"Wah cookie buatan siapa ini?" Yuta bertanya pada orang - orang yang duduk di meja makan.
Saat akan mengambil satu cookies, tangannya refleks dipukul oleh taeyong. Yuta meringis dan menatap Taeyong dengan tajam.
"Itu milik Jisung, jangan sembarangan mencomotnya." Ujar taeyong.
Yuta menghela nafas dan kembali duduk dengan muka yang cemberut. "Hyung tidak cocok bertingkah imut sepertinitu," Jeno yang kebetulan ada di meja makan berujar santai. Hal itu membuat Taeyong dan Doyoung langsung saja tertawa.
"Ngomong - ngomong dorm ini kenapa terasa sepi ya? Bukannya dreamies sudah pulang?" Johnny ikut bergabung di meja makan dan bertanya dengan heran kepada para penghuni meja makan.
"Semuanya langsung tidur setelah memakan masakan Kun-hyung subuh tadi," Jeno memberi tahu.
"Kau sendiri kenapa tidak tidur jeno-ya?" Doyoung bertanya kepada adik kesayangannya itu.
"Hanya saja tidak mengantuk,"
Tak lama Jisung terlihat berlari menuruni tangga, Taeyong yang melihat lantas memarahi sang maknae karena takut terjadi sesuatu yang bisa membuatnya celaka. "Jangan berlari seperti itu Jisung-ah, apalagi ditangga. Kau tidak ingin terjatuh bukan?" Taeyong memberi petuah, yang dibalas cengiran Jisung.
"Hyung, apakah menerima paket cookies ku?" Jisung bertanya dengan semangat. Taeyong menujuk bingkisan berwarna merah muda itu dengan dagu, dan dengan cepat Jisung melesat dan mengambilnya. Senyumnya kian merekah melihat cookies buatan Jisoo menggunakan resep milik Jennie sudah sampai.
"Jisung, kau keberatan tidak jika bernagi dengan Hyung?" Yuta bertanya sambil mendekat pada Jisung yang terlihat baru saja memakan Cookiesnya.
"Boleh, tapi satu saja ya. Soalnya ini tidak terlalu banyak," Jisung memberikan satu cookies kepada Yuta yang diterima Yuta dengan senang hati.
"Hanya Yuta yang kau kasih? Kau tidak ingin berbagi dengan Hyung juga?" Taeyong bertanya dengan usil.
Jisung yang mendengar sejenak berfikir, dirinya sebenarnya tidak ingin berbagi, tapi jika dipikir - pikir Jisung bisa saja datang ke dorm Blackpink dan meminta dibuatkan sebanyak apapun.
"Yasudah, buat hyung saja deh, aku bisa minta dibuatkan kapan - kapan. Kalau begitu, aku ingin bermain game dulu di komputer Jeno-hyung!!" Jisung berujar dan langsung berlalu meletakan cookiesnya untuk dimakan penghuni dorm.
Haechan yang baru saja datang ke arah Meja dan sedikit mendengar perkataan Jisung langsung mendekat kearah Doyoung. "Hyung, apakah kau akan percaya jika aku bilang Jisung sedang berkencan. Dan yang membuat cookies ini adalah pacarnya?"
Doyoung yang mendengar perkataan Haechan langsung menyerit heran. "Kau sudah cuci muka kan Haechan-ah? Sepertinya kau masih bermimpi."
****
"Kau yakin mau ikut denganku?" Rose dan Minghao sekarang ini sedang berada didalam mobil, keduanya berencana kencan di sebuah tempat yang lisa rekomendasikan.
"Kau mungkin sudah sepuluh kali menanyakan itu, jawabanku tetap sama. Kau tidak mau aku ikut? Tidak mau pergi denganku?" Minghao bertanya dengan nada merajuk yang dibuat - buat.
"Bukan seperti itu, hanya saja aku tahu jadwalmu padat."
"Justru itu, anggap saja kita pergi untuk liburan diriku, lagi pula nantinya aku tidak akan melakukan apa - apa, aku hanya akan diam di hotel dan menunggu mu pulang kemudian mungkin kita bisa pergi ke museum."
Rose hanya menganguk. "Hao, bisakah kita mampir membeli minuman di supermarket?"
"Didepan sepertinya ada, biar aku saja nanti yang turun." Minghao berujar yang dibalas anggukan oleh rose.
"Tambahkan beberapa makanan," Rose menampilkan senyumnya yang dibalas putaran mata oleh minghao.
"Baik, tuan puteri."
Tak lama minghao meninggalkan mobilnya, handphone minghao berdering menandakan sebuah panggilan, rose menatapnya dengan ragu, sepertinya minghao melupakan handphonenya. Saat dilihat ID pemanggil ternyata itu adalah telepon dari Scoups, dengan beberapa pertimbangan akhirnya rose memilih mengangkatnya. Siapa tahu pentingkan.
"The 8, kapan pulang? Kami berencana ke restoran sangyeopsal malam ini, Hoshi akan mentraktir kita semua, dia merayakan karena dia lulus ujian mengemudi."
"Ahh, maaf sumbaenim. Minghao sedang membeli sesuatu sekarang, tapi aku akan menyampaikan dan memberi tahunya agar segera menyusul kalian nanti." Rose menjawab dengan sopan.
"Rose?" Scops memanggil namanya dengan ragu.
"Nee, sumbaenim?"
"Ah tidak, jangan memaksanya ikut, kalian nikmati waktu kalian saja. Aku akan bilang pada Hoshi kalau The 8 sedang ada urusan, dia pasti mengerti."
"Aniyaaa, jangan begitu sumbaenim. Tidak apa - apa, lagi pula kami sudah tidak akan kemana - mana sekarang. Kami hanya mampir ke supermarket dan minghao akan mengantarku pulang." Rose menjawab panik, walaupun sebenarnya rose beralibi, tapi rose tidak mau membuat minghao melewatkan acara dengan para member seventeen.
"Ah begitu? Kenapa kau tidak ikut saja kalau begitu?"
Rose terdiam cukup lama. "Aaa begitu, aku akan bilang terlebih dahulu kepada minghao."
"Baiklah, kami menunggu kalian."
Setelahnya telepon diputuskan. Sekitar lima menit berlalu minghao kembali ke mobil membawa dua kantong belanjaan. Entah apa saja isinya sampai sebanyak itu.
"Hao, maaf lancang tapi baru saja aku mengangkat telpon dari scoups-sumbaenim." Rose berujar begitu minghao masuk kedalam mobil.
"Ada apa? Sesuatu terjadi?" Minghao bertanya.
Rose mengeleng. "Aniya, tapi hoshi-sumbaenim akan merayakan kenerhasilan dia mendapatkan sim dengan mentraktir para member seventeen di sebuah resroran sangyeopsal.
"Aku bisa beralasan, kita bisa tetap pergi ke tempat yang lisa rekomedasikan."
Rose mengeleng, "tidak, kau harus datang. Aku akan ikut, lagi pula bukannya membermu harus tahu status kita? Bagaimanapun mereka keluargamu kan? Tidak seharusnya kita menyembunyikan status kita pada mereka."
Minghao tersenyum. "Mendekatlah, aku ingin memelukmu,"
Rose mendekat dan langsung memeluk minghao. "Terimakasih, sudah mau mengerti. Kalau begitu, mari kita bertemu memberku. Kau yakin tidak apa - apa?" Minghao bertanya sekali lagi.
Rose menganguk mantap. "Akan sangat mengecewakan jika para membermu tahu dari orang lain, apalagi dari berita."
Minghao menyerit. "Kau mau hubungan kita diungkap berita memangnya?"
Rose mencubit pinggang minghao. "Bukan begitu maksudku!"
"Aku bercanda," ujarnya sambil tertawa.
.
.
.
.
.
TBClama tidak update, aku rada lumayan sibuk guys. 70 komen untuk next chapter apa bisa? Hahahaha see u