11

1.1K 239 29
                                    

by svrinai

part of zhkansas

...

Elon datang lebih pagi dari biasanya. Dia adalah siswa kelas X IPA 5 kedua yang datang. Ada Rangga yang sedang menongkrong sendirian di depan kelas. Rangga menunjuknya dan menggeleng-geleng tanpa mengatakan apa-apa, membuat Elon menaikkan alis dengan heran. Dia memasuki kelas untuk menyimpan tasnya, lalu menghampiri Rangga sambil membawa kursi untuk duduk di samping teman kelasnya itu.

"Pagi banget lo datang?" tanya Rangga.

"Lo sendiri pagi banget datangnya?"

"Lagi bosen aja. Mau cepetan ke sekolah." Rangga menendang kaki Elon, membuat Elon menatap Rangga sambil berdecak. "Ada masalah apa sih lo sama anak-anak D'Graham?"

Elon memalingkan wajah. "Biasa."

"Hm...." Rangga memicingkan matanya curiga, tetapi kemudian mengedikkan bahu. "Ngomong-ngomong, kemarin gue ketemu senior yang tiba-tiba nanya apa gue tahu geng rahasia atau enggak."

"Hah?" Elon mencoba bersikap biasa disaat dia merasa tak tenang. "Senior?"

"Iya, kocak tiba-tiba dia nanya begituan," balas Rangga.

"Haha. Emang si senior itu bilang apa lagi?"

"Dia bilang lo mau taruhan nggak? Gue bisa dapat apa yang gue mau katanya."

"Terus lo jawab apa?" tanya Elon. Dia tak bisa menyembunyikan rasa penasarannya. Dia juga khawatir Tigris bertindak sampai melibatkan Aneta karena terakhir berbicara dengan cowok itu, Elon sudah dengan berani mengancam akan menyebarkan tentang geng rahasia jika dia berani membawa Aneta dalam permainan.

"Gue jawab kalau taruhannya bisa buat gue jadi kaya tujuh turunan gue mau," balas Rangga.

"Artinya lo tolak, kan?"

"Iya, habis itu gue ketahuan anak SMA Cendei D'Graham, tapi untung gue berhasil kabur terus ketemu Key." Alis Rangga terangkat tinggi-tinggi. "Kenapa lo kepo banget, dah? Kenapa juga kita bahas ginian."

"Kepo dikit."

"Jangan-jangan lo jadi kena virus cewek-cewek di sekolah?"

"Virus apaan." Elon berdiri dan memasuki kelas.

"Itu loh. Geng rahasia game over apalah itu!" teriak Rangga di luar sana.

Elon mengambil ponselnya di dalam tas dan segera keluar dari kelas. Dia melewati Rangga dengan langkah buru-buru. "Gue mau BAB. Mau ikut?"

"Nggak, lah. Ngapain juga gue ikut?" tanya Rangga heran.

Elon mengangkat jempolnya dan mempercepat langkah untuk mencari tempat sepi. Dia segera menghubungi Tigris dan untung saja segera diterima cowok itu.

"Ngapain lo malah ngutus orang buat ketemu temen gue?" tanya Elon tanpa sapaan maupun basa-basi. "Ah, terserah apa pun itu, yang jelas gue udah bilang jangan sampai lo macam-macam ke Aneta. Gue bukan lagi nyebarin soal kalian, tapi gue bakalan bakar markas."

"Ih, atut~" Itu suara Nata.

Elon melotot kesal setelah mendengar intonasi mengejek dari Nata. "Tigris mana?!"

"Galak banget kayak kucing oranye. Ngajak berantem lo?"

"Ah, terserah lo ngomong apa. Tigris mana? Gue mau ngomong," kata Elon menggebu-gebu.

Blooming FlowersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang