"Jodoh itu harus dijemput, dikejar, bahkan diuber kalau perlu!"
***
Ini kisah tentang gadis cantik nan manis -Aluna Dara Dyah Pitaloka- yang gigih mengejar cinta sang pentolan Fakultas Senirupa dan Desain -Angkasa Rendika Widjaya- si kating galak ya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
******
"Assalamu'alaikum, semuanya! Luna baru pulang jalan-jalan!!"
Rendi tersenyum kecil saat melihat Aluna berseru senang ketika memasuki apartemen mereka. Rendi melepas kuncung hoodienya lebih dulu sebelum menutup pintu.
"Jangan langsung duduk, ganti baju dulu sana, nanti lo masuk angin." Titah Rendi pada Aluna.
Di luar sedang gerimis. Walau tidak deras, tapi membuat baju keduanya cukup basah.
"Aaa, tapi Luna mau makan bakso bakar sekarang. Mana bakso bakar punya Luna?" Aluna malah mengulurkan tangan setelah ia duduk di sofa.
"Gak ada, ganti baju dulu." Tegas Rendi, kemudian masuk ke dalam kamar.
Aluna menghela berat, mau tidak mau Aluna mengikuti perintah Rendi. Gadis itu berjalan gontai menuju kamar untuk berganti pakaian.
"Baju tidurnya yang warna kuning! Yang ada gambar moominnya!" Seru Aluna begitu Rendi membuka lemari hendak mengambil baju.
"Gue gak suka, kayak anak kecil." Pria itu menolak.
"Tapi Luna mau, Mas. Pakai baju yang itu, ya?" Aluna memeluk lengan Rendi, mulai merajuk.
"Ck!" Rendi berdecak. Dengan wajah terpaksa, Rendi mengambil baju yang Aluna maksud. "Cuma malam ini aja." Ucap Rendi tegas, kemudian pergi ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.
Aluna tersenyum senang melihat hal itu.
"Daddy tuh orangnya emang kayak gitu, sering marah-marah. Tapi Daddy sayang sama Mommy, kok, cuma orangnya gengsian. Dede jangan salah paham." Bisik Aluna sambil mengusap perutnya, seolah takut bayi yang ada di dalam kandungannya salah paham dengan sikap ayahnya sendiri.
Aluna mengambil baju tidur yang ia ingin kenakan, lalu mengganti pakaiannya. Sekitar lima menit berselang, Rendi keluar dari kamar mandi. Tepat di saat Aluna mengancingkan kancing terakhir dari baju tidur yang dipakainya.
"Mas, rambut Luna dikepang atau digerai?" Aluna bertanya sambil berjalan menghampiri Rendi.
"Terserah." Jawab Rendi terkesan acuh membuat Aluna mendengus sebal.
