20

2K 190 10
                                    

♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!!

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Jika dibilang Aluna tidak terpengaruh sama sekali oleh ucapan Agatha, itu bohong. Kendati Aluna terus berusaha untuk berprasangka baik, namun Aluna tetap manusia biasa, jelas perkataan Agatha tadi sedikit banyak mengganggu pikirannya.

"Luna, bisa tolong buatin gue kopi?"

"Hah? Apa?" Aluna terpelanjat saat Rendi tiba-tiba membuka suara.

"Lo ngelamun?" Rendi menatap penuh tanya pada Aluna yang duduk di sampingnya.

"Sedikit, Mas." Aluna tertawa canggung. "Tadi Mas Rendi bicara apa? Mas mau Luna bikinin kopi?"

"Iya."

"Okay! Sebentar, Mas!" Aluna tersenyum manis lalu berjalan dengan semangat ke arah dapur untuk membuatkan suaminya segelas kopi.

Rendi memijat pelipisnya yang terasa pening. Ia merasa sangat mengantuk saat ini, sementara pekerjaannya belum selesai. Rendi pikir, segelas kopi bisa membantunya untuk tetap terjaga.

Tidak lama, Aluna datang dengan segelas kopi dan beberapa bungkus camilan.

"Mas mau ngemil? Nih, Luna bawain." Aluna duduk di samping Rendi, menaruh nampan berisi kopi dan makanan ringan tadi di atas meja.

"Iya, makasih." Jawab Rendi dengan senyum yang tipis sebelum meneguk segelas kopi hitam itu.

"Mas kalau capek istirahat dulu aja, kerjanya lanjut nanti." Aluna memberi saran.

Aluna melihat jelas gurat kelelahan di wajah tampan suaminya. Rendi terlihat sangat lelah. Bagaimana tidak, pria itu tidur sangat larut semalam, lalu bangun pagi-pagi sekali. Setelah pulang dari kampus siang tadi, Rendi langsung berkutat dengan tugas kuliahnya. Sekarang saat menjelang sore, pria itu harus menyelesaikan pekerjaannya. Rendi benar-benar tidak memiliki waktu untuk istirahat.

"Gak papa." Rendi menolak saran Aluna secara halus, lalu kembali berkutat dengan pekerjaannya.

"Mas jangan terlalu kecapekan, nanti Mas sakit." Aluna menatap pria itu dengan wajah sendu.

"Gue gak papa, udah biasa. Lo gak perlu khawatir." Ucap Rendi berusaha menenangkan Aluna.

"Mas itu manusia biasa, bukan Superman. Kalau kecapekan terus, Mas bisa sakit." jemari halus gadis itu mengusap pelan pelipis pria di sampingnya, mengusap keringat yang keluar dari sana.

"Tapi makasih, ya, Mas. Mas udah mau kerja keras." Aluna tersenyum manis menatap pria di sampingnya.

Perkataan gadis itu membuat gerakan tangan Rendi pada keyboard laptopnya terhenti. Rendi beralih menatap Aluna dan menemukan gadis itu tengah tersenyum manis padanya.

Jadikan Aku Makmum, Mas!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang