07

957 234 19
                                    


Elon melihat kepergian Aneta dan tak mengejar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Elon melihat kepergian Aneta dan tak mengejar. Situasi yang dia tonton sejak tadi terlalu membingungkan. Ada kekhawatiran sejak dia melihat Aneta berbicara dengan Erfan walau pembicaraan mereka itu hanya sebentar. Dari percakapan singkat itu, meski Elon tak mendengar jelas apa yang mereka bicarakan, tetapi Elon yakin bahwa ini bukan pertemuan pertama mereka. Elon merasa kalut mengingat Erfan yang semua anggota di Geng Rahasia pun tahu seperti apa dia jika berurusan dengan cewek.

Sekarang, Aneta sudah tak terlihat dan Elon mulai melangkah untuk pergi. Namun, rangkulan Key dari belakang ditambah Mulyo dan Rangga yang menarik masing-masing lengan tangannya, membuat Elon tak bisa ke mana-mana.

"WARNET!" seru ketiganya sambil berteriak. "Lupa lo sama janji lo?" tanya Key.

Rangga menendang kecil kaki Elon. "Iya, nih. Jangan kabur lo!"

"Ya, ya! Iya, ini mau ke Warnet." Elon menghela napas panjang sambil mengempaskan tiga temannya itu agar menjauh.

"Lo serius mau ke warnet punya sekolah tetangga?" tanya Key. Dia dan yang lain mengekori Elon yang sedang melangkah dengan buru-buru. "Kalau kata lo fasilitasnya jauh lebih bagus daripada warnet biasanya sih, gue setuju-setuju aja."

"Yah, emang lebih baik, sih." Elon memang sudah merencanakan bahwa suatu saat akan kembali ke warnet milik SMA Cendei D'Graham itu setelah sebelumnya dia pernah datang dan membuat sedikit masalah. "Tapi ada hal yang mengkhawatirkan."

"Apaan?" tanya Key.

"Tapi kan tujuan gue ke sana murni main game." Elon memakai tudung sweter merahnya.

Perkataannya itu membuat Key dan yang lain menatap heran.

"Lo ngomong apa, sih?" tanya Rangga. "Hal mengkhawatirkan apaan? Lo belum jelasin. Jangan-jangan lo buronan ya di sana?"

Elon hanya menoleh. Dia tak mungkin menjelaskan semuanya panjang lebar. "Kira-kira seperti itu."

"Wah, seru, dong?" Key.

"Apanya yang seru g*bl*k?" celutuk Rangga. Dia berjalan mundur dan mengangkat kedua tangannya, membuat Elon, Key, dan Mulyo berhenti. "Gini aja. Buka seragam kalian. Kemeja dan celana. Kita ke sana jangan pakai seragam."

Hidung Mulyo mengkerut. "Oi, lo nyuruh gue pakai baju ketek dan celana dalam doang?"

Key terbahak.

"Anj*ng makanya gue saranin dari dulu minimal pakai boxer. Jadi ngebayangin kan gue." Rangga menggaruk-garuk kepalanya. "Lanjut jalan ajalah. Soal apa yang terjadi nanti itu urusan belakang."

Mereka baru keluar dari gerbang STARA dan Elon beberapa kali tertangkap basah oleh yang lain tengah melihat-lihat sekeliling.

Key menepuk pundak Elon. "Lo nyariin apaan sih dari tadi, hah?"

Blooming FlowersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang