Extra Chapter III

2.7K 248 12
                                    

"Tidak Jeongwoo, kau tidak boleh memakan itu,"

Jisung mengangkat Jeongwoo dan mendudukannya dikarpet bulu. Jisung menatap jam yang tertempel di dingding, kemudian menghela nafas, kenapa waktu berjalan sangat lama?

Ah, apa yang sedang terjadi? Mari kita flashback satu jam yang lalu. Dirinya yang sedang asyik bermain game dikomputer milik Jeno, tiba - tiba saja dikejutkan dengan kedatangan sang kakak dan suaminya. Jisung berfikir mereka memang mampir untuk bermain, akan tetapi ternyata dirinya salah, kakak dan kakak iparnya itu ternyata datang untuk menitipkan Jeongwoo karena keduanya harus pergi keacara penting, mereka tidak bisa membawa Jeongwoo karena acaranya digelar disebuah club malam. Dan berakhirlah Jisung menjadi baby sitter bayi 28 bulan itu.

Jeongwoo melambaikan tangannya pertanda bahwa meminta Jisung untuk menggendongnya. Jisung membawa Jeongwoo digendongannya sembari berjalan membuka kulkas, celaka. Disini hanya ada ramyeon dan beberapa butir telur saja, memang karena dreamies lebih sering makan diluar daripada di dorm. Kembali keruang tamu, Jisung mengambil handphone miliknya dan mencoba untuk menelpon salah satu member.

"Kau sedang dimana hyung?" Jisung bertanya saat panggilan terhubung.

Renjun disebrang sana menjawab dengan singkat bahwa dia dan Chenle sedang perjalanan menuju Rumah, Jisung tersenyum otomatis. "Tolong belikan beberapa buah - buahan dan kue untuk bayi berusia kurang lebih dua tahun ya hyung."

"Apa jeongwo sedang ada di dorm?" Chenle menyela dengan antusias disebrang sana, Jisung hanya mengangguk padahal Renjun dan Chenle tidak akan mungkin bisa melihatnya.

"Kami akan segera sampai! Tahan Jeongwoo jangan biarkan dia pulang dulu!!!!" Chenle berujar dengan mengebu - gebu.

Jeongwoo ini memang sudah berhasil menggantikan posisi Jisung sebagai kesayangan sepertinya, dia juga mau tidak mau dipaksa bersikap lebih dewasa karena kehadiran baby J. Akan tetapi Jisung tidak marah, justru dia sangat senang. Oh juga, sejak kelahiran Baby J, Chenle memang sangat menyayanginya. Karena memang Chenle dan Jisung yang lebih sering berkunjung ke rumah keluarga Xu itu.

"Tunggu sebentar, Chenle-gege akan membawakan banyak makanan untukmu nanti." Jisung berkata, seolah mengerti baby J menepuk - nepuk tangannya. Jisung tersenyum dibuatnya, "Kau senang? Baiklah sekarang kau tunggu disini, aku akan mengambilkan susu untukmu." Jisung meningalkan baby J dan berlalu menuju dapur.

Saat Jisung sedang berada didapur, dirinya tiba - tiba saja dibuat panik sampai meningalkan botol susu yang tadinya dia buat, bukan tanpa alasan, dirinya langsung refleks berlari karena Baby J menangis dengan keras.

Saat sudah sampai diruang tamu, dirinya melihat Jaemin yang mencoba membuat Baby J berhenti menangis sedangkan Jeno memarahi Haechan. Jisung menghela nafas, sudah tahu akibat Baby J menangis.

"Kau juga! Kenapa meningalkan bayi sendirian tanpa pengawasan?!"

Baru saja datang, sudah kena marah. "Aku sedang membuatkannya susu hyung. Lagipula kenapa Jeongwoo bisa menangis? Dia baik - baik saja saat aku tinggal barusan."

"Dia berteriak, membuat baby J kaget dan akhirnya menangis." Jeno menjelaskan.

"Aku tidak tahu, kenapa menyalahkanku? Aku refleks berteriak karena Baby J sangat imut,"

"Yaa tapi jangan langsung mencubitnya juga bisa bukan?! Kau baru dari luar tangamu kotor," Jaemin kembali mengomeli Haechan.

"Kau juga sekarang sedang mengendong baby J ya!"

"Sudah diam!"

Keduanya langsung kicep begitu mendengar gertakan Jeno, Jisung sekarang sudah mengambil alih baby J dan memberikan susu, tadi saat mereka berdebat Jisung memilih kembali membuatkan Susu untuk Jeongwoo.

"Hyung, sekarang lebih baik kalian bersihkan diri kalian jika ingin bermain dengan baby J. Aku akan mengajaknya ke kamarku,"

"Tapi sepertinya Jeongwoo mengantuk. Kau coba tidurkan saja dia, aku akan menyusul sesudah mandi." Setelahnya Jaemin berlalu diikuti Jeno dan Haechan.

****

"Apakah Jeongwoo menginap?" Renjun bertanya, jam sudah menunjukan pukul sebelas malam dan tidak ada tanda - tanda Minghao dan Rose akan segera datang. Jisung mengedikan bahunya tak tahu, "pesanku belum dibalas."

Hening lagi, Jisung dan Renjun saat ini sedang menonton film Space Between Us, Jika kalian tanya dimana yang lain, Jaaemin dan Chenle sedang berada dikamar bersama Baby J, keduanya mungkin sudah ikut tertidur, sedangkan Haechan dan Jeno sedang bermain game bersama di kamar Jeno. Mark sendiri masih memiliki urusan di agensi.

"Jisung-ah, kau mau tau sesuatu tidak?"

Jisung refleks mendekat saat mendengar Renjun berbisik, "Apa?" Tanyanya penasaran.

Baru saja akan menyampaikan pesannya, tiba - tiba keadaan dorm menjadi bising karena Baby J yang terbangun dari tidurnya dan mencari - cari keberadaan orang tuanya, tidak menemukan presensi Minghao maupun Rose membuat Jeongwoo menangis keras, hal ini sontak saja membuat Jaemin dan Chenle kelabrakan, bukan hanya Jaemin dan Chenle. Jisung dan Renjun saja langsung berlari kearah kamar Jisung.

"Tidak mempan, sepertinya Jeongwo bermimpi buruk." Jaemin berujar sembari terus mengayun - ayun tubuh Jeongwo.

"Aku akan buatkan susu," Renjun pergi kearah dapur.

Segala cara sudah mereka berenam lakukan supaya Jeongwoo berhenti menangis, tapi tangisan sang bayi tidak kunjung reda. Mereka sudah kehabisan akal, telpon Jisung pun tidak kunjung diangkat. Jeongwo baru berhenti menangis saat Haechan memberikannya sebuah spidol dan menyuruh Baby J mencorat - coret tangannya.

Setelahnya kalian apa yang terjadi? Yaaa Jeongwoo berhenti menangis akan tetapi tubuh mereka yang sekarang menjadi korban karena Jeongwoo tidak mau melukis di atas kertas, melainkan dirinya hanya mau melukis dikulit seseorang.

Poor dreamies. Apa kalian masih mau menjaga bayi?

Hidden Brother ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang