bab 1

791 71 0
                                    

"Akhirnya kesampean juga jalan-jalan sendiri." Ganira tersenyum tipis sambil menyapu pemandangan taman kota yang segar. banyak pepohonan dan rumput hijau mendominasi. Menenangkan pikiran dan mengurangi stress.

Langkah demi langkah benar-benar Ganira nikmati, berhubung pagi ini kawasan taman masih cukup sepi.

Hingga akhirnya perempuan itu pun memutuskan untuk duduk terlebih dahulu di bangku kosong bawah pohon. Meregangkan otot-ototnya lalu meraih ponselnya di tas.

"Oke, yang ini udah." Ganira menceklis wishlist yang dia buat. Hanya wish-wish sederhana yang sekiranya bisa dia rasakan nantinya. Contohnya seperti jalan-jalan sendiri.

Di pun menekan ikon kamera lalu memfoto area taman, setelah itu dia kirim ke grub chat Ountyveen yang berisikan teman-temannya.

Ganira menoleh sekilas saat tiba-tiba ada lelaki berhoodie hitam duduk di sampingnya. Gerak-geriknya tidak membuat Ganira curiga, sesaat dia hanya membiarkan saja sambil bermain ponsel untuk membalas chat teman-temannya. Beberapa menit kemudian Ganira mulai bosan, dengan ekor mata ia pun melirik lelaki yang masih tetap pada posisinya. Guratan bingung Ganira tampilkan, ini cowok ketiduran apa gimana sih? apa patung? batin Ganira bertanya-tanya.

Hingga lelaki itu menoleh, dan langsung menarik rahang Ganira mendekat. Membuat perempuan itu terkejut tak kala merasakan benda kenyal menyentuh bibirnya.

Ganira membeku beberapa detik, hingga dia pun sadar ketika sang laki-laki mulai mengulum bibirnya. Dengan kekuatan ekstra Ganira mendorong lelaki mesum itu menjauh, dan langsung saja dia memberikan hadiah satu tamparan keras yang terdengar nyaring. Mungkin orang yang mendengarnya pasti bisa merasakan betapa ngilunya itu.

"Anjing lo ya!" Teriak Ganira sebelum pergi berlalu. Dengan langkah lebar dia mengusap-usap bibirnya dengan kasar, "Ahhhh! cowok mesum! bisa-bisanya dia nyium gue!"

*****

Sudah dua bulan berlalu, namun Ganira tidak bisa melupakan kejadian di taman kota. Ingatannya selalu berputar tentang bagaimana benda hangat inti menyentuh bibirnya. Hingga rasanya Ganira seperti orang gila, karena terus mendesis geram bila mengingatnya.

Tapi dirinya belum bilang ke siapa-siapa, mau orang tua atau pun teman-teman. Ganira tetap menyimpan rahasia itu sendiri walaupun sejujurnya sangatlah membebani.

Ganira menghela nafas, sepulang dari sekolah dia harus pergi ke rumah sakit untuk merawat sang ayah yang mengalami sakit jantung. Sekaligus menggantikan ibunya, agar dia bisa beristirahat.

Setiap hari terus begitu, hingga beberapa hari kemudian kondisi ayahnya semakin menurun dan ternyata sang ayah tidak berumur panjang. Tepat di bulan kelahirannya, ayah Ganira meninggal dunia.

Kondisi ini membuat ibunya menjadi down. Ibunya jadi sakit-sakitan, dan mulai sering muntah darah. Rasa sakit ibunya masih berlanjut hingga beberapa bulan setelahnya, sang ibu menyusul ayah Ganira.

Membuat Ganira di nyatakan yatim piatu.

Sempat terpuruk, karena Ganira harus menjalani hidupnya sendiri. Tidak punya kakak ataupun adik, dirinya anak tunggal yang di tinggal mati oleh kedua orangtuanya. Membuat hidupnya seperti hancur saat itu juga.

Apalagi bila memikirkan tanggungan biaya hidup maupun sisa hutang orang tuanya yang ada beberapa yang belum terbayar.

Namun Ganira bertekad untuk tetep menjalani semuanya. Dia ingat pesan kedua orangtuanya untuk menjadi orang yang sukses dan berhasil mau ada atau tidak ada orang tua di sisinya. Selagi bisa berusaha, Ganira akan memperjuangkannya dan mengenyampingkan rasa sedih ketika kehilangan.

Hingga Faris muncul, mengatakan untuk tinggal bersama dan akan membiayainya. Awalnya Ganira tidak percaya itu, dan hanya menganggap ucapan laki-laki itu membual, namun seperti yang Faris katakan dia tidak berbohong ataupun mengada-ada.

Tepat di waktu yang bersamaan, Faris membayar semua hutang kedua orangtuanya dan melunasi biaya sekolah Ganira sampai lulus.

Ganira sampai terheran-heran, dia menatap horor Faris yang masih seperti remaja SMA yang nyatanya sudah berumur 20 tahun.

"Lo kerja apaansih? kok bisa punya uang sebanyak itu?"

Faris menyunggingkan senyum di bibirnya, "Lo mau tau jawabannya?."

"Iyalah."

"Ada syaratnya."

Ganira menatap curiga, perasaannya sudah tidak enak. "Apa?"

"Cium gue dulu."

________

________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jake aka Faris ganteng banget ga sih (っ˘̩╭╮˘̩)っ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jake aka Faris ganteng banget ga sih
(っ˘̩╭╮˘̩)っ

Thanks ExpressionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang