CHAPTER 12

7 2 0
                                    

Gabriel baru saja keluar dari toilet Kampus, saat tiba-tiba saja pemuda itu terjatuh.

"Oh, tidak! Please, jangan di Kampus, Tuhan, jangan di Kampus, biarkan aku sempat pulang ke Apartemenku dulu, aku mohon," rintih Gabriel, mata abu-abunya mendelik menahan rasa sakit yang tiba-tiba menyerang tubuhnya. Pemuda itu menguatkan dirinya untuk bangkit.

"Aku. Aku harus bisa secepatnya menyingkir dari Kampus ini sebelum aku mencelakai teman-temanku sendiri, dosen - dosen...Oh, Tuhan, rasa sakit itu... Aku harus bisa menahannya!"

Gabriel merasa kepalanya berdenyut sakit, membuatnya terhuyung-huyung, berjalan berpegangan dengan dinding bangunan Kampus. Keringat dingin mulai membasahi tubuhnya yang menggigil, napasnya memburu cepat. Rasa sakit itu sangat menyiksa Gabriel.

"Aakhh”

Pemuda itu nyaris jatuh tersungkur saat ada yang menyandung kakinya. Seekor kucing yang muncul dari arah lorong Kampus, tiba-tiba melintas di antara kakinya. Mata abu-abu Gabriel langsung berkilat tajam.

Gabriel menangkap seekor kucing itu. "Ku..Kucing...Mungkin.. Aku bisa..."

Gabriel menggeram, di sela rasa sakitnya, pemuda itu dengan cepat menyambar kucing berbulu putih dengan sedikit belang hitam pada bagian telinga itu, dan digendongnya pergi menjauh, ke belakang taman kampus yang sepi, sebelum ada satu orang pun yang sempat melihat.

Gabriel membelai kucing cantik itu perlahan-lahan, diciumi dan dipeluknya dengan penuh kasih sayang.

"Maafkan aku, kucing, maafkan, tapi aku sangat sakit..." rintih pemuda itu sebelum akhirnya merengkuh leher kucing dan membenamkan taringnya dalam-dalam, dengan rakus menghisap darah hewan malang itu hingga kering.

Gabriel jatuh berlutut, saat kucing itu sudah lemas terkulai dipelukannya. Pemuda itu mengusap bibirnya yang masih menyisakan darah.

"Astagfirullah!" Sebuah seruan kaget, tiba-tiba menyentakkan Gabriel. Disusul bunyi berdentang dari benda keras yang terjatuh, membuat pemuda bermata abu-abu itu cepat berdiri dan berbalik, dan dia segera saja berhadapan dengan seseorang yang sudah menabrak tong sampah taman hingga terguling, seseorang yang sedang menatapnya dengan wajah pucat - pasi, menggigil ketakutan.

"Syams?!!"

"Kakak ternyata setan...Kakak ternyata..."

Sia-sia Gabriel hendak menjelaskan, karena Syams sudah berlari begitu kencang meninggalkannya. Tubuh Gabriel yang baru pulih dari rasa sakit, tidak mampu dipaksa berlari untuk mengejar Syams.

"Oh, tidak! Kenapa harus bra? Dla..Dia pasti akan memberi tau Shaquilla..." Gabriel hanya terpana ngeri menyaksikannya

“Aku..Aku tau Syams pasti memberitau Shaquilla,”

Gabriel yang sedari tadi mengikuti Syams, mengeluh, melihat Shaquillakebingungan saat Syams menarik tangannya, mengajak gadis itu ke belakang bangunan Kampus yang jauh dari keramaian mahasiswa yang baru selesai mengikuti perkuliahan.

Gabriel berusaha mencuri dengar percakapan Syams dan Shaquilladari balik pohon besar, yang menyembunyikan dirinya dari penglihatan kedua temannya itu.

"Syams, kenapa mengajakku ke sini?"terdengar Shaquillabertanya.

"Ehm, anu, Shaquilla, aku..Aku...."

"Kenapa?"

"Shaquilla, ehm, sebaiknya kamu menjauhi Kak Gabriel..." Gabriel mendengar Shaquillatertawa

"Kalau kamu jauh-jauh mengajakku ke sini hanya untuk mengatakan itu, kamu sia-sia, karena aku sudah tau," kata Shaquilla.

Gabriel mengangkat alisnya mendengar itu, Shaquillasudah tau? Apakah Syams sudah memberi tau?

"Sudah tau? Apakah kamu sudah tau Kak Gabriel itu..." kata-kata Syams terhenti.

Gabriel mengeluh lagi, tampaknya belum Syams belum memberi tau.

"Maksudku, aku sudah paham bahwa lebih baik aku tak terlalu dekat dengan Kak Gabriel,"

"Maksudmu?"

"Kak Talitha tampaknya menyukai Kak Gabriel, jadi lebih baik aku..."

"Shaquilla, bukan itu yang ingin kukatakan padamu."

"Lalu?" Shaquillatampak menoleh pada Syams, dan gadis itu segera saja tercengang mendapatkan betapa pucat - pasinya wajah Syams. Raut wajah Syams tampak begitu frustasi, hendak mengatakan sesuatu pada Shaquillatapi takut.

"Kak Gabriel itu..."

"Shaquilla?" Syams?" Suara Gabriel yang tiba-tiba sudah berdiri di belakang keduanya, membuat Syams bagaikan tersengat.

Gabriel merasa perlu segera memotong pembicaraan Syams pada Shaquilla, agar rahasia itu tak terucap oleh Syams.

"Kak..kak Gabriel... "Syams spontan menarik tangan Shaquilla, mundur menjauhi Gabriel.

"Shaquilla, kita harus pergi, ki.. Kita harus cepat pergi...

"Lho kenapa, Ib? Kak Gabriel baru saja datang." Shaquillatampak heran melihat tingkah Syams.

"Pokoknya kita harus pergi,"

"Tunggu Syams, aku ingin bicara denganmu," Gabriel menatap Syams. Bagaimana pun aku harus bicara dengan Syams, memang sepertinya aku mengintimidasi, tapi harus aku harus melakukannya...

"Aku? Bicara denganku? Untuk apa?" Syams langsung terperangah.

"Please?"

"Tidak bisa, aku..Aku…….”

"Hey, ada apa sebetulnya di antara kalian?"

Shaquillamulai curiga, memandangi kedua pemuda itu silih berganti. "Shaquilla, jauhi Kak Gabriel! Jauhi! Dia..Dia setan! Vampire" Kata-kata Syams tersembur tanpa sempat dicegah, membuat Gabriel mendelik kaget.

"Apa?" Shaquillaterbelalak.

"Kak Gabriel adalah vampire pengisap darah!!" Syams mulai tak terkendali.

"Syams!"

Gabriel spontan memandang Shaquilla, tapi pemuda itu tertegun. Alih-alih kaget atau ketakutan, Shaquillamalah tertawa.

"Syams dudul! Kamu terlalu banyak menonton film Vampire! Masa Kak Gabriel dibilang Vampire? Yang benar saja,"

"Aku tidak sedang becanda Shaquilla! Aku serius!" Syams memegang kedua lengan Shaquilla, dengan panik menatap gadis itu. Tapi Shaquillamenepis tbra, tak percaya.

"Sudah ah, kalian sungguh aneh hari ini! Kukira ada sesuatu yang serius," Shaquillamasih tertawa. "Lebih baik kita gabung dengan Linda dan Chika yang sudah menunggu di kantin. Yuk? Aku sudah lapar niyh,"

Gabriel tidak tau, apakah dia tetap harus bicara dengan Syams atau tidak, tapi untuk sementara sepertinya rahasia itu aman.

Karena Shaquilla ternyata menganggap cerita Syams tidak masuk akal. Pemuda bermata abu-abu itu mengusap rambutnya dengan gugup, berusaha menghilangkan kekhawatirannya.

01.00amTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang