40

1.5K 128 11
                                    

♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!!

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




*****

Blam!

Aluna terperanjat saat Rendi datang dan menutup pintu dengan sangat keras. Aluna yang tengah duduk di atas tempat tidur sontak menoleh cepat.

"Mas kenap—"

"Minum!" Kalimat Aluna terpotong saat Rendi lebih dulu melempar kantong plastik berisi obat dan sebuah paper bag ke atas pangkuannya.

Aluna terkejut luar biasa dengan perlakuan Rendi barusan. Apa yang Rendi lakukan sedikit... Kasar.

"M-makasih, Mas." Aluna tersenyum kaku, berusaha mengabaikan perlakuan Rendi terhadapnya.

Aluna meraih vitamin itu dan segera meminumnya. Aluna tidak tahu apa yang membuat sikap Rendi berubah, yang jelas Aluna tidak ingin membuat pria itu semakin marah. Aluna juga tidak ingin banyak bertanya, ia membiarkan Rendi duduk bersandar pada sofa untuk menenangkan dirinya.

Aluna meraih paper bag yang Rendi berikan, ternyata itu berisi aneka macam kue. Terlihat sangat enak, tapi sayang Aluna sudah kenyang.

"Mas, kuenya boleh Luna makan besok pagi aja, gak? Soalnya Luna udah kenyang." Aluna menatap Rendi ragu. Aluna takut Rendi merasa tersinggung karena mengira pemberiannya tidak dihargai.

"Buang aja kalau gak suka." Balas Rendi yang tengah memijat pelipisnya dengan mata terpejam.

"Suka, kok! Tapi Luna udah kenyang, besok Luna janji habisin kuenya." Jelas Aluna kembali.

"Terserah!" Rendi beranjak dari sofa dan memasuki kamar mandi dengan wajah tampak kesal.

Rendi menutup pintu kamar mandi dengan keras, membuat Aluna kembali berginjit terkejut. Aluna menunduk dalam, ia merasa bersalah.

"Mas Rendi pasti marah karena macet-macet di jalan, di luar juga gerimis. Luna salah, harusnya Luna makan ini." Aluna berucap lirih.

Aluna meraih kembali kue itu kemudian memakannya. Rasanya enak, hanya saja karena Aluna sudah merasa kenyang, kue itu jari membuatnya sedikit mual. Tapi Aluna akan tetep menghabiskannya. Aluna tidak untuk membuat Rendi semakin merasa marah dan kecewa.

Tidak lama berselang, Rendi keluar dari kamar mandi. Pria itu keluar dengan wajah, lengan, kaki, dan rambut yang tampak basah. Hoodie yang ia kenakan sebelumnya tersampir di bahu. Sementara celana jeans-nya digulung sebatas lutut.

Rendi melihat Aluna memakan kue yang tadi ia beli, dahi gadis itu tampak berkerut. Rendi tahu Aluna tidak menikmati sama sekali makanan itu. Rendi menghela berat dan berjalan menghampirinya.

Jadikan Aku Makmum, Mas!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang