18

1.7K 190 19
                                    

♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!!

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*****

"Ren."

"Apa?" Rendi yang tengah membereskan laptop miliknya tanpa menatap sang lawan bicara.

"Lo serius nikah sama Aluna?"

Pertanyaan gadis tak asing itu membuat genggaman Rendi pada ranselnya mengerat.

"Apa urusan Lo?" Rendi menatap gadis itu dingin.

Gadis dengan blouse hijau tua itu berdecak, ia mengibas rambut pirangnya dengan angkuh.

"Aluna kan-ck! Apa lo gak sadar? Dari awal, dia ngejar-ngejar lo kayak cewek gak bener. Terus tiba-tiba lo nikahin? Ren, c'mon, tipe lo gak serendah itu, kan?" Aurora menatap Rendi kesal, seolah semua perkataannya sudah paling objektif.

Sementara dalam keterdiamannya, tangan Rendi terkepal. Jika saja yang berbicara padanya bukan seorang perempuan, tentu kepalan tangan itu sudah melayang sejak awal gadis itu berbicara.

"Dia eye catching." Rendi tersenyum miring.

"Eye catching apa maksud lo? Cewek kayak Aluna itu banyak. Lo nolak adik gue cuma buat cewek kayak gitu, gue tersinggung, Ren!" Jerit Aurora, merasa kesal karena Rendi telah menolak adiknya.

"Jangankan di mata gue, bahkan di mata semua orang, Aluna itu menarik. Buktinya dari sekian banyak cewek yang deketin gue, cuma Aluna yang kalian bilang murahan, kan?" Rendi menatap gadis di depannya dengan sorot mata yang tajam.

"Aurora, jangan lupa seberapa kotor cara lo deketin Arjuna dulu. Tapi sayangnya, Arjuna gak pernah tertarik sama lo." Balas Rendi begitu menohok.

Kedua telinga Aurora merah padam, menandakan betapa malunya ia saat ingatannya terlempar pada peristiwa satu tahun lalu dimana Arjuna menolaknya mentah-mentah. Peristiwa memalukan yang menjadi titik hitam dalam catatan hidup Aurora yang tidak akan pernah ia lupakan.

"Oh, jadi gini orang yang katanya ngerti agama? Masih suka ngerendahin perempuan juga?" Aurora balik menatap Rendi dengan tatapan meremehkan.

"Pikir pake otak, gue yang ngerendahin lo atau lo yang ngerendahin diri sendiri?" Balas Rendi sinis.

Aurora langsung mati kutu, ia tidak bisa membalikkan perkataan Rendi dan hanya terdiam seribu bahasa. Melihat itu, Rendi tersenyum miring.

"Jauhin tangan dan mulut lo dari Aluna. Dia tanggung jawab gue sekarang. Berani bikin masalah sama dia, lo tau dengan siapa berhadapan, Aurora." Rendi mendekat satu langkah, membuat gadis itu sontak memundurkan langkahnya waspada.

Jadikan Aku Makmum, Mas!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang