Chapter 17

212 27 2
                                    

Suasana pun mulai canggung, seolah musibah besar akan melandai. " Lama tidak berjumpa Jungkook sii, bagaimana kabarmu?" Ujar Lee Know, "Dan yang terhormat, masihkah anda ingat anak yang anda tinggalkan? dan wanita yang anda sakiti?" Ujar Lee Know kepada Hyun Jung.

Hyun Jung terdiam, jantungnya tiba tiba berdegup kencang. Jungkook yang tidak mengerti maksud ucapan Lee Know hanya tercengang.

"Kurasa ayah ini tidak ingat anak kandung yang ia tinggal, hanya karena perempuan lain." Kekeh Lee Know. "Ya, nak! Jaga ucapanmu, apa maksud mu harus?!" Sontak Hyun Jung tidak terima.

"Haruskah saya menyebut anda, Appa.. karena saya anak anda." Ucap Lee Know. Deg "Anak Appa, jadi.. maksud mu.. kau ingin balas dendam..." Ujar Jungkook terbata, ia syok. Bahkan Hyun Jung, tak disangka putra yang disakiti nya masih hidup dan sudah kenal dengan putra bungsunya.

Jungkook yang sudah berkaca kaca itu, rasanya sudah tidak bisa menahan amarahnya tapi ia berada di tempat umum. "Ternyata, Appa tidak tulus sayang denganku dan juga hyung?" Ujar Jungkook dengan nada gemetar. "Tunggu nak, Appa tidak seperti itu? Ya, kau ini siapa mengaku ngaku jadi anakku?!" Protes Hyun Jung menolak kenyataan.

"B*j*n*a* ini masih menutupi jati dirinya..." Kekeh Lee Know dengan senyum smirik. Spontan Lee Know menarik kerah baju Hyung Jung hendak menonjok wajahnya, secara bersamaan Jungkook teriak "HENTIKAN!" Teriak Jungkook histeris membuat semua orang menoleh nya. Bersyukurnya Hyun Jung tidak jadi dibaku hantam.

Dengan mengusap air matanya, tanpa berucap Jungkook pergi meninggalkan restauran. Beberapa langkah dari restauran hujan tiba tiba turun meski tak terlalu deras. Jungkook menghentikan langkahnya dan menunduk. Biarkan hujan membasahi rambut hingga tubuhnya. Hati Jungkook sangat sakit, bahkan membuatnya sesak, sungguh luka tak berdarah.

Beberapa saat kemudian, tiba tiba ia merasa hujan tak lagi merintih nya. Ia melirik seseorang yang berdiri disamping nya dengan memayungi nya. Mata Jungkook terbelabak rupanya Mingyu yang berada disampingnya.

"Hujan membuat mu sakit, tak lama lagi kau akan lulus bukan?" Sahut Mingyu dengan pandangan lurus kedepan. "Apa yang membuatmu kesini?" Pekik Jungkook menunduk.

"Aku tahu semuanya, ayo mencari tempat yang teduh dan bicara bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aku tahu semuanya, ayo mencari tempat yang teduh dan bicara bersama.." Ucap Mingyu. Lalu keduanya berjalan bersama mencari tempat teduh, hingga menemukan depan minimarket. Mingyu teringat saat membujuk Jungkook dengan membelikan ramyeon. Melihat Jungkook masih menunduk sedih, Mingyu pun menariknya masuk kedalam minimarket.

"Kenapa kita masuk didepan tadi teduh?" Sahut Jungkook dengan lirih. "Aku lihat kau belum makan tadi, aku juga lapar... aku ingin beli ramyeon." Jawab Mingyu. Jungkook mengusap sisa air mata diwajahnya, lalu melihat ramyeon favorit nya yaitu Ramyeon dengan extra pedas.

Setelah membayar dan menyedu ramyeon, mereka kembali keluar untuk berbincang dengan menikmati ramyeon hangat saat hujan. "Aku tahu, semua karena Lee Know.. Aku sungguh minta maaf Jungkook sii, karena bersikap buruk padamu. Sebenarnya saat aku berkata tentang persahabatan kita waktu itu, sangat tidak tulus. Mulut dan hatiku tidak saling bekerja sama. Jinja mianhae.." Ucap Mingyu dengan perlahan.

"Gwaenchana, aku tidak pernah ama memikirkan itu. Aku hanya sedih." Sahut Jungkook dengan matanya yang sembab.

"Apa yang si B*E*S*K itu katakan padamu juga ayahmu ha, kurasa dia tidak kapok?" Tanya Mingyu. "Mingyu balas dendam denganku, karena Appa ku yang membuatnya... " Jawab Jungkook.

"Mwo? Maksud nya, apa hubungannya dia dengan Appa mu?" Protes Mingyu. Setelah menghala nafas, Jungkook pun menceritakan nya pada Mingyu. Selang beberapa lama akhirnya Mingyu mengerti. "Lee Know yang lebih dulu menderita dari pada aku dan hyungku, wajar jika dia balas dendam. Aku tidak tahu lagi, apa yang akan ia lakukan selanjutnya. Aku sangat tidak ingin keluarga ku hancur apa lagi terluka. " Jelas Jungkook.

"Semua tergantung pada appa mu, siapa yang harus ia pilih. " Ucap Mingyu. "Majjayo, aku harus memikirkan yang terbaik untuk kebaikan semuanya." Jawab Jungkook. Uhuk tiba tiba Jungkook terbatuk, wajahnya memerah dengan bercucuran keringat, ia kepedesan.

"Ya, gwaenchana? Tidak biasanya kau kepedasan seperti ini.." Sahut Mingyu. Tiba tiba saja dada Jungkook terasa sakit, dan lidahnya sangat panas dan pedas. "Uhuk.. Uhuk... hah... Hah.." Jungkook terengah-engah. Lee Know yang kawatir langsung masuk kedalam minimarket mengambil sebotol air mineral. "Tunggu lah, aku akan segera kembali.." Ucap nya.

Jungkook terus menunduk, dadanya terasa sangat sakit. Memang tak seharusnya ia mengkonsumsi makanan pedas, karena itu mengganggu kondisi jantung nya, namun ia tidak ingin membuat sahabatnya curiga sementara sahabatnya membelikan ramyeon itu dengan tulus.

Tiba tiba saja pandangannya mengabur, keringat semakin deras ia terus mencoba mempertahankan kesadaran nya. Tapi, tiba tiba ia jatuh pingsan diatas meja. Saat Mingyu kembali, sontak dirinya terkejut bahkan botol minumnya jatuh ke tanah. "Jungkook, bangunlah! ayolah jangan bergurau.. Jungkook!" Ujar Mingyu mengguncang tubuh Jungkook.

Suara yang tak terdengar, perlahan mulai pulih meski samar samar di telinga Jungkook. Ia mendengar suara Mingyu memanggilnya, tapi entah kenapa matanya enggan untuk merespon. "Bangunlah Jungkook, jangan membuat orang lain cemas, menjadi bintang, menghibur banyak orang.." Ucap Jungkook dalam hatinya.

" Ucap Jungkook dalam hatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Eunghh.." Seketika Mingyu merasa lega saat mendegar lenguhan Jungkook. Benar saja, mata bayi mungil itu terbuka perlahan, pedas masih terasa di lidah nya namun perlahan mereda. Ia pun bangun dengan sekuat tenaga, karena ia tahu Mingyu sudah sangat panik dan hendak menelfon ambulance.

"Ya, kau baik baik saja? Kau tadi pingsan, atau tidur, atau pura pura ha?" Gerutu Mingyu dengan raut wajah yang masih sedikit panik. Jungkook tidak menjawab, bayi mungil itu menunjukkan gigi kelincinya dengan tawa kecil. Mingyu yang panik tiba tiba kesal sembari menghela nafas.

"Hashh, Jinja? Kau tahu, aku hampir menelfon ambulance.." Dercak Mingyu dengan komuk imut. "Mianhae, tadi memang aku kepedesan, aku pingsan sejenak. Nam molla." Ucap Jungkook dengan senyum mungil. "Hah sudahlah, berikan mie itu.." Utus Mingyu dengan merebut mie pedas milik Jungkook. Ia menyita nya.

Bersambung...

FELICITA (Jung kook) END√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang