by svrinai
part of zhkansas
...
Aneta otomatis menyingkir ke belakang Elon ketika beberapa siswa datang dari arah yang berlawanan.
"ANETA! ELON! SINI!" Itu suara Alona.
Aneta langsung mengintip dari balik punggung Elon dan menemukan si pemilik suara itu. Alona berdiri dan melambai-lambaikan tangannya. Tak hanya ada Geisha dan Dania di sana, tetapi ada tiga cowok lain yang membuat Aneta terkejut.
Rangga, Mulyo, dan Key. Ketiga cowok itu sengaja menyatukan meja mereka dengan meja Alona dan yang lain. Rasa tak suka Alona dan Dania tergambar jelas di wajah mereka karena tingkah tak tahu malu ketiga cowok itu.
"Kalian berdua pesen makanan saja. Udah ada tempat duduk, nih," kata Dania, menunjuk dua kursi kosong yang berdampingan seolah sebelumnya sudah diatur sedemikian rupa.
Elon meneruskan langkahnya untuk mengambil makanan. Begitu pun dengan Aneta. Setelah mereka berhasil mendapatkan makanan, keduanya langsung menghampiri kursi kosong dan segera duduk di sana.
Di sini lah Aneta sekarang. Dia berada di antara enam orang yang tak bisa diam. Suara mereka membaur dengan suara percakapan siswa-siswi lainnya di kantin itu. Hanya dirinya dan Geisha yang tak banyak bicara. Namun, dibanding dirinya yang canggung, Geisha terlihat biasa saja. Terkadang Geisha menimpali kata-kata yang lain.
"Wajah polos" yang merupakan bawaan lahir dari Geisha membuat cewek itu selalu tampak tak punya masalah. Aneta memikirkan Geisha karena teringat kejadian buruk kemarin. Cewek itu tampak baik-baik saja dari luar. Entah apakah benar bahwa dia baik-baik saja sesuai yang terlihat.
"Ish! Ish! Ish" Alona mendorong pipi Key berkali-kali. Mereka berdua kembali meributkan hal kecil. "Kalian ngapain juga ke sini. Kalian nggak diterima, tapi malah seenaknya buat gabung."
"Tapi udah terlanjur. Jadi, gimana?" tanya Key dengan tampang bodohnya. Dia satu-satunya di kantin itu yang tidak memakai seragam dan hanya mengenakan kaos oblong dan celana olahraga. Dia belum ketahuan guru piket.
"Hah! Terserah, deh," balas Alona.
Dania menyipitkan matanya kepada Key. "Heh, lo tahu kan kalau Alona tuh punya gebetan? Ngapain lo selalu gangguin Alona tiap detik kalau bukan karena suka sama dia?"
"Hoeeek!" Key langsung pura-pura muntah.
"Siapa juga yang mau sama lo? Najis banget!" teriak Alona tak terima setelah melihat apa yang Key lakukan. "Lo tahu Kak Ozy? Lo nggak bisa dibandingin sama dia."
"Heh? Siapa tuh yang namanya Ozy Ozy itu? Palingan jamet sekolahan yang sok kegantengan."
"Lo lagi ngatain diri sendiri, ya? Kalian nggak bisa dibandingkan. Ya kali seorang Pangeran dibandingkan dengan kentang? Nggak level."
"Wah, lo ngajak berantem?" teriak Key sambil berdiri.
Dania menepuk jidatnya mendengar keributan itu. Siswa-siswi di sekitar mereka semakin tertarik dengan keributan tersebut.
"Lo pikir gue nggak punya gebetan? Gue juga punya dan si cantik nggak bisa dibandingin sama lo yang cuma seorang toge!" seru Key.
Alona membelalak. "To... ge? Toge?!"
"Iya, toge. Kecil. Cebol. Putih. Kek tuyul."
"Cari mati lo, ya?"
"Ah, itu Kak Gemala." Mata Key berbinar. Seseorang yang ada di pikirannya sejak berdebat dengan Alona akhirnya muncul. Tujuh orang di meja itu memandang arah telunjuk Key. "Wah, hari ini masih cantik juga. Ngapain ya Kak Gemala di area ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Blooming Flowers
Genç KurguSELESAI ✔️ Aneta berharap dia tak akan pernah merasakan apa itu cinta karena dia tak mau patah hati seperti kakak perempuannya yang hidupnya berubah hanya karena satu cowok. Namun, kehadiran seseorang di hidup Aneta menghancurkan harapan itu. Jatuh...