"Shaquilla ..."
Malam itu Shaquilla tersentak bangun dari tidur. Seperti ada suara yang begitu lirih memanggil namanya. Gadis itu menggigit bibir, terkesiap, suara itu lagi. Ini sudah hari ketiga sejak kepergian Indra, aku mendengar suara itu memanggil-manggilku, Shaquilla tiba-tiba merasa semilir angin dingin melewati tengkuk, membuatnya bergidik. Su-suara siapa? Indra? Ah, tak mungkin Indra kembali....
"Shaquilla...."
Gadis itu mengusap-usap kedua lengannya, merinding. Diliriknya tubuh Linda dan Chika yang bertumpang-tindih tidur di atas kasur yang mereka gelar di samping tempat tidur Shaquilla . Kedua sahabatnya tampak masih begitu damai dalam tidur, tak terganggu sedikitpun dengan suara itu.
"Shaquilla...Kembalikan.... " suara itu mendesah lagi. Shaquilla mendekap mulutnya, nah malam ini suara itu memintaku mengembalikan sesuatu, mengembalikan apa?
"Linda, Chika , bangun!" akhirnya Shaquilla tak tahan lagi, sudah tiga hari suara menyeramkan itu mengganggu tidurnya. Tadinya dia tak ingin menceritakan pada sahabat-sahabatnya, tapi malam ini dia sudah tidak tahan lagi. Suara itu sudah membuatnya begitu ketakutan. Aneh, kenapa harus aku? Kenapa suara itu tidak memanggil Linda atau Chika? Atau mungkin Syams, yang tidur di kamar sebelah.
Sahabat-sahabatnya memang masih menginap di rumah hingga malam ini, walau mereka sudah selesai tahlilan hari ketiga kepergian Indra. Shaquilla yang meminta mereka untuk tinggal, untuk menemaninya di rumah, karena ayah-ibu mendadak harus keluar kota sejak kemarin sore.
"Kenapa, Shaquilla?" Linda bertanya, terbangun.
"Ada yang memanggilku...."
"Ada yang memanggilmu? Siapa?"
"Entahlah, sudah tiga hari ini suara itu memanggilku terus pada jam-jam segini"
"Hah? Memang jam berapa sih sekarang?"
Jam dinding 'Menyala-dalam-gelap' milik Shaquilla, ternyata menunjukkan pukul 1 dini hari saat itu.
"Wah, siapa yang memanggilmu dini hari begini?" lanjut Linda terbelalak.
"Ah, pasti Syams yang iseng mengganggumu,” komentar Chika dengan suara mengantuk. "Besok deh kita marahi dia, sekarang kita tidur dulu, oke?"
Chika kembali merebahkan diri dengan sikap malas. Tapi Shaquilla menariknya agar bangun.
"Tak mungkin Syams, suaranya berbeda!" rengek Shaquilla. "Suara itu memintaku mengembalikan, entah apa. Tak mungkin Syams malam-malam memintaku mengembalikan sesuatu, kan dia bisa mengatakan padaku besok paginya," Linda dan Chika saling berpandangan.
"Apa mungkin Indra...."
"Ih, Shaquilla, jangan bicara yang bukan bukan!" sembur Chika langsung.
Tapi kemudian ketiganya langsung terdiam, saat suara yang lebih mirip dengan desahan itu kembali terdengar.
"Shaquilla, kembalikan...."
Shaquilla mencengkram lengan Linda yang berada paling dekat dengannya.
“Ka-Kalian dengar itu? Kalian dengar?"
Linda dan Chika terkesiap, pucat-pasi. "Aku...Menginginkan...Bulan sabit itu...Kembali...." suara itu bagai mendesah dekat sekali di telinga mereka.
*****
"Shaquilla , apa yang kamu sembunyikan dari kami?" Syams, pagi itu langsung bertanya pada Shaquilla , saat semuanya duduk di meja makan untuk sarapan.
"Menyembunyikan apa?" Shaquilla terbelalak karena merasa tidak mengerti apa yang ditanyakan Syams padanya.
"Linda bercerita padaku tentang kejadian malam tadi, ada suara aneh yang mengganggu," lanjut Syams.
KAMU SEDANG MEMBACA
01.00am
Teen Fiction"Maafkan aku, tapi aku...Aku tak bisa menyimpan rasaku," sekilas Gabriel tampak begitu gugup, karena Shaquilla menatapnya dengan mata berkaca-kaca. "Aku...Aku hanya ingin mengungkapkan perasaanku, jika boleh aku mengatakan. Aku...Aku sungguh mencin...