CHAPTER 21

4 2 0
                                    

Shaquillayang berdiri di depan bangunan Fakultas Ekonomi menunggu Gabriel, berkali-kali melirik jam tangannya dan menghela napas.

"Apakah ... apakah Kak Gabriel tidak

menjemput lagi?" Shaquillamenggigit

bibirnya.

Kemarin hampir sore Shaquillamenunggu, Gabriel cuma menelepon ke HP android-nya. Menyatakan permintaan maafnya tidak bisa menjemput Shaquilladengan alasan ada kegiatan kuliah yang tidak bisa ditinggalkannya. Hari ini, sepertinya akan terulang lagi. Kenapa ya?

"Shaquilla, masih di sini? Aku kira kamu sudah dijemput Kak Gabriel?" Tiba-tiba terdengar suara Linda. Shaquillamenoleh dan menemukan Linda, Chika dan Syams sudah ada di sampingnya. Ternyata sahabat- sahabatnya juga belum pulang.

"Dooo! Yang sedang menunggu kekasih!"

goda Chika sambil cekikikan. "Kok muram wajahnya? Kak Gabriel telat menjemput lagi yaaa?" "Yang iri boleh pulang," balas Shaquillasambil merengut pada Linda dan Chika yang

jelas-jelas sedang meledeknya. Kedua gadis

itu cekikikan menanggapinya.

"Aku rasa, Kak Gabriel memang tak akan pernah datang menjemput lagi," kata Syams menyela, mengagetkan trio Shaquilla- Linda - Chika.

"Ih, kenapa sih Ib, merusak suasana saja kamu!" Rutuk Linda mendelik.

"Syams mulai lagi deyh sentimennya," Chika memutar bola matanya.

"Syamsa," Shaquillamemandang Syams dengan pandangan menderita.

"Yaa aku rasa sih begitu, soalnya..." Syams berbicara tanpa memandang sahabat- sahabatnya, mempermainkan topi petnya dengan gelisah, hingga topi itu bolak-balik jatuh dari pegangannya.

"Soalnya apa?" Shaquillatak dapat menahan rasa penasarannya.

"Soalnya Kak Gabriel mungkin sudah jadian dengan Kakakku..," "Apaa?!!" Serentak Shaquilla- Linda - Chika

berseru kaget. "Syams!!" Chika langsung menjitak Syams dengan gemas.

"Jangan asal bicara kamu, Ib! Jaga perasaan Shaquilla!" Sembur Linda sedikit kesal melihat sikap Syams. "Kasihan kan Shaquillabaru saja bisa move on, dan menerima Kak Gabriel, tega kamu mengatakan Kak Gabriel sudah jadian dengan Kak Talitha? Kurasa Kak Gabriel tidak sejahat itu deyh,"

"Maaf ya bukannya aku asal bicara atau hendak menyakiti Shaquilla," Syams menatap sahabat-sahabatnya begitu serius. "Aku memberi tau justru karena aku sangat peduli dengan Shaquilla, supaya Shaquillatidak kecewa di kemudian hari..."

"Apa buktinya Kak Gabriel selingkuh?" Tanya Chika membantu Shaquillayang tampak mulai berkaca-kaca.

"Sekali lagi aku minta maaf, kalian kan tau, aku bukan tipe orang yang bisa berbohong." kata Syams hendak mulai, tapi deru motor besar milik Gabriel menghentikan percakapan itu.

"Kak Gabriel!" Shaquillasetengah lega, melihat Gabriel muncul.

"Shaquilla, maafkan aku terlambat," kata Gabriel sambil memberikan helm pada Shaquilla, yang langsung diterima oleh gadis itu.

Sekilas Shaquillasedikit heran melihat betapa lusuhnya penampilan Gabriel. Rambut hanya tersisir sekenanya, kemeja putihnya tampak begitu kusut seolah pemuda itu belum berganti pakaian dari kemarin, wajah rupawan bagai Dewa-dewa Yunani itu juga terlihat sedikit pucat, ada warna hitam di bawah mata abu-abunya, seperti sedang kelelahan kurang tidur. Kenapa Kak Gabriel? Batin Shaquilla, dari mana dia sehingga tampak suram seperti ini? Shaquillaingin bertanya tapi kata-kata Syams jauh lebih mengganggu pikirannya. Gadis itu ingin buru-buru menanyakannya secara personal dengan Gabriel, tapi tidak di depan sahabat-sahabatnya seperti ini.

Shaquillatak pernah tau, beberapa hari Gabriel ingkar menjemput Shaquilla, karena tidak saja sedang ruwet dengan masalah Talitha, tapi juga sedang dihantui rasa ketakutan dikejar-kejar mahluk-mahluk misterius yang ingin menangkap dan menghabisi nyawanya dengan alasan-alasan yang tidak dimengerti.

"Oh, tidak! Shaquillatidak bisa pulang dengan Kak Gabriel!" Tiba-tiba Syams menghentak helm yang ada di tangan Shaquilladan mengembalikan pada Gabriel.

"Syams? Please?" Shaquillamemohon.

"Shaquilla, untuk apa kamu masih juga mau bersama orang yang sudah

mengkhianatimu?!"

"Syams!" Shaquillaakhirnya mendelik pada Syams, apalagi melihat Gabriel tampak terkejut mendengar kata-kata Syams.

"Aku? Mengkhianati Shaquilla?" Gabriel menatap Syams tajam.

"Ya, Kakak sudah selingkuh dengan Kak Talitha, jangan kira aku tidak tau ya?" Serang Syams, walau pemuda cute itu tampak tak berani menentang tatapan mata abu - abu Gabriel.

"Kamu..,"

"Sudahlah, Kak yuk kita pergi saja," ajak Shaquillaburu-buru, karena tak ingin dua pemuda itu bertengkar. Syams sahabatnya, sedangkan Gabriel kekasihnya. Dua- duanya sangat disayanginya.

Shaquillamengambil helm dari tangan Gabriel, dan menaiki boncengan Harley Davidson Gabriel.

"Shaquilla, please!" Tapi Syams masih juga berusaha menahan, walau deru Harley Davidson Gabriel mulai menenggelamkan suaranya. "Shaquilla! Dengar aku!"

"Sudahlah, Ib," Linda menggamit Syams yang

berusaha mengejar Harley Davidson Gabriel yang mulai bergerak. "Kak Gabriel sudah tidur dengan Kak

Talitha!!" Teriak Syams lantang, mengejutkan

orang-orang di sekitar, membuat Linda dan Chika mendelik garang pada Syams.

"Apaa?!"

Harley Davidson Gabriel berhenti mendadak, nyaris Shaquillamenabrak punggung Gabriel.

"Kak?"

Shaquillagemetar melihat Gabriel turun dari Harley Davidsonnya, dan berdiri berhadap- hadapan dengan Syams.

                              ********

Plaak!! Gabriel tidak bersuara, mengaduh kesakitan pun tidak, saat Shaquillamenamparnya. Hanya pepohonan rimbun di belakang bangunan kampus yang menjadi saksi sepasang sejoli itu.

"Aku..Aku tak mengira Kakak tega, sudah kuserahkan segala rasa untuk Kakak," Shaquillatak dapat menahan rasa kecewanya, air mata gadis itu mulai berlinangan. "Aku tadinya berharap Syams hanya bohong, tapi ternyata..."

"Maafkan aku, Shaquilla,"

"Kenapa Kakak melakukannya?"

"Talitha sudah menjebakku saat aku mabuk

di Bar tempo hari,"

"Mabuk? Yakin Kakak mabuk? Bagaimana seorang yang mabuk bisa meladeni? Yang benar saja, Kak,"

Gabriel mengeluh, dan merasa begitu terpojok, pemuda itu tidak tau bagaimana menjelaskan pada Shaquilla, bahwa Gabrian sudah merasuki tubuhnya yang tengah mabuk, dan mencumbui Talitha.

"Pasti Kakak sadar waktu itu, karenanya bisa meladeni Kak Talitha, itupun jika memang benar Kak Talitha yang menjebak,"

"Kak Talitha memang menjebakku, Shaquilla," Gabriel berkata begitu putus asa. "Oke baiklah, aku sadar. Tapi aku bukan ahli nujum yang bisa tau jika dijebak, kan ?"

"Kakak kan bisa menolaknya! Tapi Kakak tidak menolaknya kan? Kakak ladeni Kak Talitha, oh sudahlah, Kak! Aku bukan anak kemarin sore yang bisa Kakak kelabui,"

"Shaquilla, please? Bukan begitu yang terjadi," Gabriel tampak memohon, tapi Shaquillasudah berbalik, mendekap mulutnya menahan tangis yang nyaris tak tertahankan lagi.

Bagai ada sembilu tajam rasanya yang menoreh hatinya saat ini, pedih dan begitu menyakitkan. Seseorang yang akhirnya diizinkan memasuki mimpi - mimpi terdalam hidupnya, seseorang yang diharapkannya bisa mengobati luka kehilangan Rikko, kini kenapa jadi berbalik menghancurkan segalanya? Dijebak? Kesalahan? Aku..Aku tak tau apakah aku bisa mempercayainya....Aku bingung...

"Shaquillamaafkan aku," suara Gabriel masih terdengar memohon. Kali ini Shaquillamerasa pemuda itu memegang tangannya. "Aku hanya mencintaimu, Shaquilla. Jika ada cara

yang bisa membuatmu memaafkan aku..,"

"Sudahlah, Kak!" Shaquillamenarik

tangannya. "Aku akan melakukan apapun,"

"Sudah sore, aku mau pulang," Shaquillamengusap mata untuk kesekian kalinya, memcoba berlalu dari hadapan Gabriel yang masih menahan.

"Tapi kita baru saja memulai hubungan kita,"

"Please, Kak?" Shaquillamenahan hatinya

sekuat tenaga walau dia sesungguhnya begitu galau merasakan kegelisahan Gabriel yang berdiri di belakangnya.

"Aku..Aku tak sanggup melalui semua hidupku, jika aku kehilangan kamu..." "Kak Gabriel!" Shaquillaterbelalak kaget ketika berbalik ke belakang dan melihat Pemuda rupawan bagai Dewa – dewa legenda Yunani itu tiba-tiba berlutut di hadapannya.

"Shaquillaplease..," mata abu - abu yang tampak begitu sayu karena kelelahan itu, menatap sendu begitu menusuk perasaan Shaquilla.

"Apa yang Kakak lakukan? Please berdiri, Kak!" Shaquillaakhirnya ikut berlutut karena Gabriel tak kunjung mau berdiri. "Kak Gabriel?"

"Apapun Shaquilla, apapun akan kulakukan demi mendapatkan maafmu," Gabriel berkata sungguh-sungguh. "Aku mungkin tak tau bagaimana cara menjelaskannya padamu tapi demi Tuhan, aku tak pernah sedikitpun terpikir untuk mengkhianatimu."

Shaquillamerasa seperti ada yang disembunyikan Gabriel darinya, sesuatu, entah apa, tapi tampaknya begitu sulit diucapkan pemuda berkulit putih itu.

"Kakak...,"

"Aku..Aku hanya sayang kamu, Shaquilla, sungguh, aku sayang kamu.,,"

Shaquillamemejamkan mata pasrah saat Gabriel menariknya. Air mata gadis itu meleleh turun lagi dalam pelukan Gabriel. Melihat kak Gabriel seperti ini, aku..Aku tak tega untuk marah padanya, aku tak sanggup menentang mata abu-abu yang begitu sedih menatapku. Ta..Tapi bisakah aku memaafkan dan melupakan begitu saja kesalahan ini?

01.00amTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang