23. DIAZZENA

16.1K 1.7K 74
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Assalamualaikum wr.wb

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

⚠Kalo ada kesalahan tolong ingatkan⚠

🍀Tolong di vote sama komen yah☘️

Komennya di setiap paragraf kalo bisa hehe😁

🐈Tandai typo🐈

《DIAZZENA》

"Bertemu denganmu adalah takdirku, mencintaimu adalah keputusanku."

-Ardiaz Ghifari-



Waktu begitu cepat berlalu, hari ini adalah hari yang Zena tunggu-tunggu, bagaimana tidak, Zena akan menjalani sidang akhir. 3,5 tahun sudah Zena mengikuti perkuliahan. Sungguh sangat terasa perjalanannya itu hingga sampai ketitik akhir ini.

Diaz sudah kembali sehat dan sudah menjalankan aktivitasnya seperti biasa. Tetapi Diaz sedikit mengurangi kegiatannya karena Zena terus mengomelinya.

Saat ini Zena sedang berada di depan ruangan sidang, tepatnya di lantai 4 gedung fakultasnya. Zena dan Diaz duduk di sebuah kursi panjang yang tersedia disana. Zena memakai kemeja putih dengan balutan blazer berwarna hitam, serta jilbab dan rok yang senada dengan blazer-nya Wajahnya terlihat tidak tenang, tangannya juga terasa dingin tetapi mengeluarkan keringat.

"Zena deg-degan tau," keluhnya pada Diaz yang sedari tadi menggenggam tangan Zena.

"Bisa, pasti bisa. Sidang itu cuma 30 menit yang sisanya diskusi dosen."

Zena mengerutkan keningnya dan beralih menatap wajah Diaz. "Mana ada."

"Ada, dulu saya gitu."

"Kan beda atuh Qodir, kapasitas otak kita berbeda," perempuan itu menarik pipi suaminya dengan gemas.

Tentu saja kapasitas otak Diaz dan Zena berbeda, Diaz tipe yang mudah menghafal dan mengingat sesuatu, sedangkan Zena tipe yang sulit menghafal tetapi mudah untuk mengerti penjelasan mengenai materi.

"Sama, kok."

"Ngeyel banget ente Qodirrr..." cakap Zena dengan qolqolah yang membuat Diaz tertawa pelan.

"Panggil sayang dong, jangan Qodir. Lagian Qodir siapa?"

"Sayang, Qodir itu selingkuhan aku," ucap Zena sensual.

Diaz langsung memiting leher Zena lalu mengecup kening istrinya berkali-laki.

Plak!

Plak!

Zena memukul lengan Diaz yang berada di lehernya. "Aa' ih."

"Kenapa, geulis?"

"Atuh, diem."

"Biar kamu gak tegang nanti pas sidang."

"Nggak, jangan kebanyakan ketawa nanti sedih."

"Masa?"

"Iyah," jawab Zena tak mau kalah.

"Nggak tuh, ketawa mah ketawa aja, sedih mah sedih aja."

"Tau lah."

DIAZZENA - The Way Of Love [sudah terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang