Jungkook dengan geram. Lalu ia mendorong tubuh Lee Know dengan keras, lalu pergi begitu saja.

"Cih, bocah.. " Kesal Lee Know dengan tatapan tajam ke arah punggung Jungkook yang semakin menjauh. Jungkook pergi hendak ke kelas, namun ia tak sengaja bertabrakan dengan Mingyu membuat keduanya berpandangan satu sama lain.

"Jungkook Gwaenchana?" Tanya Mingyu, Jungkook tak menjawab melainkan mendorong tubuh Mingyu dengan kasar.

Sementara itu Taehyung bersama member lainnya tengah syuting bersama untuk MV debut nya. Terlihat Taehyung nampak bahagia, tertawa bersama para member lainnya.

"Taehyung ah, kau bilang kau punya adik.. Apa dia lebih baik darimu?" Ujar Jimin. Seketika Taehyung menarik senyum nya saat Jimin bertanya tentang adiknya. Jimin tidak tahu betapa Taehyung membenci adiknya, ia hanya ingin menjadi anak satu satunya namun keinginan nya tak bisa mengubah takdir.

"Kenapa kau tanya tentang dia?" Sahut Taehyung dengan sorot matanya yang tajam. Suasana menjadi canggung seketika, JHope langsung menyenggol siku Jimin dengan julid nya.

"Mianhae apa itu menyinggungmu? Aku hanya ingin tahu seperti apa adikmu.. Mianhae Taehyung ah, ayolah.. " Ucap Jimin dengan sedikit tertawa sembari menepuk nepuk pundak Jimin, berupaya menurunkan emosi yang tertahan dalam benak Taehyung.

"Gwaenchana, tapi aku tidak ingin membicarakan Jungkook selagi kita bersama, arraseo." Ucap Taehyung. Jimin mengangguk.

Tibalah pada jam pulang sekolah, Jungkook tinggal seorang diri didalam kelas. Ia masih merapikan buku bukunya memasukkannya kedalam tas. Tiba tiba saja rasa nyeri itu kembali menyerangnya, Jungkook langsung terduduk perlahan sembari mencengkeram dadanya. Mimik wajahnya terlihat jelas ia kesakitan.

"Akhhh... Kenapa harus?" Keluh Jungkook. Saat itu Mingyu kembali kedalam kelasnya, ia merasa bahwa ada barang yang tertinggal. Namun ia mengurungkan niatnya untuk mengambil barang itu, ia melihat Jungkook duduk menunduk dengan raut wajah kesakitan.

Sebagai sahabat Jungkook Mingyu langsung menghampiri nya dengan rasa cemasnya. "Jungkook, Gwaenchana?" Ujar Mingyu dengan memegang lembut kedua pundak sahabatnya itu.

Jungkook mendongakkan kepalanya, "Mingyu, padahal tindakan ku menyakiti mu bagiku, tapi mengapa kau tidak menjauh, malah semakin peduli padaku.. " Monolog Jungkook dalam hatinya. Sedetik kemudian ia berdiri, dengan berupaya menahan rasa sakitnya.

"Aku sengaja menunggumu disini, karena aku ingin mengatakan sesuatu yang penting padamu Mingyu." Ucap Jungkook dengan berkaca kaca mengalihkan pandangannya.

"Mwo?" Sahut Mingyu. Jungkook menarik nafas lalu menghembuskannya. "Kau tahu, kita sudah lama bersahabat. Kau mengerti, bahwa aku bosan terus bersahabat denganmu... Jadi, mulai detik ini juga kita tidak bersahabat lagi. Jebal, menjauhlah." Jelas Jungkook dengan memasang raut wajah serius.

"Apa maksud mu kook?" Tanya Mingyu.

"Tunggu, kenapa kau tiba tiba berubah, kau bukan seperti Jungkook yang biasanya, Jungkook sii kita masih bersahabat, apa kau ada masalah? Ceritalah padaku.. " Ucap Mingyu.

"Majayo... Seharusnya kau membenciku sejak awal kita bersahabat." Jawab Jungkook dengan tegas. Lalu ia pergi meninggalkan Mingyu. Sementara Mingyu masih terpaku, ia masih tidak percaya dengan sikap Jungkook yang dikenalnya berubah 360°.

Tibalah pada malam hari, Jungkook makan malam bersama kedua orang tuanya. Suasana terasa kurang saat Taehyung tak berada dalam satu meja makan disitu. Terlihat Jungkook hanya nampak memainkan sendok nya di atas piring, degan membolak balikan nasi serta lauk yang diambilnya.

"Jungkook , kenapa kau terus memainkan makananmu, palli dimakan.... " Sahut Si Hyun.

"Kau tahu, seharusnya aku yang tidak nafsu makan karena Taehyung tidak ada disini, aku sangat muak denganmu." Ucap Jung Hyun tiba tiba dengan kata yang mungkin langsung menyakiti hati Jungkook.

"Hyun Jung.. " Sontak Si Hyun, ia langsung mengelus punggung putra bungsunya itu. Jungkook langsung meletakkan sendok gapunya keatas meja.

"Mianhae.. Eomma Appa, aku ke kamar dulu mau ngerjain tugas." Ucap Jungkook. Ucapan itu hanya sebagai kata untuk menyembunyikan sedih dan sakit hatinya dari kedua orang tuanya. Dengan langkah kecil ia pergi ke kamarnya.

Ceklek

Begitulah Jungkook menutup pintu, air mata yang tidak ingin di teteskan nya akhirnya menetes juga. Selama ini ia sangat ingin mendapatkan kasih sayang yang adil dari Appa nya. Ia juga ingin mendapat perlakuan yang baik oleh teman bahkan hyungnya. Tak tahu bagaimana awal hidupnya, saat ini ia hanya ingin menyerah dalam situasi yang sulit baginya.

Lee know berada diruang tamu, pelayan itu melayaninya dengan tulus meski Lee know kadang meronta dan kasar padanya. Semua tergantung bagaimna mood Lee Know saat ia masuk kedalam rumah bak istananya.

"Tuan, apa yang perlu saya buatkan untuk Tuan, teh atau kopi?" Ujar Bibi.

"Emmm tidak usah bi, ambilkan saya soju saja dua botol." Jawab Lee Know singkat sembari memainkan layar ponselnya, dengan posisi bersandar kedua kaki terbuka.

"Nee."

FELICITA (Jung kook) END√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang