11

2.1K 200 15
                                    

♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!!

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****


Aluna menatap jalanan ibukota dari mobil yang ia tumpangi. Ia melirik ponselnya sesekali untuk melihat waktu. Sudah hampir dua jam mobil ini berjalan tapi mereka masih tidak kunjung sampai.

"Aturan cowok yang datang ke rumah cewek, kenapa malah kita yang datang ke rumah dia? Dia kan yang mau ngelamar Luna!" Derry misuh-misuh, sebab ia pegal sedari tadi terus menyetir.

"Papih yang mau kita datang ke sana, biar Luna tau sekaya apa keluarga calon suaminya. Kakek menjodohkan kamu dengan dia bukan tanpa alasan." Ferdinand menatap Aluna yang duduk di kursi belakang dari kaca spion depan mobilnya.

"Emangnya Aluna gak matre kayak Papih." Derryan bergumam.

"Ngomong apa kamu barusan?" Ferdinand memukul kaki si bungsu dengan tongkat kayunya.

"Awh! Sakit, Pih." Derryan meringis.

"Jadi ini yang diajarin agama baru kamu? Ngelawan sama orang tua? Iya?" Tuduh Ferdinand.

"Papih kebiasaan, giliran Derry ngelakuin kebaikan, gak pernah disangkut pautin sama agama, tapi giliran Derry ngelakuin kesalahan, pasti agama dibawa-bawa. Lama-lama kayak orientalis nih Papih." Derryan mendumal kesal pada sang ayah.

Aluna sama sekali tidak menanggapi perdebatan antara Kakek dan Pamannya. Pikiran dan raga gadis itu seolah ada di tempat berbeda. Terus menatap keluar jendela dengan tatapan kosong, Aluna benar-benar berharap Koko-nya salah jalan hingga membuat mereka tidak sampai di rumah orang itu.

"Kita mau kemana, sih, Pih? Jauh banget?" Riris mulai membuka suara.

"Karawang." Jawab Ferdinand.

"Di Karawang ada tambang batu bara, Pih?" Derryan membeo, pasalnya Papihnya bilang jika temannya itu pengusaha batu bara.

"Mana Papih tahu. Papih tahunya perusahaan tambang dia di Kalimantan." Jawab Ferdinand.

"Kakek, usia orang yang mau dijodohin sama Luna berapa tahun?" Dengan suara sangat pelan, Aluna bertanya.

Aluna hanya khawatir jika ia akan dijodohkan dengan orang yang berusia jauh di atasnya. Jika keluarga orang itu sangat kaya, kenapa dia tidak punya pasangan dan sampai harus dijodohkan?

"Jangan bilang dia dijodohin sama Aluna karena gak laku?" Derryan menatap sang Papih sinis, bertanya untuk mewakili isi pikiran Aluna.

"Sembarangan. Papih pernah ketemu sama dia, usianya satu atau dua tahun di atas Aluna." Jelas Ferdinand, ia melirik cucu sematawayangnya sejenak. "Walaupun saya tidak menyukai kamu, tapi aib bagi saya jika harus menjual cucu sendiri."

Jadikan Aku Makmum, Mas!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang