26

842 216 25
                                    

by svrinai

part of zhkansas

...

Waktu berjalan terlalu cepat. Ada banyak hal terjadi belakangan ini. Delapan remaja itu semakin dekat secara alami dan Elon pasti selalu ada di dekat Aneta. Entah itu di belakangnya, di samping kiri atau kanannya, atau bahkan di hadapannya.

Elon sering mengisengi Aneta atau mengatakan sesuatu yang membuat Aneta terbawa perasaan. Sikap Elon yang senang bercanda dan iseng kepada Aneta, membuat Aneta terkadang terbawa perasaan, tetapi pada akhirnya dia menganggap perlakuan Elon padanya itu tak ada maksud selain sekadar bercanda dan iseng. Sebagaimana perlakuan Elon kepada siswi kelas IPA 6 yang dia isengi.

Aneta berusaha untuk tidak menganggap serius apa yang Elon lakukan padanya. Seperti saat mereka sedang berada di stand minuman, lalu tiba-tiba saja Elon memainkan rambut Aneta sambil berkata, "rambut lo kok halus?"

Atau saat Elon bermain bola di dalam kelas bersama cowok-cowok lain, lalu dia mendatangi Aneta yang sedang mengupas kulit jeruk sambil berkata, "minta satu, dong!" Lalu Aneta mengarahkan satu potong jeruk dan tanpa dia duga Elon mengambil jeruk itu dengan mulut. Kemudian dia lanjut bermain tanpa tahu efek yang dia tinggalkan pada Aneta.

Segala tingkahnya mencuri perhatian dan semakin membuat yang lain menggoda hubungan mereka berdua, tetapi Elon seolah tak peduli. Sementara Aneta harus berjuang menetralkan rona pipinya sambil memasang tampang datar, yang padahal di hatinya sedang tak tenang.

Bukan hanya saat mereka sedang beramai-ramai, tetapi Elon juga mendekati Aneta saat Aneta sendirian. Seperti sekarang ini. Ketika Aneta melewati pos satpam Elon—yang berada di dekat post satpam karena sebelumnya dihadang oleh beberapa senior—langsung kabur dari mereka dan menghampiri Aneta untuk ke kelas bersama.

"Udah ngerjain PR belum?" tanya Elon sambil berjalan mundur di hadapan Aneta.

"Udah. Lo minggir, gih. Jangan jalan mundur kayak gitu. Nanti lo nabrak orang." Aneta membelalak kaget ketika Elon bertabrakan dengan seorang siswa. Untung saja siswa itu dari kelas lain yang saling kenal dengan Elon. "Nah, kan. Gue baru aja ngomong."

Di situasi-situasi tertentu, Aneta memang berinteraksi secara santai dengan Elon. Itu karena satu kata; terbiasa..

"Kenapa masih jalan mundur gitu, sih?" Aneta mengernyit. Elon hanya tersenyum, iseng. Aneta menarik sweter Elon hingga cowok itu berhasil dia bawa ke sampingnya. "Kalau jalan, tuh, jangan ganggu orang lain yang mau jalan juga."

"Apa, sih, pegang-pegang?" tanya Elon pelan. "Lo bikin gue deg-degan tahu, Net."

"Hah...?" Jantung Aneta berdegup kencang, tetapi dia pura-pura tak tahu apa-apa.

Elon mengisenginya lagi.

***

Aneta menaruh tangannya di depan mulut, lalu menguap sampai air matanya keluar. Hawa dingin dari AC di ruangan itu membuatnya mengantuk. Guru komputer mulai menerangkan tentang praktik apa yang akan mereka lakukan sementara siswa-siswi lain sudah duduk di depan komputer pilihan masing-masing.

Aneta menunduk, lalu dia menguap lagi. Matanya menjadi berat. Dia bertopang dagu hingga akhirnya perlahan-lahan matanya tertutup. Kesadarannya hampir hilang saat mendengar suara guru. Kelopak matanya terbuka lagi. Ditatapnya layar komputer yang masih gelap padahal CPU sudah menyala dari tadi.

"Lah?" gumamnya.

"Kenapa?" tanya Elon, yang memang duduk tepat di sampingnya.

Aneta menunjuk layar monitor. "Nggak tahu, nih."

Blooming FlowersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang