38

1.3K 133 15
                                    

♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!!

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








********

Saat kembali menjenguk adiknya—Danish—di rumah sakit hari ini, Agatha tidak sengaja berpapasan dengan Arjuna. Pria itu berjalan dari ujung rumah sakit. Arjuna juga tampak menyadari kehadiran Agatha. Terbukti, pria itu sudah mengusung senyum tipisnya kendati jarak di antara mereka masih terbilang jauh.

Hal tersebut membuat jantung Agatha bergedup kencang, kedua sisi wajahnya tiba-tiba memanas. Terlebih, kini jarak antara keduanya hanya dua langkah, mereka sudah berdiri berhadapan.

"Jengukin Danish lagi?" Arjuna menyapa Agatha dengan sebuah kalimat tanya.

"I-iya, Kak." Agatha mengangguk ragu. Entah kenapa tiba-tiba Agatha menjadi merasa gugup.

Arjuna memang menarik perhatian Agatha sejak pertama kali pria itu masuk kampus. Namun, kebencian Agatha pada Rendi membuatnya buta dan menekan simpatinya pada pria itu. Dan kini, ketertarikan Agatha pada Arjuna kembali muncul.

"Kak Juna sendiri ngapain di sini? Kakak jenguk seseorang juga?" Agatha balik bertanya.

Di pertemuan mereka tempo hari, Agatha lupa bertanya tentang apa yang Arjuna lakukan di tempat ini. Tidak mungkin hanya sekedar numpang lewat, bukan? Terlebih, rumah sakit jiwa bukan tempat yang umum dikunjungi oleh semua orang.

"Iya, gue—"

"Arjuna!!!"

Suara seorang wanita yang memanggil Arjuna dari ujung lorong rumah sakit membuat Agatha menoleh. Agatha melihat perempuan berambut sebahu berlari menghampiri Arjuna dengan terlihat antusias. Pun, Arjuna demikian. Pria itu tampak tersenyum manis menyambut kedatangan gadis itu.

"Juna! Juna! Juna!" Gadis dengan pakaian rumah sakit itu melompat kegirangan di hadapan Arjuna. "Juna di sini! Juna gak bohong mau jengukin Yola!"

"Mana mungkin aku lupa, kan udah janji." Jawab Arjuna tatapan teduh dan senyum lembutnya.

Gadis bernama Yola itu tersenyum manis.

"Coklat buat Yola mana? Juna bilang Juna mau bawa coklat kalau jenguk Yola lagi." Gadis berwajah pucat itu menatap Arjuna penuh harap.

Agatha melihat Arjuna merogoh saku hoodienya. Pria itu mengeluarkan tiga buah coklat dari sana.

"Hm, coklat putih, kan?" Ujar Arjuna seraya memberikan semua coklat itu kepada Yola.

"Tiga? Wah, banyak! Makasih, Juna!" Yola menerima ketiga coklat itu dengan sangat gembira.

"Sama-sama, itu hadiah dari aku karena kamu jadi anak baik minggu ini. Dokter Ami bilang kamu gak ada luka baru." Ujar Arjuna.

Jadikan Aku Makmum, Mas!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang