by svrinai
part of zhkansas
...
"Elon...." Aneta terduduk memandang layar ponsel yang gelap dan masih terdengar suara keramaian di seberang sana. "Elon!"
Percuma, batin Aneta, membuatnya segera turun dari tempat tidur itu dan menyambar tasnya. Dia ingat detail lokasi Elon di mana. Dia ingin ke tempat itu tanpa pikir panjang.
"Aneta?"
Aneta berhenti saat mendengar suara Elon dari ponsel. Dia mengangkat ponselnya itu. Panggilan video belum berakhir. Elon sedang menjauhi dari kerumunan orang-orang.
"Lo ... nggak pa-pa, kan?" Suara Aneta bergetar dan sulit mengeluarkan kata-kata lagi.
"Gue nggak apa-apa. Nanti gue hubungin lo, ya?" pinta Elon. "Di sini kacau."
Aneta mengangguk-angguk meski Elon tak melihatnya.
"Kayaknya lo udah bisa nebak apa yang terjadi," kata Elon, lalu menghela napas menatap titik kejadian. "Anet, gue akan hubungi lo lagi. Mungkin kalau gue udah di rumah. Tapi gue cuma bisa chat lo doang, soalnya handphone gue bakalan gue matiin habis ngasih tahu lo. Nggak apa-apa, ya?"
"Iya, nggak apa-apa, kok. Yang penting lo pulang dengan selamat," balas Aneta. Dia tak mungkin bertanya tentang alasan Elon yang jarang menyalakan ponsel di rumahnya. "Hati-hati...," bisik Aneta.
"Iya, nggak usah khawatir pokoknya. Dadah." Lalu Elon mengakhiri panggilan video itu.
Aneta kembali ke kamarnya dengan lunglai. Dia menjatuhkan diri di tempat tidur setelah menaruh asal tasnya di lantai yang memang sejak awal dia seret. Cewek itu membuka berita internet, tetapi kemudian dia urungkan karena tak mungkin berita muncul secepat itu. Dibukanya grup kelas untuk sekadar meluangkan waktu luang atau mencari tahu mungkin saja ada informasi yang disampaikan ketua kelas. Tak ada apa-apa. Hanya percakapan beberapa cewek tentang webtoon tema kerajaan yang mereka baca dan menjadigenre mainstream akhir-akhir ini.
***
Kehebohan berlangsung seperti biasanya ketika bel pulang berbunyi. Bunyi kursi-kursi, teriakan kesenangan para murid, atau salam serentak dari para murid kepada sang guru. Semua sudah tak sabar untuk menjalankan aktivitas di luar jam sekolah.
Termasuk Elon yang sudah menunggu waktu pulang tiba bahkan sejak pagi tadi. Dia tak puas hanya berbincang dengan Aneta di pagi sebelum mata pelajaran dimulai atau juga waktu istirahat yang singkat. Cowok itu tak bisa bebas untuk menghubungi Aneta di rumahnya karena tak berani mencari gara-gara di depan papanya yang otoriter.
Aneta baru saja selesai memasukkan barang-barangnya ke dalam tas sembari mendengarkan perkataan Alona yang sedang berencana untuk jalan-jalan ke sebuah rumah makan yang letaknya tak jauh dari sekolah.
Namun, tiba-tiba saja tangan Aneta digenggam erat oleh Elon sambil melangkah keluar, membuat cewek itu mau tak mau mengikuti langkah Elon menuju luar kelas.
"Gue pinjem Anet, yaaa!" seru Elon, melambaikan tangan pada Alona yang marah temannya direbut begitu saja.
"ELOOON!" teriakan Alona tak mempan. Cowok itu berhasil membawa Aneta menghilang dari kelas.
Elon berlari tanpa melepaskan genggamannya dari tangan Aneta. Dia mendahului setiap murid yang sedang mengarah ke gerbang sekolah. Sepuluh menit pertama setelah bel pulang berbunyi itu adalah saat-saat ramai karena semua berlomba-lomba menuju kendaraan pribadi, umum, maupun jemputan yang telah menunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blooming Flowers
Teen FictionSELESAI ✔️ Aneta berharap dia tak akan pernah merasakan apa itu cinta karena dia tak mau patah hati seperti kakak perempuannya yang hidupnya berubah hanya karena satu cowok. Namun, kehadiran seseorang di hidup Aneta menghancurkan harapan itu. Jatuh...