bab 20

744 54 3
                                    

Siang hari di hari libur, setelah kembali ke rumah Ganira. Keduanya langsung di sibukan menata buku-buku di meja ruang tamu, sesuai janji Faris yang akan mengajarinya untuk ujian besok senin.

"Besok jadwalnya kimia, sama apa lagi?" Tanya Faris sambil mengecek buku catatan dan tugas Ganira.

"Seni budaya, sama PPKn."

"Kimia udah di kasih kisi-kisinya?"

Mengangguk sekilas, "Asam basa, larutan penyangga, Terus...."

Lalu Ganira pun mulai fokus mendengar dan melihat saat Faris mulai menjelaskan dengan lugas, Seperti materi sudah di luar kepala. Bahkan saat Faris memberikan contoh soal, Ganira yang awalnya pesimis tak bisa menjawab ternyata bisa mengisinya dengan cepat.

Sebab saat Faris mengajarinya nyatanya lebih mudah di pahami dari pada guru di sekolah.

total sekitar 25 soal sudah Ganira jawab, bila ada yang kurang paham dengan sabar Faris menjelaskan lagi.

Hingga sesi belajar pun berhenti saat perut Ganira tiba-tiba berbunyi, "Makan dulu, belajarnya di lanjut nanti." Kata Faris mencubit hidung Ganira, "Harusnya bilang kalo laper."

Si gadis hanya bisa nyengir, "Soalnya belajarnya asik, aku gak sadar kalo laper."

Mendengar itu Faris geleng-geleng, "Udah aku pesenin, bentar lagi delivnya dateng."

Sesuai yang di katakan, akhirnya makanan yang di pesan sudah tersaji di meja makan. Ganira yang kelaparan terlihat lahap saat memakan olahan ayam kesukaannya itu.

Oke, Faris sepertinya belum bilang kalau pacarnya ini begitu menggemaskan.

Mungkin kalau Ganira di sandingkan dengan kucing terimut di dunia, Faris tak bisa membedakannya.

Ganira hampir tersedak karena saat melirik Faris ternyata lelaki itu juga menatapnya sedari tadi. Masalahnya tatapan itu sangat- sangatlah... Dalam? dan Ganira tak bisa mengartikan sorotannya.

"Kenapa?"

"Hmm, enggak. Cuma kepikiran, kenapa tiba-tiba jadi aku-kamu padahal sebelumnya gue-elo."

"Sumpah Ris, kamu random juga ternyata." Ganira terkekeh, "Kamu lupa siapa yang tadi malem gak bolehin gue-elo kalo keceplosan bakal di cium."

"Itu berlaku juga gak ke aku?" Tanya Faris.

Mendengus tentu saja jawabannya, "Itu mah ke enakan kamunya."

"Kan emang enak?"

Respon Ganira langsung melotot, "Ini kalo inget kamu yang ngajarin aku tadi, kamu udah di lebelin guru bejat kali."

Malah Faris cuma ketawa kesenangan, "Gak masalah yang penting yang aku bejatin pacar sendiri."

"Gak habis pikiri aku tuh!"

****

"Biar gue tebak pasti yang nganterin lo tadi kakaknya Raden kan?"

Baru saja Ganira memasuki gerbang sekolah suara Sila cukup mengagetinya.

Buru-buru Ganira menarik lengan Sila mendekat, lalu berbisik. "Iya. Tapi jangan bilang yang lain dulu ya. Please!"

"Iya santuy kali. Gue tuh seneng banget akhirnya lo punya pacar juga. Kapan nih double date." Katanya sambil menarik turunkan kedua alisnya.

"Ah iya gue bahkan gak pernah ngebayangin bakal double date La, saking mikir gak ada yang suka sama gue."

"Lo tuh banyak yang suka kali, tapi Lo gak sadar dan gue gak bisa bohong kalo cowok lo ganteng banget serius!"

Thanks ExpressionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang