"Ini salah jisung, maaf hyung tidak memberi tahu sedari awal." Jisung menunduk sambil memainkan jari - jarinya.
Taeyong menghela nafas kasar, melirik Jisoo disebrangnya yang dibalas Jisoo dengan gelengan, pertanda taeyong tidak boleh memarahi Jisung.
"Aku tidak mengerti, kenapa kau tidak mempercayakan rahasia ini kepada para member? Setidaknya kepadaku kau bisa memberi tahu. Tapi yasudah mau bagaimana lagi, sejak awal itu keputusanmu. Sekarang aku akan menghormatinya, jika kau ingin memberi tahu yang lain atau tidak, terserah padamu." Taeyong berujar.
Jisung menatap taeyong, "aku akan memberi tahu member tentang ini, bagaimanapun kalian juga keluargaku. Kau benar hyung, tidak seharusnya aku menyembunyikan ini karena ini bukan aib," Jisung menjawab tegas yang disambut senyuman Taeyong.
"Kau sudah dewasa Jisung-ah, Hyung bangga padamu." Taeyong mengusap rambut Jisung dengan gemas.
Jisoo yang sedari tadi diam mulai berdehem. "Sepertinya disini aku hanya menjadi nyamuk," sindirnya mulus.
Jisung dan Taeyong yang mendengar sontak meringis tak enak dan meminta maaf. Jisoo hanya menganggum setelahnya dirinya pamuit karena harus pergi ke YG untuk urusannya. Hingga sekarang hanya tersisa taeyong dan Jisung yang juga bersiap kembali ke dorm, menghadapi para membernya yang sepertinya sudah sangat penasaran dengan berita yang beredar.
"Kau siap?"
"Aku siap hyung!!"
***
"Ada kiriman coffe truk dan catering," Manager seventeen memberi tahu, saat ini para member seventeen sendiri sedang melakukan rehersal untuk konser mereka yang akan diadakan besok petang.
Setelah sang manager memberi tahu para member sontak bersorak senang. Bahkan Dino langsung berlari memeluk sang manager, "hyung, kau memang sangat mengerti kami."
Sang manager melepaskan pelukan seungkwan. "Kau harusnya bukan berterima kasih padaku. Bukan aku yang memesannya," sang manager berujar. Ucapan manager sontak saja membuat para member seventeen menyeritkan dahi mereka bingung.
"Kekasih minghao yang mengirimnya," setelah mengucapkan itu, manager mengedipkan sebelah matanya pada minghao yang sedang duduk.
"Wahhhhh, yeoksi rose memang tipe yang sangat pengertian," Hoshi berujar. Minghao yang mendengar sang kekasih mau repot - repot mengirim truk kopi dan katering sontak saja langsung teringat sesuatu. Betul, mereka belum sempat berbicara beberapa hari ini, hanya sekedar bertukar pesan karena jadwal mereka berdua yang cukup sangat sibuk.
"Sampaikan terima kasih kami pada kekasihmu hao," Scoups datang dan duduk disisinya.
"Nee, akan aku sampaikan." Minghao bangkit dan keluar, berniat mencari manager untuk meminta handphonenya, niatnya adalah untuk menelpon rose dan mengucapkan terima kasih secara langsung.
Namun, saat membuka handphonenya dirinya menyerit heran saat banyak sekali notif yang datang, dirinya mulai merasa was - was saat tahu dispatch mengeluarkan berita kencan member blackpink. Tapi dirinya kembali berfikir, jika memang dispatch berhasil menciduk mereka, harusnya perusahaan sudah memanggil dirinya dan mungkin rehersal hari ini akan ada sedikit kekacauan, tapi itu tidak terjadi. Bahkan setelah pukul 12.00 siang, keadaan disini masih sangat baik - baik saja.
Setelah berfikir cukup lama akhirnya minghao mencoba membuka artikel yang berada di notif bar handphonenya, memasang raut aneh saat membaca bahwa Jisoo dan Jisung lah yang dirumorkan. Entah harus merasa geli atau panik, minghao tanpa lama - lama mulai mencari kontak sang kekasih. Setelah memastikan sang kekasih sedang tidak sibuk, dirinya mulai menekan ikon vidio dan tak butuh waktu lama layar handphonenya kini menampilkan wajah cantik sang kekasih.
"Ah annyeong, chagi-ya." Rose menyapa diiringi tawa manis saat menyebut kata sayang. Minghao terkekeh ganteng mendengarnya. "Aku merindukanmu," ucapnya tiba - tiba.
Rose terdiam disebrang sana. "Kenapa diam?" Minghao bertanya lagi.
Disebrang sana rose hanya mengelengkan kepalanya. "Sepertinya aku banyak melewatkan sesuatu, ah ngomong - ngomong terimakasih kopi truk dan cateringnya. Kami akan menikmatinya, para member juga mengucapkan terimakasih," minghao langsung saja menyampaikan pesan yang menjadi penyebab utama dirinya menelpon sang kekasih.
Rose tersenyum, "itu hanya hal kecil, ngomong - ngomong kenapa tidak latihan?" Rose bertanya heran saat melihat minghao yang sepertinya sedang duduk dibawah pohon.
"Aku latihan kok, ini sedang istirahat sebentar." Tak lama setelah mengucapkan itu tiba - tiba saja terdengar suara teriakan dari Jeonghan yang menyuruhnya segera kembali.
"Aku harus berlatih lagi, sekali lagi terimakasih kopi dan cateringnya, aku akan mengirimkan bunga ke apartement nanti, tapi mungkin manager yang mengurusnya." Minghao berujar sebelum mengakhiri panggilannya dengan sang kekasih.
Rose mengangguk antusias disebrang sana. "Aku matikan, semangat latihan untuk konsernya!!"
Setelahnya minghao menganguk dan panggilanpun terputus.
***
Jisung mengaruk tengkuknya yang tak gatal, seribanya di dorm dirinya dan taeyong sudah disuguhi para membernya yang berjejer, ada yang di sofa dan ada yang di karpet bulu. Jisung tahu mereka semua butuh klarifikasi darinya, melihat ke arah taeyong yang menganguk, Jisung memberanikan dirinya untuk mulai berbicara.
"Aku tidak sedang berkencan dengan siapapun hyung, apalagi dengan Jisoo-noona. Hubungan kami murni seperti adik dan kakak, tidak ada hal romantis," Jisung menyelasaikan ucapannya dengan sekali tarikan nafas.
Haechan memicingkan matanya tak percaya, "aku pernah mengintip nama Jisoo-noona di handphonemu ya jisung, kau memberikan emot love. Aku juga pernah tidak sengaja mengangkat telponnya, ah jangan lupakan cookie yang sering dikirim dengan nama dalgomieee,"
"Ah pertanyaanku, kenapa kau bisa kenal dengan Jisoo? Kau tidak mungkin dikenalkan oleh doyoung juga bukan?" Yuta melontarkan pertanyaannya.
Jisung menghela nafas berat, tidak ada cara lain selain harus jujur, lagi pula dia juga sudah berdiskusi dengan taeyong dan manager terkait hal ini.
"Baiklah, aku punya satu rahasia. Tapi aku harap hyungdeul semua tidak memarahiku apalagi sampai mendiamkan ku,"
Taeyong yang mendengar jisung berucap seperti itu dan memilih jujur hanya tersenyum teduh, dia percaya pada sang adik.
Baru saja akan berbicara kembali tiba - tiba saja pintu dorm mereka terbuka, menampilkan Winwin yang sepertinya baru selesai dengan jadwal pribadinya.
"Wah, sedang berkumpul ternyata," Winwin masuk dengan senyuman cerahnya.
"Aish Winwin-hyung cepat kemari, kau datang disaat - saat yang tepat." Hendery berujar dan menyuruh Winwin cepat - cepat duduk disebelahnya, Winwin menyerit bingung tapi akhirnya ikut bergabung dengan yang lainnya dan duduk disebelah hendery.
"Ayo lanjutkan Jisung-ah, apa yang ingin kau beri tahu pada kami tadi," Doyoung berujar.
Jisung menatap semua membernya, "yang baru tahu ini sebenarnya adalah Taeyong dan Winwin-hyung, untuk Taeyong-hyung juga baru mengetahui tadi, sementara Winwin-hyung tahu ini tidak disengaja. Aku hanya ingin meluruskan agar kalian tidak memanggilku pilih kasih.
Hening sesaat, "Aku dekat dengan Jisoo-noona, tentu saja. Bukan hanya dengan Jisoo-noona. Namun aku juga dekat dengan Jennie dan Lisa-noona. Alasan aku bisa dekat dengan mereka tentu saja karena aku adalah adik dari rose-noona. Adik kandung, kalian tahu aku tiga bersaudara, kalian tahu juga pada alice-unnie. Tapi selama ini kalian tidak bisa bertemu dengan kakak kedua ku yang karena ini, karena dia adalah rose member dari blackpink.
TBC
Sorry guys, dah mulai masuk kuliah. Aku ngetik ini butuh nyuri - nyuri waktu, rencananya tamat di chapter 28-30 hhe. See u yaa!!