Jelangkung... Jelangkung Di sini ada pesta kecil Datang tak dijemput Pulang tak diantar
Shaquilla merutuk dalam hati, kenapa juga akhirnya dia mengizinkan Linda untuk mencoba permainan mistis, Jelangkung di kamar tidurnya malam ini? Padahal sore tadi dirinya bersama Chika dan Syams sudah mati-matian membujuk Linda untuk membatalkan ide gilanya itu.
"Tapi ini satu-satunya cara untuk mencari tau siapa yang sudah mengganggu Shaquilla , paham nggak sih?" begitu kata Linda ketika mereka membujuknya. "Kalung Bulan sabit itu sudah berkali-kali kita buang, tapi kalung itu kembali dan kembali lagi ke rumah! Apa kalian pikir Polisi bisa menjelaskan kejadian tak masuk akal ini?"
"Tapi nggak perlu sampai memanggil Jelangkung kan?" tukas Chika sambil bergidik. "Lagipula Shaquilla baru berduka, Linda,"
“Ya, ya aku tau, maafkan aku, tapi justru niatku ini untuk membantu Shaquilla !" Linda memandang Shaquilla . "Aku mendapat feeling bahwa yang mengganggu Shaquilla bukan dari alam sini..."
"Aku nggak ikut ya?" Syams langsung mengangkat kedua tangannya. “Aku paling nggak suka dengan hal-hal yang berkaitan dengan horror! No thanks deh! Kalian, jangan gegabah bermain-main dengan mistis, ingat resikonya!"
Tapi begitulah, entah bagaimana jadinya, tepat pada malam Jumat, permainan mistis itu justru berlangsung juga di kamar Shaquilla . Dan dengan patuhnya Shaquilla juga Chika ikut bermain bersama Linda. Hanya Syams yang tetap tidak tergoyahkan. untuk ikut. Pemuda itu lebih memilih tidur nyenyak di kamar sebelah kamar Shaquilla , yang memang jadi kamarnya selama menginap di rumah Shaquilla .
Jelangkung... Jelangkung Di sini ada pesta kecil Datang tak dijemput Pulang tak diantar
Rapal mantra itu masih terus berulang-ulang didengungkan Linda dan Chika di lantai kamar, di antara temaram cahaya lilin-lilin putih dan wewangian beraroma Lavender yang sengaja dipasang untuk menambah mistis suasana. Lampu kamar pun mereka padamkan, hanya lampu-lampu tidur yang ada di kiri - kanan tempat tidur Shaquilla yang masih dinyalakan.
Tapi boneka kayu berkepala tempurung kelapa yang digenggam erat oleh Linda kelihatannya masih diam membisu. Walau rapal masih terus diucap, tapi sang boneka tetap diam sunyi membisu.
Ah, biar saja mereka yang mengerjakan, aku menonton saja deh, Shaquilla sebetulnya ngeri juga dengan permainan mistis itu, tapi dia juga ingin gangguan aneh, suara menyeramkan, kalung Bulan sabit petaka itu, segera hilang dari rumahnya sebelum ayah - ibu kembali dari luar kota.
"Ah, kayaknya kita nggak berhasil deh," terdengar keluhan itu akhirnya terucap oleh Chika . "Linda, kita berhenti saja yuk?"
"Jangan dulu, Mil, sudah tanggung nih! Ayo kita coba sekali lagi," balas Linda tak pantang menyerah.
"Aku capek, sudah hampir pukul 1. Tidur yuk?" Chika meregangkan otot-otot tangannya yang terasa kaku. " Mengantuk nih."
Chika melirik jam dinding Menyala-dalam-gelap' yang ada di kamar Shaquilla , jam itu terus berdetak menuju pukul 1 dini hari.
"Hey, Shaquilla , daripada kamu cuma bengong sendiri di situ, lebih baik bantu aku," ajak Linda pada Shaquilla ketika melihat Chika mulai tak bersemangat. Shaquilla yang sedang memandangi foto Rikko jadi terjengah.
"Aku?"
"Ya iya dong, say, ini kulakukan demi untukmu lho," bujuk Linda merayu.
"Iya sih demi aku, tapi..." Shaquilla merasa serba - salah, karena memang Linda melakukan ini semua gara-gara suara misterius yang sudah mengganggunya tiga malam berturut-turut, dan kalung Bulan sabit itu...
"Justru pukul 1 begini lho yang paling manjur. Pukul 1 adalah waktu bertemunya gelombang dunia gaib dengan dunia kita sehingga pada waktu inilah mahkluk-mahluk gaib bisa menampakkan diri pada kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
01.00am
Fiksi Remaja"Maafkan aku, tapi aku...Aku tak bisa menyimpan rasaku," sekilas Gabriel tampak begitu gugup, karena Shaquilla menatapnya dengan mata berkaca-kaca. "Aku...Aku hanya ingin mengungkapkan perasaanku, jika boleh aku mengatakan. Aku...Aku sungguh mencin...