"Rose, aku hanya piknik sehari bukan mau liburan seminggu." Minghao berkacak pinggang melihat malah Rose yang lebih sibuk menyiapkan ini itu sembari terus mondar - mandir.
"Eitsssssss, lebih baik kelebihan barang daripada kekurangan. Kau duduk dan makan sarapan mu, biar ini aku yang bereskan." Rose mendorong minghao agar duduk kembali di sofa dan menyerahkan satu piring nasi goreng buatannya.
Minghao menghela nafas pasrah, dan kembali melanjutkan memakan makananya sambil melihat rose yang terus menerus menambahkan barang - barang yang menurutnya sangat tidak akan berguna nantinya.
"Kau ingin menambahkan kacamata juga? Yang ada nanti aku akan menjadi pusat perhatian karena gaya ku yang terlalu nyentrik." Minghao berkomentar saat melihat rose memasukan kacamata gentle monster milik rose yang sepertinya baru diberikan Jennie beberapa minggu lalu kedalam tas perlengkapannya. "Jika kau lupa aku bukan artis YG yang harus stylist dimanapun," tambahnya lagi.
Rose berhenti sejenak, mungkin berfikir. "Tapi kau kan akan butuh kacamata." Rose berujar.
"Tapi bukan kacamata hitam juga," Minghao bangkit dan ikut duduk disamping rose. "Kau bisa memasukan kacamata yang bening saja." Minghao kemudian membantu rose membereskan beberapa kacamata yang tadinya akan dimasukan kedalam tasnya. "Aku hanya perlu yang satu ini." Minghao kemudian mengambil salah satu kacamata dan memakainya.
"Bagaimana? Apa aku terlihat tampan sekarang?" Minghao berpose keren sambil menaik - turunkan alisnya. Hal itu sontak saja membuat rose tertawa dan mengajak ramvut minghao gemass.
"Jangan khawatir, disana ada para member dan manager-hyung. Agensi juga pasti menjamin kami tidak kekurangan apapun nanti disana," minghao memberitahu.
Rose memanyunkan kan bibirnya, "yasudah kau bawa diri saja kalau begitu. Ini untuk aku pergi piknik dengan hank." Rose berujar dengan nada sedikit ketus.
Minghao yang gemas langsung saja mencubit pipi rose yang tentu saja sontak membuat rose menjerit karena merasakan panas dipipinya. "Jangan lucu seperti itu, kau sengaja biar aku tidak pergi ya?" Minghao berujar dengan nada kesal yang dibuat - buat.
"Pede sekali. Aku kan bilang begitu karena kau tidak mau membawa barang - barang yang sudah aku siapkan." Rose menjawab dengan ngengas.
Minghao tertawa, "aku tidak bilang tidak mau membawanya tuh."
"Kau menyebalkan sekali!" Rose memukul pundak minghao hingga minghao menggaduh tapi kemudian kembali tertawa.
Tak lama, ponsel milik minghao berbunyi menampilkan nama sang rekan yang tak lain dan tak bukan adalah Mingyu. Tanpa lama minghao langsung saja mengangkat telepon dari Mingyu.
"Kau dimana sebenarnya? Kita sudah akan pergi," baru saja diangkat, mingyu sudah mengutarakan alasannya menelpon dengan to the point.
"Aku akan berangkat sekarang, tidak apa - apa kalian duluan saja. Aku akan berangkat dengan managerku dari sini.
Terdengar helaan nafas dari sebrang sana, "baiklah hati - hati. Nanti aku akan mengirimkan alamatnya."
Minghao hanya menganggukan kepalanya, walaupun tau bahwa mingyu mungkin tidak akan bisa melihat dirinya. "Oke,"
"Baiklah aku tutup, sampau jumpa."
"Yaa."
Minghao berbalik melihat rose yang menatapnya dari tadi. Ditatap seintens itu malah membuat minghao sedikit salah tingkah. "Mengapa menatapku seperti itu?" Minghao bertanya sambil mengangkat alis.
"Kau tampan, aku jadi takut. Disana banyak idol juga bukan?" Rose mengutarakan keresahannya.
Minghao tertawa. "Jangan berpikiran aneh - aneh. Kau sudah paling segalanya untukku."
Rose memutar kedua bola matanya malas. "Jangan gombal! Cepat sana pergi,"
"Kau mengusirku?" Minghao bertanya dengan nada merajuk.
"Aishhhh kau ini," Minghao kembali tertawa melihat ekspresi kesal sang kekasih. Jadi sudah berapa kali minghao tertawa pagi ini karena kelakuan sang kekasih?
"Kau tidak ada jadwal?" Minghao bertanya dengan kalem.
Rose mengeleng, "aku penganguran minggu ini, tapi jangan khawatir uangku tidak akan habis meskipun aku membeli pulau di hawai,"
"Jangan sombong!" Minghao menoyor pelan kepala rose yang disambut gaduhan pelan dari sang empu. "Daripada disini, bagaimana ikut denganku saja? Aku hanya sampai petang tidak sampai malam."
Rose menoleh cepat. "Jangan bercanda, disana akan banyak idol. Kau mau membuat skandal apa bagaimana?"
"Yaaaa kau bisa menungguku di dalam mobil? Mungkin." Minghao berujar tidak yakin yang disambut rose dengan memutar kedua bola matanya.
"Aku bisa mati kepanasan, kau tauuu,"
"Tapi aku benar - benar ingin kau ikut." Minghao mulai mengeluarkan ekspresi yang memelas.
Rose menghela nafas kasar, "aku tidak ikut, tapi nanti aku akan menyusul membawakan sesuatu untukmu, bagaimana?"
Tawaran rose disambut senyum cerah dari minghao. "Okeeee, managerku nanti yang menjemputmu, oke kalau begitu. Aku berangkat dulu, see u nanti." Minghao berpamitan, sebelum itu minghao sempat mengecup kening rose dan langsung berlalu dari apartement milik sang kekasih.
****
"Jisung, mau ikut ke Universal Studio tidak?" Chenle tiba - tiba saja masuk kedalam kamar hotel Jisung. jisung yang tadinya ingin menutup mata sontak membuka matanya kembali.
"Aku agak lelah, mungkin aku akan tidur saja di hotel." Jisung menjawab dengan nada yang samar - samar.
Chenle buru - buru saja menghampiri sang maknae dan menempelkan punggung tangannya di kening Jisung. "Agak panas, yasudah aku nanti pangilkan manager hyung untuk merawatmu, aku akan cepat. Setelah mengantar Renjun-hyung aku akan segera kembali. Ngomong - ngomong ingin sesuatu? Akan ku belikan sepulang dari sana."
Jisung memegang dagunya, berpikir sejenak lalu menjawab "buggeopang,"
Chenle memutar matanya. "Jisung-ah, kita ada di LA bukan di Korea jika kau lupa."
Jisung cemberut, "Yasudah jangan belikan aku apapun, karena aku hanya sedang ingin makan buggeopang,"
Chenle menghela nafas kasar. "Baiklah akan aku carikan nanti, dasar bayi. Sudah istirahat saja." Tak lama Chenle menutup pintu kamar hotel Jisung meninggalkan Jisung sendirian.
.
.
.
.
Tbc