24

3.1K 351 32
                                    

Jisoo, Jennie, dan Lisa tidak bisa tenang. Rasanya ingin berlari di lorong rumah sakit ini, akan tetapi tentu saja itu tidak bisa mereka lakukan.

"Kenapa kamar jenazah?!!!!" Jennie berteriak histeris karena mereka bertiga malah diarahkan keruang Jenazah.

Manager hanya mengeleng pelan, "Tenang, oke?"

"BAGAIMANA KAMI BISA TENANG?!!" Kali ini Lisa yang berteriak.

"Mobilnya meledak, pengemudinya hampir tidak bisa terindentivikasi. Tapi itu mobil milik rose, bahkan polisi menemukan ini," Sang manager menyodorkan sebuah Tas YSL dan sebuah handphone yang ketiganya tahu betul itu ponsel milik Rose.

Ketiganya luruh, Jennie dan Lisa sudah menangis meraung - raung. Jisoo sebagai tertua mau tidak mau mencoba menenangkan kedua adiknya ini, dirinya tidak mungkin ikut meraung - raung walaupun dirinya ingin.

"Ini bohong bukan? Rose masih baik - baik saja tadi pagi," Jennie menggeleng ribut, merasa tidak percaya akan kenyataan ini. Tak lama tuan dan nyonya park datang dengan sama tergesa - gesanya.

"Dimana anakku?!" Nyonya park bertanya dengan super panik, melihat manager mengeleng Nyonya park langsung saja merasa dunianya runtuh dan tak lama kemudian dirinya tumbang.

"Aku ingin melihat Jenazahnya," Tuan Park mencoba tetap tegar. Tak lama Tuan Park diikuti dokter yang bertugas memasuki ruangan Jenazah. Jennie, Jisoo, dan Lisa juga ikut masuk, akan tetapi mereka kembali terjatuh melihat sebuah gelang yang tersemat di tangan kanan milik Rose, mereka jelas mengetahui siapa pemilik gelang tersebut.

"Jenazahnya hampir tidak bisa diidentifikasi, akan tetapi semua benda dan barang yang ada menunjukan bahwa semua itu milik nona Roseanne Park," Dokter menjelaskan.

"YAK PARK CHAEYONG KAU TIDAK BISA MENINGGALKAN KAMI BEGINI?!!! AYO BANGUNNNNN!! Lisa berteriak sembari mencoba mendekati Jenazah Rose, akan tetapi pergerakannya di tahan sang Manager sedangkan Jennie masih menangis histeris dipelukan Jisoo, Jisoo sendiri hanya menangis dalam diam. Memang benar tidak akan ada yang tahu hidup berjalan seperti apa kedepannya.

Disisi lain, Alice masih mengemudikan mobilnya menuju gedung SM Entertaiment. Dirinya sudah mengetahui kecelakaan yang menimpa adik pertamanya, disepanjang jalan Alice mencoba untuk tegar, dirinya tidak ingin membuat Jisung panik jika melihatnya menangis.

Sesampainya disana, Alice langsung diarahkan ke ruang tunggu, setelah menjelaskan apa kedatangannya kemari. Tak lama salah seorang staff memasuki ruang latihan NCT, mereka sendiri saat ini sedang latihan untuk sebuah acara yang diadakan salah satu stasiun TV.

"Jisung-ah, kakak mu datang menjemput, kau boleh berkemas sekarang." Manager berujar to the point. Jisung menyerit heran, begitupun yang lainnya. Ingin melontarkan pertanyaan tapi melihat raut staff yang menatapnya iba, Jisung mengurungkan niatnya dan tanpa kata mengemasi barang - barangnya lalu keluar dan menemui sang kakak.

"Alice-noona? Aku kira yang datang rose-noona,"

Setelah mengucapkan itu Jisung dibuat heran karena tiba - tiba saja alice memeluknya erat. Disisi lain, alasan alice memeluk Jisung adalah untuk mendapatkan kekuatan.

"Kita tidak punya waktu, ayo pergi sekarang." Alice menggengam tangan Jisung, yang hanya diikuti Jisung masih dengan raut bertanya - tanya. Sebenarnya ada apa disini. Keheranan Jisung bertambah berkali - kali lipat saat tahu bahwa mereka menuju ke rumah sakit.

"Siapa yang sakit noona?" Pertanyaan Jisung hanya seperti angin, tidak ada yang menjawabnya. Alice hanya menatap lurus kedepan, tak lama air matanya tumpah. Jisung yang melihat makin dibuat kebingungan, Jisung masuk kedalam ruangan dimana dia bisa melihat sang Ibu terbaring dengan infus ditangannya, tidak ada siapapun yang menjaga ibunya itu.

Hidden Brother ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang