22

3.3K 443 19
                                    

Minghao dan Rose saling menatap satu sama lain, tak lama kemudian keduanya menghela nafas secara bersamaan. Niat Minghao ke apartement sang kekasih adalah untuk quality time bersama gagal total karena kehadiran Jisung dan Teman - temannya disini.

Entah kenapa dreamies seakan tidak merasa lelah, mereka terus saja berteriak satu sama lain. Bahkan apartement rose sudah sangat mirip dengan tempat pembuangan sampah karena bekas snack dimana - mana.

Rose yang melihatnya hanya tersenyum paksa dan mencoba sabar, yah mau bagaimana lagi rose sering memantau sosmed, bukannya dia tidak tau menau bahwa grup adiknya ini dijuluki sebagai grup dengan member - membernya yang dijuluki bocah kematian.

"Apa lebih baik kita keluar saja? Jujur saja kepalaku mulai pusing." Minghao berbisik, matanya melirik lima anak yang masih asik dengan dunianya itu.

"Kau pusing? Apa ingin beristirahat saja?" Rose bertanya dengan khawatir, tangannya juga mulai menyentuh kening sang kekasih memastikan bahwa Minghao benar - benar sakit.

"Bukan itu maksudku, aku hanya sedang ingin berduaan denganmu, sudah tau jadwal kita sangat sibuk dan kadang bentrok. Sulit menemuimu akhir - akhir ini," Minghao menyampaikan keluhannya. Saat ini posisi minghao sendiri adalah bersandar dan merangkul lengan milik rose, tangan rose yang bebas mulai mengusap rambut Minghao dengan sayang. "Hanya hari ini saja, lagipula masih banyak waktu yang bisa kita habiskan setelah ini."

Sedangkan sedari tadi chenle sendiri terus - terusan mencuri - curi pandang kearah Minghao dan Rose yang sedang berada di ruangan bersantai, posisi dreamies sendiri sedang berada di ruangan tamu. Apartement rose ini memang sangatlah luas Chenle jadi betah dan tidak mau pulang.

"Yak, aku tidak pernah berpikir Rose-noona akan berakhir menjadi kekasih Minghao-ge. Sangat tidak tertebak, padahal kita semua tahu shipper rose-noona yang paling terkenal adalah dengan Jaehyun-hyung, Jungkook-sumbaenim, Chaenyol-sumbaenim, June-sumbaenim dan banyak jika disebut. Tapi diantara shipper itu aku tidak pernah melihat ada shipper rose-noona dan juga Minghao-ge." Chenle berujar heran, sedari tadi memperhatikan Minghao dan Rose chenle menyadari satu hal, wajah keduanya bisa di katakan cukup mirip. Minghao seperti rose versi berambut pendek.

"Ah ngomong - ngomong soal Jaehyun-hyung dia pasti sakit hati jika tau pujaannya sudah memiliki kekasih." Jaemin menimpali sambil merebahkan dirinya di sofa tempat Renjun sedang memakan popcorn. Sudah dibilang, dreamies sudah menganggap ini rumah mereka sendiri.

"Benar juga, padahal aku mendukung keduanya, soalnya aku senang disebut anak mereka berdua." Jeno balas menimpali.

"Syuttt!!!" Kalian tidak boleh membicarakan itu disini, bagaimana nanti jika Minghao-hyung mendengarnya? Itu akan sangat canggung nantinya." Renjun sebagai yang tertua bersikap bijak. Semuanya sontak terdiam.

"Itu juga alasan kenapa ternyata waktu itu kau bisa diantar oleh Minghao-ge, aku sudah menebak sih tidak mungkin kau tiba - tiba akrab dengan Minghao-ge." Chenle berujar saat teringat momen dirinya menciduk Jisung yang keluar dari mobil milik Minghao. Jisung hanya memgedikan bahunya. Tak lama mereka melihat Rose yang berjalan kearah mereka sontak saja semuanya langsung duduk tegap, seakan siap menerima hukuman.

"Apa kalian tidak akan pulang?" Rose bertanya, matanya mengerling kearah jam yang sudah menunjukan hampir pukul sepuluh malam. Member dream sontak langsung ikut melihat kearah jam dingding serempak kemudian saling menatap.

"Noona, aku akan menginap malam ini, hyungdeul kalian bisa menelpon manager dan pulang sekarang juga." Jisung dengan enteng membuat keputusan sendiri. Pernyataan Jisung itu sontak saja mendapat sorakan tidak terima dari member dream lainnya.

"Noona!! Aku juga ingin menginap, minghao gee, ayoo bantu aku agar aku diizinkan menginap juga disini." Chenle malah mengadu pada minghao yang sedari tadi menatap mereka. Minghao yang disebut secara tiba - tiba menyerit bingung, tak lama dari itu keributan mulai terjadi lagi.

"STOP!!" teriakan rose itu mampu membungkam mereka semua.

"Kalian boleh menginap disini, tapi aku memiliki aturan, pertama apa kalian sudah bilang pada hyung kalian yang lain? Atau manager?"

Pertanyaan rose dijawab gelengan serempak oleh dreamies. Rose menghela nafas sudah menduga hal ini, "baik kalau begitu. Hal pertama yang harus kalian lakukan adalah meminta izin dulu pada mereka, jika diizinkan kalian bisa menginap disini." Putusnya final.

Jeno kemudian mencari handphone miliknya. "Manager hyung sudah memberi izin, tetapi aku bingung harus menelpon siapa," Jeno mengeluh

"Taeyong atau Doyoung hyung saja, sini handphonenya! Biar aku yang menelpon," Jaemin merebut handphone yang dipegang oleh Jeno.

Tidak lama kemudian Jaemin menekan tombol call pada kontak yang diberi nama Taeyong hyung itu, dan tidak butuh waktu lama untuk taeyong mengangkat telepon dari jaemin.

"Hyungggg!!! Kami akan menginap di apartement rose-noona!! Jaemin berbicara to the point.

Tak lama terdengar suara Haechan disebrang sana yang marah - marah padanya. "YAK KALIAN KENAPA TEGA SEKALI MENINGALKAN AKU?! AKU JUGA INGIN IKUT!! POKONYA KAU HARUS MENGIRIMKAN ALAMATNYAAAA!!" haechan berteriak nyarinh di sebrang sana.

"KENAPA KAU YANG MENGANGKAT TELEPONNYA?! KEMBALIKAN KEPADA TAEYONG HYUNG SEKARANG JUGA!!!!" Jaemin ikut berteriak. Membuat semua yang ada diruang tamu menutup telinganya karena merasa pengang mendengar teriakan Jaemin.

"POKONYAAAAAA AKU INGIN MENYUSUL!!!!" Teriakan Haechan disebrang sana tidak digubris sama sekali, karena setelahnya Jaemin hanya mematikan teleponnya dan tersenyum tanpa dosa. "Beres noona, kami menginap,"

Rose mengelengkan kepalanya, tidak habis pikir. "Jisung, kirimkan saja alamatnya pada Haechan, kasian dia."

"Noona biarkan saja, apartement noona akan jadi kapal pecah kalau ada Haechan," Renjun memberi tahu. Minghao yang mendengar itu hanya mengelengkan kepalanya, "Apa bedanya? Sekalian saja tidak sih biar lebih berantakan. Undang lagi saja satu, lagian kalau nanti Haechan ngambek akan makin panjang. Ah lagipula hyung sudah mengirim alamatnya melalui Winwin. Winwin bilang Haechan sudah menuju perjalanan kemari." Minghao tersenyum.

Pernyataan minghao disambut desahan kecewa dari dreamies, padahal kan mereka ingin mengerjai Haechan.

"Nah karena ini sudah pukul 10 malam, lebih baik sekarang kalian mandi dan langsung tidur. Aku akan mengusir kalian kalau kalian tidur lebih dari pukul 12 malam." Rose berujar dengan kejam. Sontak saja dreamies langsung menelan air liur mereka, merasa ngeri ternyata rose bisa tegas juga kepada mereka.

"Baik noona!!" Mereka berpose hormat dan mulai berpencar.

"Bukan kah kita sudah seperti orang tua mereka?"

.
.
.
.

TBC

Ini gajelas, tapi guys aku kehabisan ide buat cerita ini suerr miann✌️✌️ kayanya aku bakal lebih sering update lapak sebelah dulu hhi yok mampir yang belom mampir wkwk.

Kalian mau request next chapter mau gimana? Apa bongkar aja ya semuanya terus end? Mwehehhehehe🤣

Hidden Brother ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang