CHAPTER 3

12 2 0
                                    

Jelangkung... Jelangkung Di sini ada pesta kecil Datang tak dijemput Pulang tak diantar

Shaquilla  merutuk dalam hati, kenapa juga akhirnya dia mengizinkan Linda untuk mencoba permainan mistis, Jelangkung di kamar tidurnya malam ini? Padahal sore tadi dirinya bersama Chika  dan Syams sudah mati-matian membujuk Linda untuk membatalkan ide gilanya itu.

"Tapi ini satu-satunya cara untuk mencari tau siapa yang sudah mengganggu Shaquilla , paham nggak sih?" begitu kata Linda ketika mereka membujuknya. "Kalung Bulan sabit itu sudah berkali-kali kita buang, tapi kalung itu kembali dan kembali lagi ke rumah! Apa kalian pikir Polisi bisa menjelaskan kejadian tak masuk akal ini?"

"Tapi nggak perlu sampai memanggil Jelangkung kan?" tukas Chika  sambil bergidik. "Lagipula Shaquilla  baru berduka, Linda,"

“Ya, ya aku tau, maafkan aku, tapi justru niatku ini untuk membantu Shaquilla !" Linda memandang Shaquilla . "Aku mendapat feeling bahwa yang mengganggu Shaquilla  bukan dari alam sini..."

"Aku nggak ikut ya?" Syams langsung mengangkat kedua tangannya. “Aku paling nggak suka dengan hal-hal yang berkaitan dengan horror! No thanks deh! Kalian, jangan gegabah bermain-main dengan mistis, ingat resikonya!"

Tapi begitulah, entah bagaimana jadinya, tepat pada malam Jumat, permainan mistis itu justru berlangsung juga di kamar Shaquilla . Dan dengan patuhnya Shaquilla  juga Chika  ikut bermain bersama Linda. Hanya Syams yang tetap tidak tergoyahkan. untuk ikut. Pemuda itu lebih memilih tidur nyenyak di kamar sebelah kamar Shaquilla , yang memang jadi kamarnya selama menginap di rumah Shaquilla .

Jelangkung... Jelangkung Di sini ada pesta kecil Datang tak dijemput Pulang tak diantar

Rapal mantra itu masih terus berulang-ulang didengungkan Linda dan Chika  di lantai kamar, di antara temaram cahaya lilin-lilin putih dan wewangian beraroma Lavender yang sengaja dipasang untuk menambah mistis suasana. Lampu kamar pun mereka padamkan, hanya lampu-lampu tidur yang ada di kiri - kanan tempat tidur Shaquilla  yang masih dinyalakan.

Tapi boneka kayu berkepala tempurung kelapa yang digenggam erat oleh Linda kelihatannya masih diam membisu. Walau rapal masih terus diucap, tapi sang boneka tetap diam sunyi membisu.

Ah, biar saja mereka yang mengerjakan, aku menonton saja deh, Shaquilla  sebetulnya ngeri juga dengan permainan mistis itu, tapi dia juga ingin gangguan aneh, suara menyeramkan, kalung Bulan sabit petaka itu, segera hilang dari rumahnya sebelum ayah - ibu kembali dari luar kota.

"Ah, kayaknya kita nggak berhasil deh," terdengar keluhan itu akhirnya terucap oleh Chika . "Linda, kita berhenti saja yuk?"

"Jangan dulu, Mil, sudah tanggung nih! Ayo kita coba sekali lagi," balas Linda tak pantang menyerah.

"Aku capek, sudah hampir pukul 1. Tidur yuk?" Chika  meregangkan otot-otot tangannya yang terasa kaku. " Mengantuk nih."

Chika  melirik jam dinding Menyala-dalam-gelap' yang ada di kamar Shaquilla , jam itu terus berdetak menuju pukul 1 dini hari.

"Hey, Shaquilla , daripada kamu cuma bengong sendiri di situ, lebih baik bantu aku," ajak Linda pada Shaquilla  ketika melihat Chika mulai tak bersemangat. Shaquilla  yang sedang memandangi foto Rikko jadi terjengah.

"Aku?"

"Ya iya dong, say, ini kulakukan demi untukmu lho," bujuk Linda merayu.

"Iya sih demi aku, tapi..." Shaquilla  merasa serba - salah, karena memang Linda melakukan ini semua gara-gara suara misterius yang sudah mengganggunya tiga malam berturut-turut, dan kalung Bulan sabit itu...

"Justru pukul 1 begini lho yang paling manjur. Pukul 1 adalah waktu bertemunya gelombang dunia gaib dengan dunia kita sehingga pada waktu inilah mahkluk-mahluk gaib bisa menampakkan diri pada kita."

01.00amTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang