08

1.6K 177 15
                                    

♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!!

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


****

"Agatha gak ke kampus, Jayden gak ada kelas, hah... Luna sendirian." Aluna bermonolog.

"Tapi gak papa, deh! Itung-itung me time!" Aluna tersenyum sendiri, lalu kembali menyusuri sisi danau besar itu sembari senandung kecil.

Danau ini menjadi satu-satunya hal selain Rendi yang Aluna suka dari kampus ini. Sejujurnya, Aluna tidak terlalu senang berkuliah di sini.

Aluna kesepian, dia tidak memiliki teman selain Jayden dan Agatha. Aluna juga tidak tahu kenapa orang-orang di sini seakan memusuhinya, padahal Aluna merasa sudah berusaha berbuat baik pada mereka. Aluna selalu ramah kepada semua orang dan tidak pernah membeda-bedakan teman.

"Itu Mas Rendi bukan, sih?" Mata Aluna menyipit begitu melihat seseorang yang tak asing baginya.

Aluna berjalan ke arah pria yang tengah bersandar pada salah satu pohon besar di pinggir danau itu. Ternyata benar, itu memang Rendi.

Aluna bersembunyi dibalik pohon yang jaraknya tidak jauh dari tempat Rendi bersandar. Aluna bisa melihat pria itu dengan jelas dari sini.

Wajah pria itu terlihat sangat tenang dan damai, jauh dari kesan tegas dan tempramental yang biasa pria itu tunjukkan. Rendi bahkan beberapa kali menarik sudut bibirnya saat hembusan angin menerpa wajah rupawannya, hal itu membuat jantung Aluna berdegup kencang. Ini adalah kali pertama Aluna melihat Rendi tersenyum.

"Apa Luna bisa lihat senyum itu setiap hari, nantinya?" Sudut hati kecil Aluna berbisik.

Rendi sangat tampan ketika tersenyum. Aluna baru menyadari bahwa sebenarnya Rendi memiliki raut wajah yang lembut dan bersinar, seperti tokoh pangeran yang Aluna baca di komik-komik klasik.

Aluna melihat tangan pria itu meliukkan pena di atas buku gambar yang ada di pangkuannya, nampaknya Rendi sedang menggambar.

"Mas Rendi ternyata bisa setenang ini, Luna pikir kerjaannya marah-marah terus." Aluna kembali bergumam dengan tawa kecilnya.

"Ck!"

Aluna mendengar Rendi berdecak kesal. Dari kejauhan sini, Aluna melihat Rendi mengangkat ponselnya, tampaknya pria itu kesal karena ponselnya tiba-tiba berdering.

Aluna tidak tahu siapa yang menelepon Rendi dan apa yang mereka bicarakan. Namun, Rendi nampak tidak senang mendengar apa yang dikatakan sang penelepon di seberang sana.

"GUE GAK PEDULI!"

Aluna terpelanjat saat Rendi membentak orang yang meneleponnya. Rendi terlihat sangat menakutkan, Aluna tidak pernah melihat Rendi semarah itu sebelumnya.

Jadikan Aku Makmum, Mas!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang