SEBAGIAN PART DIHAPUS KARENA KEPENTINGAN PENERBITAN
Ini kisah tentang Alzena Syafira Putri yang menyukai laki-laki selama 8 tahun, namun begitu menyakitkan ketika laki-laki yang ia cinta menikah dengan sahabatnya.
Cover by Pinterest
Start : 22-10-2...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
《DIAZZENA》
"Jika Miky saja nyaman berada didekatmu, apalagi aku."
-Alzena Syafira Putri-
♡ ♡ ♡
Laki-laki dengan wajah yang sedikit pucat itu menatap dirinya sendiri yang terpantul pada cermin. Lalu ia menyisir rambut hitamnya kebelakang dengan menggunakan jari jemarinya.
"Kecapean sampe mimisan gini, lemah banget kamu Diaz," gerutunya pada diri sendiri.
Ya, ketika Diaz kelelahan ia akan mengalami mimisan. Hal tersebut terjadi karena di mukosa hidung terdapat pembuluh-pembuluh darah kecil yang rapuh. Ketika kondisi kita lelah, pembuluh darah di hidung menjadi mudah pecah.
Lalu Diaz membasuh wajahnya dengan air agar terasa lebih segar karena ia harus melanjutkan membuat pie untuk istrinya, Diaz juga harus menunggu penjual sate yang biasanya akan lewat ketika sore hari atau malam hari.
Tok
Tok
Tok
"A' lagi ngapain? Cepet keluar aku pengen muntah," itu suara Zena yang ingin mengeluarkan isi perutnya.
Diaz segera membuka pintu kamar mandi, terlihat Zena yang sedang menutup mulutnya menggunakan tangan. Perempuan dengan rambut acak-acakan itu bergegas lari kedalam dan berdiri didepan kloset. Zena memuntahkan semua isi perutnya.
Diaz yang sedari berdiri disamping istrinya membantu membenarkan rambut dan meminjat tengkuk Zena. "Keluarin biar enteng," tutur Diaz.
Zena memuntahkan semua isi perutnya. Rasanya amat sangat sakit, mencari posisi tidur nyamanpun sulit. Tapi itu tidak seberapa dibandingkan dengan sakitnya orang sakaratul maut. Karena terlalu sakitnya orang yang mengalami sakaratul maut ia sampai-sampai tidak bisa berbicara untuk mengungkapkan rasa sakitnya.
Ketika sudah dirasa cukup perempuan itu membersihkan bekas muntahannya, kemudian berjalan menuju wastafel, ia membasuh mukanya. Tiba-tiba tangan terulur memberikan sebuah handuk kecil.