"Maafkan aku, tapi aku...Aku tak bisa menyimpan rasaku," sekilas Gabriel tampak begitu gugup, karena Shaquilla menatapnya dengan mata berkaca-kaca. "Aku...Aku hanya ingin mengungkapkan perasaanku, jika boleh aku mengatakan. Aku...Aku sungguh mencintaimu Shaquilla, selalu, setiap hari dan selamanya"
Gabriel memaksakan diri untuk tersenyum, tapi entah kenapa senyum itu justru tampak begitu sendu di mata Shaquilla.
"Walau aku tau, rasa itu mungkin hanya bisa kusimpan saja dalam hati...."
"Kak Gabriel...." Shaquilla hampir-hampir tak dapat menahan gejolak rasa yang begitu menyesakkan dadanya, tapi sia-sia tangannya terulur hendak meraih Gabriel, karena setelah mengatakan itu, Gabriel tiba-tiba berbalik pergi meninggalkan Shaquilla.
Bersama hembusan angin yang mempermainkan rambut hitam panjangnya, bersama gemerlap bintang-bintang dan rembulan yang menerangi langkahnya. Gabriel pergi tanpa menoleh lagi, menaiki Harley Davidson yang ternyata terparkir di balik rimbunnya pepohonan di samping rumah Shaquilla.
Meninggalkan Shaquilla yang terpaku, mengharu-biru menatap pemuda bermata abu-abu yang sudah semakin menjauh dari pandangan.
"Kak Gabriel, kenapa? Apa maksud semua ini? Kakak datang dan pergi bagai hantu, tiba-tiba memberikan kotak musik ini, menyatakan cinta padaku lalu pergi begitu saja, ini bagai sebuah mimpi yang begitu mengejutkan, kata-kata Kak Gabriel juga, ya Tuhan, mirip seperti yang selalu diucapkan Indra padaku...."
Shaquilla merasa begitu gundah, tak terasa meraba bibirnya, seolah ciuman Gabriel tadi sudah begitu mengusik jiwanya. 'Indra, maafkan aku, tapi aku rasa aku...Aku sudah jatuh cinta dengan Kak Gabriel....' batin Shaquilla.All Rights Reserved